Kompolnas: Polri Ikut Sumbang Terjadinya Konflik dengan TNI
A
A
A
JAKARTA - Bentrok antara personel TNI dan Polri kerap terjadi sepanjang tahun 2014 ini. Yang terbaru adalah bentrok antara Brimob dan TNI di Batam, Kepulauan Riau.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan selama ini Polri selalu dalam posisi sebagai korban dalam setiap bentrok tersebut.
Menyikapi pernyataan tersebut, Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala mengatakan memang benar selama ini Polri dalam posisi yang dirugikan alias sebagai korban. Pasalnya, kekuatan Polri tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan TNI.
"Pernyataan itu ada benarnya, Polri memang menjadi korban," kata Adrianus ketika dihubungi Sindonews, Rabu (31/12/2014).
Namun, Adrianus mengingatkan, dalam sebuah interaksi antara orang ataupun lembaga, ada sebuah situasi dimana akan ada reaksi dari pihak lain. Sebuah tindakan tidak mungkin datang tanpa ada reaksi atau unsur dari pihak lainnya.
"Artinya, Polri juga ikut menyumbang terjadinya konflik dimana dirinya juga menjadi korban," kata Adrianus.
Dalam kasus Batam misalnya, ada anggapan Polri dibiarkan dalam usaha-usaha mengusut usaha ilegal yang dibekingi oleh oknum TNI. Interaksi itu pada akhirnya menjadikan Polri sebagai korban.
Contoh lain, papar Adrianus, di mana TNI dan Polri tampak menjadi rival abadi. Dalam suatu peristiwa, seringkali Polri menampakkan dirinya sebagai militer.
"Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya konflik yang menjadikan Polri sebagai korbannya," kata Adrianus.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan selama ini Polri selalu dalam posisi sebagai korban dalam setiap bentrok tersebut.
Menyikapi pernyataan tersebut, Komisioner Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala mengatakan memang benar selama ini Polri dalam posisi yang dirugikan alias sebagai korban. Pasalnya, kekuatan Polri tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan TNI.
"Pernyataan itu ada benarnya, Polri memang menjadi korban," kata Adrianus ketika dihubungi Sindonews, Rabu (31/12/2014).
Namun, Adrianus mengingatkan, dalam sebuah interaksi antara orang ataupun lembaga, ada sebuah situasi dimana akan ada reaksi dari pihak lain. Sebuah tindakan tidak mungkin datang tanpa ada reaksi atau unsur dari pihak lainnya.
"Artinya, Polri juga ikut menyumbang terjadinya konflik dimana dirinya juga menjadi korban," kata Adrianus.
Dalam kasus Batam misalnya, ada anggapan Polri dibiarkan dalam usaha-usaha mengusut usaha ilegal yang dibekingi oleh oknum TNI. Interaksi itu pada akhirnya menjadikan Polri sebagai korban.
Contoh lain, papar Adrianus, di mana TNI dan Polri tampak menjadi rival abadi. Dalam suatu peristiwa, seringkali Polri menampakkan dirinya sebagai militer.
"Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya konflik yang menjadikan Polri sebagai korbannya," kata Adrianus.
(kri)