Polisi Membelakangi Wali Kota New York

Selasa, 06 Januari 2015 - 12:23 WIB
Polisi Membelakangi Wali Kota New York
Polisi Membelakangi Wali Kota New York
A A A
NEW YORK - Ratusan aparat kepolisian New York berbaris membelakangi Wali Kota New York Bill de Blasio saat sedang memberikan sambutan pada pemakaman anggota kepolisian New York, Wenjian Liu pada Minggu (4/1) waktu setempat.

Aksi membelakangi itu sebagai bentuk protes atas kebijakan dan berbagai pernyataan De Blasio yang dinilai selalu menyudutkan polisi. Wenjian Liu, polisi New York asal China, tewas ditembak bersama rekan kerjanya, Rafael Ramos pada 20 Desember lalu oleh seorang pria bersenjata, Ismaaiyl Brinsley. Tindakan itu sebagai aksi balas dendam atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap warga kulit hitam di New York dan beberapa negara bagian lainnya.

Dalam upacara pemakaman Liu, ratusan polisi di luar ruangan memutuskan untuk berdiri membelakangi layar televisi raksasa yang menayangkan pidato langsung De Blasio. “Semua di kota kita ini remuk hatinya hari ini,” kata De Blasio saat pemakaman Liu, dikutip Reuters. Aksi membelakangi pidato wali kota itu bukan pertama kalinya. Upaya serupa dilakukan polisi ketika upacara pemakaman Ramos pada 27 Desember 2014 lalu.

Tindakan ratusan polisi itu bertentang dengan seruan Komisioner Polisi Kota New York Bill Bratton yang meminta agar anak buahnya mampu menahan diri. Namun, banyak polisi New York yang kecewa dengan pernyataan De Blasio sebelumnya yang dianggap bersimpati dengan unjuk rasa antipolisi dalam beberapa bulan terakhir.

“New York pernah dikenal sebagai kota paling toleran. Tapi saat ini merupakan waktu yang sangat sulit ketika harmoni menghadapi tantangan berat,” kata De Blasio. Dia menyerukan rekonsiliasi setelah ketegangan polisi dan komunitas warga kulit hitam. “Marilah kembali ke tradisi agung New York, yakni hidup dalam pemahaman yang saling menguntungkan dan dalam keharmonisan,” tuturnya.

Patrick Lynch, kepala serikat polisi, mengatakan bahwa para petugas keamanan menghadapi masa-masa yang sulit. Kematian Liu dan Ramos merupakan waktu yang emosional bagi seluruh polisi New York. “Mereka merasa kalau Balai Kota telah berpaling dari mereka. Mereka juga memiliki hak untuk mengemukakan pendapat. Mereka butuh penghormatan di jalanan, bukan di dalam gereja,” kata Lynch, dikutip Reuters.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7534 seconds (0.1#10.140)