Dishub dan Polda Rekayasa Lalu Lintas

Kamis, 15 Januari 2015 - 10:18 WIB
Dishub dan Polda Rekayasa Lalu Lintas
Dishub dan Polda Rekayasa Lalu Lintas
A A A
JAKARTA - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya menutup persimpangan Jalan KH Hasyim Asyari dan Jalan Biak, Jakarta Pusat.

Rekayasa lalu lintas ini sebagai salah satu cara mengurai kepadatan di wilayah tersebut. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, kebijakan penutupan tersebut mulai berlaku kemarin dari pukul 06.00- 18.00 WIB. ”Kita terjunkan 10 personel dari Polres Jakarta Pusat. Mereka mengarahkan kendaraan untuk lurus,” katanya kemarin.

Kebijakan tersebut akan diuji coba selama sebulan. Setelah itu dievaluasi apakah dilanjutkan atau tidak. ”Jika dampaknya tidak maksimal mengurai macet ya akan dipertimbangkan lagi dengan solusi lain,” paparnya. Agar uji coba berjalan lancar, pengendara diimbau menggunakan sejumlah jalur alternatif, antara lain kendaraan dari arah Grogol tujuan Jalan Biak dan Jalan Musi diarahkan lurus, kemudian belok kiri ke Jalan Cideng Barat.

Selanjutnya putar balik ke arah Jalan Cideng Timur dan kembali berputar ke Jalan Cideng Barat, lalu belok kiri ke Jalan KH Hasyim Asyari dan belok kiri ke Jalan Biak. Kendaraan dari arah Jalan Biak dan Jalan Musi tujuan Jalan Cideng Barat maupun Jalan Imam Mahbub atau yang menuju Harmoni/Gajah Mada diarahkan ke Jalan Hasyim Asyari dan belok ke Jalan Imam Mahbub atau lurus ke Simpang Cideng dan seterusnya.

Kepala Dishub DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, rekayasa ini berdasarkan banyaknya keluhan dari masyarakat terkait kepadatan arus lalu lintas di persimpangan tersebut. ”Kalau memang tidak efektif bisa dibatalkan,” katanya. Kepada pengguna jalan, Benjamin mengimbau agar dapat menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan, mematuhi rambu lalu lintas, petunjuk petugas di lapangan, dan tetap mengutamakan keselamatan di jalan.

”Rekayasa ini berlaku sejak pukul 06.00- 18.00 WIB,” ungkapnya. Hasil pantauan di lokasi, penutupan ini menuai banyak reaksi negatif dari pengendara. Hal ini karena tidak ada sosialisasi sebelumnya terkait rekayasa tersebut. Petrus, salah seorang pengendara, keberatan dengan rekayasa ini. Selain tanpa sosialisasi juga tidak ada rambu lalu lintas di lokasi. Dia berpendapat, rekayasa lalu lintas tidak bisa dicoba-coba.

”Setiap hari kerja saya lewat sini, tidak ada informasi tentang rencana pengalihan arus lalu lintas,” keluhnya. Karyawan swasta tersebut menjelaskan, tidak adanya rambu petunjuk pengalihan lalu lintas menambah bingung dan repot para pengendara yang melintas. ”Belum lagi putarannya jauh ada di kolong flyover Roxy, malah bikin repot dan mindahin kemacetan saja,” sesalnya.

Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub DKI Jakarta Massdes Arouffy mengatakan, kemacetan di kawasan tersebut disebabkan dua jalur harus dibagi untuk kendaraan yang hendak menuju ke arah Jalan Biak di sebelah kanan dan ke Harmoni di sebelah kiri.

Sering kali pengendara yang tidak sabar mengambil lajur sebelah kiri, padahal ingin ke kanan, ke Jalan Biak. ”Rekayasa lalu lintas diberlakukan untuk mengurai kemacetan yang disebabkan di simpang Biak. Beberapa bulan belakangan dampak dari pengguna kendaraan yang ingin ke Jalan Biak cukup menghambat antrean di belakang hingga flyover Roxy dan terminal Grogol,” ujarnya.

Untuk mengatur arus lalu lintas sekaligus sosialisasi kepada pengguna jalan, dikerahkan 20 personel gabungan. ”Kami kerahkan 10 personel,” katanya.

Helmi syarif/ Bima setiyadi/ Ridwansyah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6492 seconds (0.1#10.140)