Korsel Tanggapi Keinginan Damai Korut
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Geun-Hye menjawab keinginan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un untuk menyatukan kedua Korea. Hal itu disampaikan Park dalam pertemuan dengan jajaran pemerintahnya dalam pembukaan tahun 2015 kemarin.
Kendati berjanji akan mewujudkan unifikasi (penyatuan) dua Korea, hingga kemarin belum terlihat adanya rencana signifikan dari Korsel. Park belum menanggapi secara resmi pernyataan Korut yang meminta Korsel menghentikan pelatihan militernya bersama Amerika Serikat (AS). Juru bicara Korsel yang menangani masalah unifikasi, Lim Byeong-cheol, menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan pelatihan militer selama dialog dengan Korut belum dilakukan.
“Permintaan Korut untuk menghentikan pelatihan militer Korsel dan AS tidak bisa dilakukan sebelum Korut datang untuk berdialog dan memperbaiki hubungan Utara- Selatan. Korut seharusnya bersedia berdialog tanpa syarat,” ujar Byeong-cheol seperti dilansir Channel News Asia . Kendati enggan menghentikan pelatihan militernya bersama AS, bukan berarti Korsel menolak permintaan damai dari Korut.
Perdana Menteri Korsel Chung Hong-won dalam pidatonya menyampaikan keinginan Korsel untuk mengakhiri ketegangan dengan Korut serta membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Kini pemerintah Seoul tengah menanti usulan resmi dari Pyongyang untuk mengadakan pertemuan antarmenteri untuk membahas unifikasi.
“Pemerintah akan melakukan upaya proaktif untuk mengatasi kemungkinan konflik di antara kedua negara dan membuka pintu bagi Korut untuk berdialog demi mewujudkan kemakmuran bersama,” kata Hong-won. Di sisi lain, Korut berusaha mengajak dialog Korsel dan mendesak Korsel serta AS menghentikan pelatihan militer bersama.
Presiden Korut Kim Jongun menyebut pelatihan tersebut sebagai pelatihan perang nuklir. Jong-un berpendapat dialog tidak mungkin tercipta di tengah pelatihan perang yang berpotensi menimbulkan konflik. Jong-un juga meminta Korsel berhenti memfitnah rezim komunis Korut. Sebelumnya, Korseltelahmenawarkan dialog tingkat menteri. Namun rencana tersebut sejauh ini belum mendapat tanggapan resmi dari Korut. Ketegangan di Korea juga belum ada tanda-tanda surut.
Rini agustina
Kendati berjanji akan mewujudkan unifikasi (penyatuan) dua Korea, hingga kemarin belum terlihat adanya rencana signifikan dari Korsel. Park belum menanggapi secara resmi pernyataan Korut yang meminta Korsel menghentikan pelatihan militernya bersama Amerika Serikat (AS). Juru bicara Korsel yang menangani masalah unifikasi, Lim Byeong-cheol, menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan pelatihan militer selama dialog dengan Korut belum dilakukan.
“Permintaan Korut untuk menghentikan pelatihan militer Korsel dan AS tidak bisa dilakukan sebelum Korut datang untuk berdialog dan memperbaiki hubungan Utara- Selatan. Korut seharusnya bersedia berdialog tanpa syarat,” ujar Byeong-cheol seperti dilansir Channel News Asia . Kendati enggan menghentikan pelatihan militernya bersama AS, bukan berarti Korsel menolak permintaan damai dari Korut.
Perdana Menteri Korsel Chung Hong-won dalam pidatonya menyampaikan keinginan Korsel untuk mengakhiri ketegangan dengan Korut serta membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea. Kini pemerintah Seoul tengah menanti usulan resmi dari Pyongyang untuk mengadakan pertemuan antarmenteri untuk membahas unifikasi.
“Pemerintah akan melakukan upaya proaktif untuk mengatasi kemungkinan konflik di antara kedua negara dan membuka pintu bagi Korut untuk berdialog demi mewujudkan kemakmuran bersama,” kata Hong-won. Di sisi lain, Korut berusaha mengajak dialog Korsel dan mendesak Korsel serta AS menghentikan pelatihan militer bersama.
Presiden Korut Kim Jongun menyebut pelatihan tersebut sebagai pelatihan perang nuklir. Jong-un berpendapat dialog tidak mungkin tercipta di tengah pelatihan perang yang berpotensi menimbulkan konflik. Jong-un juga meminta Korsel berhenti memfitnah rezim komunis Korut. Sebelumnya, Korseltelahmenawarkan dialog tingkat menteri. Namun rencana tersebut sejauh ini belum mendapat tanggapan resmi dari Korut. Ketegangan di Korea juga belum ada tanda-tanda surut.
Rini agustina
(bbg)