Jokowi Belum Mampu Komunikasikan Program
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menyampaikan ke publik perihal tujuan dan sasaran program yang ingin dicapai. Dalam 100 hari pemerintahan berjalan, pemerintah dinilai baru sebatas membuat program-program kerja tanpa membuat target yang ingin dicapai.
Aktivis Petisi 28 Haris Rusly menyatakan, dia belum melihat ke mana arah pemerintahan Indonesiahariini. Menurutnya, Jokowi dalam tiga bulan awal ini belum pernah bicara konsepsi pemerintahan yang dipimpinnya. “Presiden Jokowi mesti tegas mengungkapkan tujuannya, masalah yang dihadapi, ancaman dan tantangan, serta solusinya. Itu juga mesti dikomunikasikan ke publik agar mereka mengerti sehingga mereka bisa memberi dukungan politik,” ujarnya pada diskusi bertema “Menatap Indonesia di 2015” kemarin di Jakarta.
Mantan aktivis ini juga menegaskan konsep Trisakti yang digaungkan Jokowi jangan sampai hanya slogan. “Berdaulat di bidang politik, berdikaridibidangekonomi, dan berkepribadian dengan budaya Indonesia harus benar-benar ditegakkan. Apalagi saat ini kita masih diintervensi asing, masih bergantung pada impor, dan masih banyak utang,” tuturnya.
Di tempat yang sama, pengamat dari Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng memprediksi pada 2015 Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang berat. Dia memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia akan sulit. Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari yang mengomentari kritikan terhadap kinerja menteri Kabinet Kerja mengatakan, para menteri tersebut membutuhkan proses.
Diperlukan penyesuaian, pembelajaran, sebelum para menteri menunjukkan kinerjanya. “Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa hal tersebut sebagai pola atau gaya bekerja. Normalnya setahunlah untuk bisa menilaikinerjamenteri,” ujarnya.
Mula akmal
Aktivis Petisi 28 Haris Rusly menyatakan, dia belum melihat ke mana arah pemerintahan Indonesiahariini. Menurutnya, Jokowi dalam tiga bulan awal ini belum pernah bicara konsepsi pemerintahan yang dipimpinnya. “Presiden Jokowi mesti tegas mengungkapkan tujuannya, masalah yang dihadapi, ancaman dan tantangan, serta solusinya. Itu juga mesti dikomunikasikan ke publik agar mereka mengerti sehingga mereka bisa memberi dukungan politik,” ujarnya pada diskusi bertema “Menatap Indonesia di 2015” kemarin di Jakarta.
Mantan aktivis ini juga menegaskan konsep Trisakti yang digaungkan Jokowi jangan sampai hanya slogan. “Berdaulat di bidang politik, berdikaridibidangekonomi, dan berkepribadian dengan budaya Indonesia harus benar-benar ditegakkan. Apalagi saat ini kita masih diintervensi asing, masih bergantung pada impor, dan masih banyak utang,” tuturnya.
Di tempat yang sama, pengamat dari Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng memprediksi pada 2015 Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang berat. Dia memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia akan sulit. Sebelumnya, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari yang mengomentari kritikan terhadap kinerja menteri Kabinet Kerja mengatakan, para menteri tersebut membutuhkan proses.
Diperlukan penyesuaian, pembelajaran, sebelum para menteri menunjukkan kinerjanya. “Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa hal tersebut sebagai pola atau gaya bekerja. Normalnya setahunlah untuk bisa menilaikinerjamenteri,” ujarnya.
Mula akmal
(bbg)