Sikap DPW PAN Terbelah

Sabtu, 10 Januari 2015 - 14:01 WIB
Sikap DPW PAN Terbelah
Sikap DPW PAN Terbelah
A A A
JAKARTA - Sikap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) terbelah menjelang kongres. Setelah sejumlah DPW mendeklarasikan dukungan kepada Hatta Rajasa, giliran DPW lain menyatakan akan tunduk pada perintah pendiri PAN Amien Rais.

Bahkan, dukungan DPW untuk Hatta di Jakarta pada Kamis (8/1) menimbulkan kritikan. Hal tersebut dinilai rentan menimbulkan kisruh dan bisa memecah-belah PAN. Anggota tim sukses Zulkifli Hasan, Viva Yoga Mauladi, mengingatkan sesama pendukung untuk tidak menggunakan politik saling klaim. Menurutnya, model dukungan seperti itu tidak mencerminkan semangat persaudaraan di PAN.

Kompetisi di PAN, kata dia, tidak seheboh di partai lain karena hubungan calon ketua umum dilandaskan pada rasa persaudaraan. Bahkan, Hatta dan Zulkifli selalu menjaga etika kesopanan. “PAN tidak pernah mengajarkan seperti itu. Kita harus tahu adat, etika, dan moral,” jelas Yoga kemarin. Ketua DPP PAN yang juga tim sukses Zulkifli, Totok Daryanto, mengatakan, jika Hatta didukung oleh 24 DPW, Zulkifli juga bisa mengklaim didukung 33 DPW.

Menurutnya, meskipun ada deklarasi terhadap Hatta, belum tentu DPW benar-benar akan melakukan itu. Totok menjelaskan, semua kader PAN pada akhirnya akan mendengar apa yang menjadi nasihat Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Amien Rais. Menurutnya, Amien sudah menegaskan bahwa posisi ketua umum sebaiknya dijabat satu kali saja sehingga Hatta sebagai petahana sebaiknya tidak maju lagi sebagai calon ketua umum.

“Biar semua kader punya kesempatan memimpin partai dan mengukir prestasi,” ujarnya. Ketua DPW PAN Sulawesi Tengah (Sulteng) Luthfi Lembah mengatakan dia tidak menjadi bagian dari deklarasi dukungan untuk Hatta, tapi diklaim ikut mendukung. “Kami tidak ada yang hadir, tapi kok diklaim?” katanya di Jakarta kemarin. Lutfi menegaskan sikap DPW Sulteng sesuai Kongres IV di Bali adalah akan mengikuti saran dan nasihat Amien Rais.

“Sulteng solid dukung pilihan Pak Amien untuk menentukan calonnya,” ujar Luthfi. Ketua DPW PAN Sumatera Utara Syah Affandin mengatakan, manuver kubu tim sukses Hatta Rajasa yang main klaim adalah preseden buruk menjelang kongres. “Saya sebagai ketua DPW Sumatera Utara juga tidak pernah memberikan dukungan seperti itu,” ujarnya.

Sebelumnya, 24 DPW PAN mendeklarasikan diri mendukung Hatta Rajasa untuk kembali menjadi ketua umum periode kedua. Ketua DPW PAN Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam yang ikut deklarasi mengatakan, dukungan kepada Hatta bertujuan membesarkan partai dalam berbagai dimensi, khususnya menambah dukungan konstituen dari ke pemilu ke pemilu. Menurutnya, untuk membesarkan PAN, ketua umum tidak cukup hanya satu periode.

“Saya kira Hatta adalah solusi dan jawaban untuk membesarkan partai. Keinginan untuk mendapatkan dua digit dalam pemilu yang akan datang bisa tercapai,” ujarnya. Ketua DPW PAN NTT Eurico Guterres menilai Hatta merupakan kader terbaik PAN dalam kancah perpolitikan nasional saat ini.

Terbukti Hatta berhasil meningkatkan perolehan suara partai pada Pemilu Legislatif 2014 dan meningkatkan jumlah perolehan kursi partai, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten kota. “Kebiasaan (larangan menjabat dua periode) itu tidak pernah tercantum dalam AD/ART. Kalau kebiasaan yang ingin disepakati, maka itu dimasukkan dulu ke AD/ART,” ujarnya.

Pengaruh Amien Rais Masih Kuat

Dinamika internal PAN akan ditentukan oleh sikap Hatta Rajasa. Jika Hatta merespons dukungan DPW untuk kembali maju sebagai calon ketua umum, persaingan di kongres bakal berlangsung ketat. Hatta akan berhadapan dengan Zulkifli Hasan yang mendapatkan dukungan dari pendiri PAN Amien Rais.

Dengan Hatta maju sebagai calon ketua umum untuk kedua kalinya, peluang kongres berakhir secara aklamasi seperti yang diinginkan Amien juga sangat kecil. “Dinamika ditentukan seberapa besar keinginan Hatta berseberangan dengan Amien. Kalau Hatta berani head to head, ini menarik,” ujar Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto di Jakarta kemarin.

Heri menjelaskan, dalam sejarah politik PAN, tokoh-tokoh yang didukung Amien kenyataannya menang di kongres. Tapi, situasi kongres pada Maret mendatang bisa jadi berbeda. Kendati demikian, Heri melihat ada peluang dinamika PAN menjelang kongres ini hanya berlangsung sesaat. Meskipun calon mulai unjuk kekuatan dan menimbulkan polarisasi, peluang PAN untuk terpecah seperti halnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar relatif kecil.

Heri mengatakan, PAN biasanya akan menyelesaikan masalahnya di menit-menit akhir. Pengalaman pada kongres sebelumnya akan ada kesepakatan bersama yang dicapai menjelang pemilihan ketua umum. “Situasi di PAN tidak seperti di Golkar karena ada sosok Amien yang masih memiliki pengaruh kuat,” ujarnya.

Kiswondari/Rahmat sahid
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3068 seconds (0.1#10.140)