Bidik Posisi Perusahaan Perkebunan Terbesar

Senin, 29 Desember 2014 - 13:53 WIB
Bidik Posisi Perusahaan...
Bidik Posisi Perusahaan Perkebunan Terbesar
A A A
PT BW Plantation Tbk (BWPT) didirikan pada 6 November 2000 dengan nama PT Bumi Perdana Prima Internasional.

Perusahaan mengubah namanya menjadi PT BW Plantation Tbk pada 2007 berdasarkan Akta Notaris No. 3 tanggal 3 Desember 2007. Kegiatan bisnis utama perusahaan adalah mengembangkan, membudidayakan, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS), serta mengekstraksi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit atau Palm Kernel (PK).

Pada akhir November lalu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT BW Plantation Tbk (BWPT) menyetujui rencana penerbitan saham baru atau rights issue dengan rasio 1 : 6 dan harga penawaran Rp400 per saham. Artinya nilai rights issue mencapai Rp10,8 triliun. Sekitar Rp10,53 triliun dari dana hasil rights issue dipergunakan membeli Green Eagle Holdings yang berada di bawah payung Grup Rajawali milik Peter Sondakh dan Rp278 miliar disalurkan untuk modal kerja perseroan.

Setelah dikuasai Grup Rajawali, BWPT berubah nama menjadi Eagle High Plantation sekaligus menjadi perusahaan perkebunan terbesar ketiga di Tanah Air. Pasca akuisisi, perseroan menargetkan menjadi perusahaan perkebunan listing dengan pemilik lahan tertanam terbesar kedua di Indonesia.

Cadangan lahan yang dimiliki BWPT saat ini 94.000 ha akan menjadi lebih dari 400.000 ha setelah proses akuisisi. Tahun depan, BWPT menganggarkan belanja modal sebesar Rp1,3 triliun. Dana tersebut akan dipergunakan penambahan lahan tertanam dan pembangunan 4 unit pabrik kelapa sawit.

Perseroan menargetkan produksi CPO tahun depan dapat mencapai 350.000 ton dari perkiraan produksi gabungan tahun lalu 300.000 ton. Penambahan lahan tertanam akan bertambah 10.000 ha serta kapasitas produksi pabrik akan bertambah menjadi 385 ton/jam. Pembangunan 4 pabrik kelapa sawit tahun depan dan diharapkan selesai dalam 12-18 bulan untuk mengantisipasi pertumbuhan produksi kelapa sawit.

Perseroan akan membangun pabrik di Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Adapun kapasitas produksi masing-masing pabrik akan berkisar antara 30-45 ton per jam. Dengan penambahan 4 pabrik dan penggabungan aset Green Eagle, total kapasitas produksi BWPT akan menjadi 550 ton per jam pada 2016. Perusahaan memiliki nilai lebih terkait dengan tanaman sawit.

Mayoritas pohon kelapa sawit perusahaan berada pada usia prima. Per 31 Desember 2013, rata-rata usia dari Tanaman Menghasilkan (TM) inti perusahaan adalah 7,7 tahun. Adapun komposisi area tanaman per 31 Desember 2013 adalah 12.875 hektare merupakan usia prima atau sekitar 20,78%. 26.427 hektare merupakan usia muda (berusia 4 sampai kurang dari 8 tahun) atau sekitar 42,66%.

Belum menghasilkan sebanyak 22.646 hektare (di bawah 4 tahun) atau sekitar 36,56%. Perusahaan memiliki kebun inti sebesar 89,3% per 31 Desember 2013 dari seluruh area tertanam. Menyisakan 10,6% yang merupakan lahan Plasma. Persentase ini memungkinkan perusahaan untuk menikmati marjin keuntungan secara maksimal yang dihasilkan oleh produksi dan pengolahan TBS dari kebun inti.

Namun jumlah lahan tertanam di bawah program plasma diharapkan akan meningkat seiring dengan proporsi lahan plasma akibat aktivitas perluasan area tertanam.

Hermansah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6171 seconds (0.1#10.140)