Pastikan Pilot dan Kru Tetap Bugar, Tak Segan Jemput Bola Cek Kesehatan
A
A
A
Pencarian korban pesawat milik maskapai penerbangan AirAsia QZ8501 yang jatuh di Teluk Kumai, Kalimantan Tengah terus dilakukan tanpa mengenal lelah. Para personel TNI AU bekerja mengerahkan seluruh peralatan dan kemampuan demi menemukan para korban atau badan pesawat.
Agar operasi pencarian para korban melalui udara berjalan lancar, kesehatan para penerbang merupakan hal utama. Tak heran bila setiap pagi sekitar pukul 07.30 WIB, usai mengikuti briefing yang disampaikan Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Iskandar Pangkalan Bun Letkol Penerbang Jhonson H Simatupang, beberapa pilot langsung mendatangi posko kesehatan di Base Off Gedung Lanud Iskandar.
Satu per satu pilot dan kru pesawat menjalani medical check up atau cek kesehatan sebelum terbang. Dengan sigap, tim dokter TNI AU melaksanakan tugasnya. Mereka antara lain memeriksa tekanan darah para pilot dan kru itu, termasuk menanyakan apakah ada keluhan mereka alami sebelum terbang.
Soal tekanan darah, jika normal dan tidak disertai keluhan, para pilot diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, mereka yang mengalami gangguan kesehatan disarankan untuk istirahat. ”Kita cek kesehatannya dengan mengukur tensi darah, khawatir ada apaapa,” ucap anggota Tim Kesehatan TNI AU Sersan Dua Galih Suryo kemarin.
Tak dimungkiri kerja keras para tim penyelamat jelas menguras tenaga dan pikiran. Apalagi mereka harus terbang rendah di bawah 5.000 feet atau sekitar 700 meter di atas permukaan laut untuk memudahkan pencarian, hal yang sangat rentan terhadap gejala sakit kepala atau vertigo. Karena itu, mencegah kemungkinan-kemungkinan tersebut cek kesehatan menjadi sangat vital.
Demikian pentingnya, tak jarang tim kesehatan harus jemput bola atau mendatangi para pilot dan kru yang tengah memanasi mesin pesawat. Bukan hanya mereka yang bertugas di Lanud Iskandar, melainkan mereka yang baru tiba di pangkalan udara itu juga akan mendapat tindakan yang sama.
”Protap (prosedur tetap)-nya begitu. Hanya, pemeriksaan disesuaikan dengan jam terbang alias tidak harus pada pagi hari,” ungkapnya. Penerapan disiplin dalam pemeriksaan kesehatan terhadap para kru pesawat terbukti mampu menjaga kesehatan mereka. Walhasil, hingga kini belum ada pilot dan kru pesawat yang sakit maupun batal terbang akibat kondisi kesehatannya yang menurun.
Manfaat keberadaan tim kesehatan ini sangat dirasakan penerbang CN 295 TNI AU Halim Perdanakusuma, Sersan Satu Firman. Sebagai penerbang, kondisi kesehatan jelas hal mutlak diperhatikan. ”Jika tubuh tak fit, sulit bagi pilot untuk berkonsentrasi ketika terbang sebab tekanan udara di pesawat jauh berbeda. Kesehatan yang tak optimal juga bisa membahayakan penerbangan,” ucapnya.
Bagaimana jika penerbang merasakan badannya tak bugar sementara tugas menanti? Menurutnya, tim dokter segera mengambil langkah-langkah terbaik. Pria yang sudah lebih dari enam tahun berprofesi sebagai penerbang ini sangat mengapresiasi tugas yang dijalankan tim dokter kesehatan. ”Semua penerbang dan kru terbantu dengan monitoring itu,” sebutnya.
Sucipto
Pangkalan Bun
Agar operasi pencarian para korban melalui udara berjalan lancar, kesehatan para penerbang merupakan hal utama. Tak heran bila setiap pagi sekitar pukul 07.30 WIB, usai mengikuti briefing yang disampaikan Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Iskandar Pangkalan Bun Letkol Penerbang Jhonson H Simatupang, beberapa pilot langsung mendatangi posko kesehatan di Base Off Gedung Lanud Iskandar.
Satu per satu pilot dan kru pesawat menjalani medical check up atau cek kesehatan sebelum terbang. Dengan sigap, tim dokter TNI AU melaksanakan tugasnya. Mereka antara lain memeriksa tekanan darah para pilot dan kru itu, termasuk menanyakan apakah ada keluhan mereka alami sebelum terbang.
Soal tekanan darah, jika normal dan tidak disertai keluhan, para pilot diizinkan untuk terbang. Sebaliknya, mereka yang mengalami gangguan kesehatan disarankan untuk istirahat. ”Kita cek kesehatannya dengan mengukur tensi darah, khawatir ada apaapa,” ucap anggota Tim Kesehatan TNI AU Sersan Dua Galih Suryo kemarin.
Tak dimungkiri kerja keras para tim penyelamat jelas menguras tenaga dan pikiran. Apalagi mereka harus terbang rendah di bawah 5.000 feet atau sekitar 700 meter di atas permukaan laut untuk memudahkan pencarian, hal yang sangat rentan terhadap gejala sakit kepala atau vertigo. Karena itu, mencegah kemungkinan-kemungkinan tersebut cek kesehatan menjadi sangat vital.
Demikian pentingnya, tak jarang tim kesehatan harus jemput bola atau mendatangi para pilot dan kru yang tengah memanasi mesin pesawat. Bukan hanya mereka yang bertugas di Lanud Iskandar, melainkan mereka yang baru tiba di pangkalan udara itu juga akan mendapat tindakan yang sama.
”Protap (prosedur tetap)-nya begitu. Hanya, pemeriksaan disesuaikan dengan jam terbang alias tidak harus pada pagi hari,” ungkapnya. Penerapan disiplin dalam pemeriksaan kesehatan terhadap para kru pesawat terbukti mampu menjaga kesehatan mereka. Walhasil, hingga kini belum ada pilot dan kru pesawat yang sakit maupun batal terbang akibat kondisi kesehatannya yang menurun.
Manfaat keberadaan tim kesehatan ini sangat dirasakan penerbang CN 295 TNI AU Halim Perdanakusuma, Sersan Satu Firman. Sebagai penerbang, kondisi kesehatan jelas hal mutlak diperhatikan. ”Jika tubuh tak fit, sulit bagi pilot untuk berkonsentrasi ketika terbang sebab tekanan udara di pesawat jauh berbeda. Kesehatan yang tak optimal juga bisa membahayakan penerbangan,” ucapnya.
Bagaimana jika penerbang merasakan badannya tak bugar sementara tugas menanti? Menurutnya, tim dokter segera mengambil langkah-langkah terbaik. Pria yang sudah lebih dari enam tahun berprofesi sebagai penerbang ini sangat mengapresiasi tugas yang dijalankan tim dokter kesehatan. ”Semua penerbang dan kru terbantu dengan monitoring itu,” sebutnya.
Sucipto
Pangkalan Bun
(bbg)