Paus Diharap Memberi Solusi

Jum'at, 16 Januari 2015 - 10:09 WIB
Paus Diharap Memberi Solusi
Paus Diharap Memberi Solusi
A A A
MANILA - Paus Fransiskus memberikan perhatian lebih terhadap tingginya angka pekerja migran di Filipina dalam lima hari kunjungan ke negara tersebut yang diawali kemarin.

Masalah sosial yang disebabkan besarnya pekerja migran menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Masalah sosial yang ditimbulkan dari tingginya pekerja migran asal Filipina, di antaranya adalah terciptanya jarak (pengasingan) orang tua dengan anakanaknya dan hancurnya kehidupan keluarga.

Perselingkuhan dan status pernikahan yang tak jelas juga meningkat dalam kurun setahun belakangan meski tidak ada data resmi terkait perceraian di Filipina. “Dari pengalaman, masalah utama dari pasangan adalah kasus perselingkuhan,” kata Bapa Resty Ogsimer, sekretaris eksekutif Gereja Katolik Urusan Kesejahteraan Kelompok Migran, ECMI. Setelah kasus yang berkaitan dengan keluarga, masalah lain yang juga terjadi adalah perdagangan manusia dan prostitusi.

Ogsimer mengungkap, warga Filipina rentan menjadi korban perdagangan. Biasanya, para korban perdagangan adalah mereka yang pergi dengan menggunakan agen tak resmi melalui Provinsi Zamboanga, di barat daya Filipina, menuju Malaysia dan negara lain. Kasus yang menimpa ibu dua anak berusia 29 tahun pada 2012 adalah salah satu buktinya.

Setelah direkrut sebuah agen dengan janji bekerja di kelompok teater di Singapura, perempuan itu, yang identitasnya diminta tak disebutkan, malah dijual sebagai pekerja seks komersial di wilayah Johor Bahru, Malaysia. Nahasnya, saat kembali ke Filipina dengan cara melarikan diri, dia malah berpisah dengan suaminya.

Menurut Ogsimer, ECMI sebenarnya memahami masalah yang terjadi dan diminta membentuk kementerian untuk membantu keluarga migran dalam komunitas Katolik yang ada di Filipina. Hal tersebut juga dipertegas oleh Kardinal Luis Antonio Tagle yang menyerukan supaya gereja membantu anak dan janda yang mengalami masalah karena kasus pekerja imigran.

Paus Fransiskus yang akan bertemu warga Filipina hari ini, termasuk di dalamnya keluarga pekerja migran, diharapkan mampu memberikan pencerahan atas masalah sosial yang kini sedang membelit negeri Katolik terbesar di Asia tersebut. Momen ini bisa menjadi saat tepat bagi Paus Fransiskus menjalankan misi kepausannya. “Kami memahami keuntungan ekonomi yang diberikan (dari pekerja migran),” terang George Campos, Ketua Couples for Christ, gerakan terbesar Katolik di Filipina.

“Tetapi, itu tak sebanding dengan masalah keluarga yang terjadi serta hubungan antara anak dan orang tua yang memprihatinkan.” Filipina memang dikenal sebagai salah satu penyedia tenaga kerja utama dunia, dengan sekitar 10-12 juta warganya tinggal dan bekerja di luar negeri. Dalam kurun tiga tahun, 2010-2013, hampir 5.000 warga Filipina meninggalkan negerinya.

Dengan rata-rata satu keluarga Filipina memiliki lima anggota, maka hampir separuh populasi warga Filipina bergantung dengan kerabatnya yang bekerja di luar negeri. Besarnya jumlah pekerja migrandari Filipina sudah barang tentu menyumbang remiten dalam jumlah tinggi untuk negara. Jumlah remiten dilaporkan mencapai 9% dari GDP Filipina.

Sugeng wahyudi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3889 seconds (0.1#10.140)