Ditangkap karena Melawan Pemerintah
A
A
A
DHAKA - Pemerintah Bangladesh menangkap Sekretaris Jenderal Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) Mirza Fakhrul Islam Alamgir. Wakil partai oposisi ini ditahan atas tuduhan pembakaran, pemboman, dan vandalisme (perusakan data).
Alamgir ditangkap saat mencobameninggalkanNational Press Club di Dhaka setelah dipaksa menginap sejak Senin malam oleh para pendukung pro-pemerintah. Sebelum penangkapannya, Alamgir menyerukan agar partai oposisi melakukan blokade terhadap transportasi nasional. Alamgir menyebut, pemerintah Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina seperti “penjara besar”.
Politisi berusia 66 tahun ini juga memperingatkan presiden partai BNP Khaled Zia untuk berhatihati. Sebelumnya Pemerintah Bangladesh memang sudah mengonfirmasi bahwa Zia akan menghadapi tuduhan pembunuhan dan serangan pembakaran yang dilakukan oleh pendukung BNP hingga mengakibatkan jatuhnya tiga korban yang kini masih berjuang untuk hidup.
Mirza Fakhrul Islam Alamgir lahir pada 1 Agustus 1948. Selain memegang jabatan sekjen BNP, dia adalah anggota parlemen untuk Thakurgaon-1 dari tahun 2001 hingga 2006. Ketika itu dia mendapat jabatan sebagai menteri negara yang bertanggung jawab atas departemen pertanian dan kemudian menjabat di kementerian penerbangan sipil dan pariwisata.
Sosok yang pernah menjadi guru ekonomi di Dhaka College tersebut mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama BNP pada 1990-an. Saat itu dia sudah mulai bergabung dalam gerakan pemberontak untuk menggulingkan rezim militer Jenderal Hussain Muhammad Ershad.
Dari sinilah kemudian sosoknya mulai dikenal pada panggung perpolitikan. Alumnus University of Dhaka ini pernah mengikuti pemilihan parlemen pada 1991 namun gagal. Baru pada 2001 Alamgir berhasil terpilih dalam parlemen sebagai wakil BNP, pemerintahan baru pun dibentuk sesuai dengan rujukan BNP.
Setelah mengundurkan diri pada 2006, Alamgir lebih banyak tampil di televisi dan menjadi orang yang sangat populer di Bangladesh. Dia mulai mengkritik berbagai kebijakan pemerintah dengan tuduhan isu yang berbeda dan kerap melakukan berbagai agenda yang dianggap terselubung.
Rini agustina
Alamgir ditangkap saat mencobameninggalkanNational Press Club di Dhaka setelah dipaksa menginap sejak Senin malam oleh para pendukung pro-pemerintah. Sebelum penangkapannya, Alamgir menyerukan agar partai oposisi melakukan blokade terhadap transportasi nasional. Alamgir menyebut, pemerintah Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina seperti “penjara besar”.
Politisi berusia 66 tahun ini juga memperingatkan presiden partai BNP Khaled Zia untuk berhatihati. Sebelumnya Pemerintah Bangladesh memang sudah mengonfirmasi bahwa Zia akan menghadapi tuduhan pembunuhan dan serangan pembakaran yang dilakukan oleh pendukung BNP hingga mengakibatkan jatuhnya tiga korban yang kini masih berjuang untuk hidup.
Mirza Fakhrul Islam Alamgir lahir pada 1 Agustus 1948. Selain memegang jabatan sekjen BNP, dia adalah anggota parlemen untuk Thakurgaon-1 dari tahun 2001 hingga 2006. Ketika itu dia mendapat jabatan sebagai menteri negara yang bertanggung jawab atas departemen pertanian dan kemudian menjabat di kementerian penerbangan sipil dan pariwisata.
Sosok yang pernah menjadi guru ekonomi di Dhaka College tersebut mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama BNP pada 1990-an. Saat itu dia sudah mulai bergabung dalam gerakan pemberontak untuk menggulingkan rezim militer Jenderal Hussain Muhammad Ershad.
Dari sinilah kemudian sosoknya mulai dikenal pada panggung perpolitikan. Alumnus University of Dhaka ini pernah mengikuti pemilihan parlemen pada 1991 namun gagal. Baru pada 2001 Alamgir berhasil terpilih dalam parlemen sebagai wakil BNP, pemerintahan baru pun dibentuk sesuai dengan rujukan BNP.
Setelah mengundurkan diri pada 2006, Alamgir lebih banyak tampil di televisi dan menjadi orang yang sangat populer di Bangladesh. Dia mulai mengkritik berbagai kebijakan pemerintah dengan tuduhan isu yang berbeda dan kerap melakukan berbagai agenda yang dianggap terselubung.
Rini agustina
(bbg)