Bom di Yaman Tewaskan 30 Orang
A
A
A
SANAA - Situasi di Yaman kembali memanas setelah sebuah mobil yang diduga membawa bom meledak di depan sekolah polisi di Sanaa kemarin pagi. Sedikitnya 30 orang tewas dan lebih dari 50 orang mengalami luka-luka.
Jumlah korban tewas masih tentatif dan diyakini kemungkinan masih meningkat. Berdasarkan laporan Al-Jazeera, yang mengutip pernyataan polisi dan penduduk setempat, ledakan tersebut menewaskan 38 orang. Sedangkan menurut laporan jurnalis lokal BBC, Nasser Arrabyee, korban tewas mencapai 40 orang. Sementara itu, Chinadaily , yang mengutip pernyataan polisidantimmedis, mengabarkan korban tewas mencapai 50 orang.
Jurnalis Al-Jazeera Omar Al Salah dalam Twitter-nya mengatakan jumlah korban tewas masih belum dapat dipastikan. “Sebab semuanya masih bisa meningkat dan masih dalam tahap penyelidikan,” katanya. Serangan itu disebut pihak kepolisian Yaman menargetkan perwira polisi dan para calon siswa polisi Yaman. Maklum, pekan ini sekolah kepolisian di Sanaa sedang membuka pendaftaran tahunan polisi baru.
Akibat insiden mematikan tersebut, pendaftaran calon polisi baru ditunda selama sepekan sampai kondisi kondusif. Saksi mata Abdul Bari Al Shamiri mengaku pelaku pengeboman memarkirkan mobilnya di tengah jalan. Pelaku, kata Al Shamiri, kemudian melarikan diri dengan menaiki mobil lain yang sudah mengikuti dan menunggunya di belakang.
“Sesaat setelah dia pergi, mobil itu meledak. Semua orang yang berjarak 100 meter dari lokasi tewas atau terluka,” kata Al Shamiri, dikutip CNN. Ledakan tersebut dapat terdengar di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Asap hitam pun membubung tinggi. “Situasi di sini benar-benar kacau. Kami tiba di TKP untuk mengamankan jenazah korban. Beberapa jenazah ada yang bertumpukan,” ujar paramedis di TKP kepada Reuters sebelum pergi menggunakan mobil ambulans.
Satu korban, kata paramedis, ada juga yang masih hidup. Namun, dia mengalami luka yang sangat serius. “Kami menemukan bagian bawahnya sudah terputus. Dia hanya bisa berteriak-teriak,” ujar paramedis. Sebuah mobil beserta para penumpangnya yang sedang melintasi jalan juga ikut terbakar terkena api ledakan. Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yaman, saat itu calon siswa sekolah polisi sedang mengantre di depan gerbang.
Sejauh ini tidak diketahui apakah ada calon siswa yang menjadi korban tewas atau tidak. Polisi mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih jauh dalam beberapa hari ke depan. Atas dasar itu, pemerintah Yaman tidak memberikan keputusan ataupun tuduhan. Terlebih lagi tidak ada pihak tertentu yang terbukti bertanggung jawab dalam serangan itu.
Beberapa penduduk lokal yang menyaksikan kejadian tersebut juga tidak ingin memberikan keterangan ataupun menduga siapa pelaku pengeboman itu. Peristiwa pengeboman itu merupakan pengeboman kedua yang mencoreng awal 2015 di Yaman. Pada 1 Januari, sedikitnya 26 orang tewas akibat ledakan bom bunuh diri di pusat budaya, Kota Yemeni Pusat.
Serangan itu menargetkan milisi Houthi Shi’ite Muslim yang mengepung Kota Yemeni sejak September. Serangan serupa yang lebih besar juga pernah terjadi pada Mei 2012 ketika tentara Yaman sedang melakukan parade. Saat itu lebih dari 90 orang tewas akibat ledakan bom bunuh diri. Infrastruktur pihak keamanan Yaman memang sering menjadi target pada empat tahun lalu.
Buktinya, pada 2011, sebuah rumah sakit militer juga diserang hingga menewaskan 50 orang. Peningkatan ketegangan di Yaman memburuk sejak adanya perubahan pemerintah dan perpecahan militer. Tentara Yaman melakukan intervensi militer dan mencoba “mengusir” Al-Qaeda dengan bantuan pesawat tak berawak Amerika Serikat. Namun, upaya mereka gagal seba, Al-Qaeda didukung sebagian rakyat Semenanjung Arab.
Muh shamil
Jumlah korban tewas masih tentatif dan diyakini kemungkinan masih meningkat. Berdasarkan laporan Al-Jazeera, yang mengutip pernyataan polisi dan penduduk setempat, ledakan tersebut menewaskan 38 orang. Sedangkan menurut laporan jurnalis lokal BBC, Nasser Arrabyee, korban tewas mencapai 40 orang. Sementara itu, Chinadaily , yang mengutip pernyataan polisidantimmedis, mengabarkan korban tewas mencapai 50 orang.
Jurnalis Al-Jazeera Omar Al Salah dalam Twitter-nya mengatakan jumlah korban tewas masih belum dapat dipastikan. “Sebab semuanya masih bisa meningkat dan masih dalam tahap penyelidikan,” katanya. Serangan itu disebut pihak kepolisian Yaman menargetkan perwira polisi dan para calon siswa polisi Yaman. Maklum, pekan ini sekolah kepolisian di Sanaa sedang membuka pendaftaran tahunan polisi baru.
Akibat insiden mematikan tersebut, pendaftaran calon polisi baru ditunda selama sepekan sampai kondisi kondusif. Saksi mata Abdul Bari Al Shamiri mengaku pelaku pengeboman memarkirkan mobilnya di tengah jalan. Pelaku, kata Al Shamiri, kemudian melarikan diri dengan menaiki mobil lain yang sudah mengikuti dan menunggunya di belakang.
“Sesaat setelah dia pergi, mobil itu meledak. Semua orang yang berjarak 100 meter dari lokasi tewas atau terluka,” kata Al Shamiri, dikutip CNN. Ledakan tersebut dapat terdengar di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Asap hitam pun membubung tinggi. “Situasi di sini benar-benar kacau. Kami tiba di TKP untuk mengamankan jenazah korban. Beberapa jenazah ada yang bertumpukan,” ujar paramedis di TKP kepada Reuters sebelum pergi menggunakan mobil ambulans.
Satu korban, kata paramedis, ada juga yang masih hidup. Namun, dia mengalami luka yang sangat serius. “Kami menemukan bagian bawahnya sudah terputus. Dia hanya bisa berteriak-teriak,” ujar paramedis. Sebuah mobil beserta para penumpangnya yang sedang melintasi jalan juga ikut terbakar terkena api ledakan. Menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yaman, saat itu calon siswa sekolah polisi sedang mengantre di depan gerbang.
Sejauh ini tidak diketahui apakah ada calon siswa yang menjadi korban tewas atau tidak. Polisi mengatakan akan melakukan penyelidikan lebih jauh dalam beberapa hari ke depan. Atas dasar itu, pemerintah Yaman tidak memberikan keputusan ataupun tuduhan. Terlebih lagi tidak ada pihak tertentu yang terbukti bertanggung jawab dalam serangan itu.
Beberapa penduduk lokal yang menyaksikan kejadian tersebut juga tidak ingin memberikan keterangan ataupun menduga siapa pelaku pengeboman itu. Peristiwa pengeboman itu merupakan pengeboman kedua yang mencoreng awal 2015 di Yaman. Pada 1 Januari, sedikitnya 26 orang tewas akibat ledakan bom bunuh diri di pusat budaya, Kota Yemeni Pusat.
Serangan itu menargetkan milisi Houthi Shi’ite Muslim yang mengepung Kota Yemeni sejak September. Serangan serupa yang lebih besar juga pernah terjadi pada Mei 2012 ketika tentara Yaman sedang melakukan parade. Saat itu lebih dari 90 orang tewas akibat ledakan bom bunuh diri. Infrastruktur pihak keamanan Yaman memang sering menjadi target pada empat tahun lalu.
Buktinya, pada 2011, sebuah rumah sakit militer juga diserang hingga menewaskan 50 orang. Peningkatan ketegangan di Yaman memburuk sejak adanya perubahan pemerintah dan perpecahan militer. Tentara Yaman melakukan intervensi militer dan mencoba “mengusir” Al-Qaeda dengan bantuan pesawat tak berawak Amerika Serikat. Namun, upaya mereka gagal seba, Al-Qaeda didukung sebagian rakyat Semenanjung Arab.
Muh shamil
(bbg)