Posisi Black Box Terdeteksi

Minggu, 04 Januari 2015 - 15:13 WIB
Posisi Black Box Terdeteksi
Posisi Black Box Terdeteksi
A A A
PANGKALAN BUN - Tim search and rescue (SAR) berhasil mendeteksi keberadaan kotak hitam (black box ) dan badan pesawat. Diduga kotak yang mampu menguak penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 ini berada di sektor IV pencarian atau sekitar 50 nautical miles (80 km) barat daya Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Hari ini pencarian akan difokuskan pada sektor IV, area tempat tim SAR kemarin menemukan empat potongan besar yang merupakan bagian pesawat AirAsia yang jatuh. ”Di sektor IV ini yang sinyalnya kencang, tapi belum dipastikan apakah dari AirAsia atau benda-benda lain,” kata Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun, Marsma SB Supriyadi, kemarin. Kapal yang dilibatkan untuk proses pencarian adalah KRI Bung Tomo, KRI Banda Aceh, KRI Yos Sudarso, Kapal Bima Sakti, Kapal Andromeda, termasuk kapal dari Amerika Serikat dan Malaysia.

”Untuk pesawat amfibi Rusia, peralatannya akan dipasang pada Kapal Bima Sakti milik Kementerian Perhubungan. Mereka akan menyisir titiktitik yang sudah dicurigai jadi koordinat AirAsia sehingga kita dapatkan koordinatnya berapa,” katanya. Pada pencarian hari ketujuh kemarin tim SAR juga mampu menemukan empat potongan (objek) besar yang diduga kuat milik pesawat AirAsia.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, empat objek itu berdimensi 9,2 x 4,6 x 0,5 meter yang ditemukan Jumat (2/1) pukul 23.40 WIB; 7,2 x 0,9x 0,5 meter ditemukan kemarin pukul 05.43 WIB; 18 x 5,4 x 2,2 meter (objek ketiga) yang ditemukan kemarin pukul 13.30 WIB; dan objek keempat yang ditemukan kemarin pukul 14.25 WIB dengan dimensi 12,4 x 0,6 x 0,5 meter. ”Keempat objek ada di daerah prioritas pencarian,” kata Soelistyo.

Dari temuan empat objek besar tersebut, hari ini tim SAR fokus pada wilayah penemuan tersebut. Soelistyo menjelaskan tim penyelam sudah berada di lokasi untuk memulai pencarian. Tim penyelam yang disiapkan adalah 12 penyelam yang berada di KN Purworejo, 8 penyelam di Kapal Tunda Samudera, dan 47 penyelam di KRI Banda Aceh. Selain itu, 22 penyelam dari Rusia juga akan ikut membantu.

Berdasarkan info dari BMKG, diperkirakan hari ini cuaca cerah sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan pencarian secara maksimal. ”Untuk besok (hari ini) kita punya harapan, ketinggian gelombang sesuai ramalan 1,5-2 meter. Ini berarti memberikan peluang bagi kita untuk mendapatkan hasil lebih baik dari hari ini (kemarin),” kata Soelistyo.

Pada proses penyelaman nanti, karena akan melibatkan puluhan penyelam dari berbagai kesatuan, pembagian akan dilakukan sesuai arahan dari komandan lapangan. Hal itu agar proses penyelaman efektif dan sesuai pembagian. Adapun tugas utama para penyelam adalah mencari para korban yang kemungkinan berada di dalam badan pesawat serta menemukan black box atau bagian lain yang penting untuk keperluan penyelidikan.

”Jadi bukan kita mengangkat objek dan benda, tapi mencari saudara kita yang kemungkinan masih ada di dalam,” tambahnya. Pada operasi pencarian kemarin, puluhan penyelam urung turun ke perairan karena ganasnya gelombang. Hal itu juga dialami sejumlah kapal yang membawa remotely operated vehicle ( ROV) karena diketahui arus bawah pada titik fokus pencarian cukup kuat.

Pengamat penerbangan Eris Heryanto mengatakan, perlu perhitungan yang akurat untuk memastikan posisi AirAsia di dasar laut bahwa memang berada di sekitar bagian badan pesawat yang sudah dideteksi tim SAR. Mengenai keberadaan kotak hitam, dia mengatakan semua akan terjawab saat peralatan deteksi bawah air berhasil diturunkan ke dasar laut.

”Setelah alat pendeteksi itu diturunkan, lalu kotak hitam ditemukan, saya kira 80% penyebab pesawat jatuh sudah bisa terjawab,” ujarnya kemarin. Selain itu, berdasarkan analisis tim SAR, pencarian juga akan dilakukan hingga ke pinggir pantai dari Tanjung Keluang hingga Sampit. KomandanUnsurUdara Posko Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Letkol Penerbang Jhonson Simatupang mengatakan area pencarian dibagi dalam empat sektor dengan lebar mencapai 90 nautical mile (NM) dan panjang dari 150 NM menjadi 210 NM.

Alasan perluasan ini karena melihat arah angin dan ombak yang masih mengarah ke pinggir pantai. ”Dari ujung penemuan pertama sampai di bawahnya kira-kira mencapai Kabupaten Kota Waringin Timur,” tegas Jhonson kemarin. Untuk memudahkan pencarian, sektor I pencarian dilakukan 6 kapal, sektor II 2 kapal, sektor III 3 kapal, dan sektor IV 3 kapal yang dua di antaranya milik Malaysia dan Amerika Serikat.

Dalam proses pencarian, Basarnas juga menerima bantuan pesawat amfibi BE 200 milik Rusia. Pesawat yang tiba pada pukul 15.00 WIB ini membawa sejumlah peralatan untuk mempermudah pencarian. Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Shilin mengatakan pesawat tersebut membawa robot bawah laut tanpa awak seberat 500 kg yang mampu menyelam hingga kedalaman 300 meter.

”Ahli-ahli Rusia akan membantu tim SAR. Kami bisa mencari bahkan sampai puing terkecil di titik paling dalam, mereka adalah ahli-ahli bawah lautan,” katanya. Upaya pencarian sinyal pinger dari black box pesawat yang tenggelam di lautan dangkal akan lebih sulit dibandingkan dengan pencarian black boxyang tenggelam di lautan dalam.

Pesawat AirAsia QZ 8501 yang diperkirakan tenggelam di lautan Karimata berada pada kedalaman 24-30 meter. ”Menurut teori, air dalam lebih terdeteksi pinger - nya daripada laut dangkal, karena air dangkal itu noise -nya lebih banyak,” kata investigator udara pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Toos Sanitiyoso.

Sucipto/Dian ramdhani/Lutfi yuhandi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5324 seconds (0.1#10.140)