Kelola Peternakan Terbesar Asia
A
A
A
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agrifood terbesar dan terintegrasi di Indonesia.
Unit bisnis utama perusahaan ini yakni pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian. Dengan ruang lingkup kegiatan meliputi bidang pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan serta kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati.
Japfa pun mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait. Didirikan pada 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory Ltd, JPFA telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Oktober 1989.
JPFA beroperasi dengan didukung oleh beberapa divisi antara lain Divisi Unggas, Divisi Daging, Divisi Aquaculture dan beberapa divisi bisnis lainnya. Dalam divisi Unggas, JPFA berperan sebagai salah satu produsen unggas terintegrasi secara global. Divisi ini memproduksi pakan unggas, DOC pembibitan dan pengolahan ayam.
Tiap tahunnya divisi ini memberikan kontribusi keuangan sebesar 83% dari penjualan bersih perusahaan. Dalam divisi Daging, perusahaan beroperasi dalam 3 tahap produksi utama yakni pembibitan, perawatan, serta pengolahan sapi potong. Divisi ini beroperasi dengan merek “Santori” yang merupakan peternakan terbesar di Asia.
Divisi ini terbagi dalam dua nama, yakni PT Santosa Agrindo dan PT Austasia Stockfeed. Sedangkan untuk divisi Aquaculture, Japfa berkembang dengan budidaya udang lokal yang tumbuh untuk komoditas ekspor. Hingga saat ini bisnis Japfa terus berkembang melalui anak-anak perusahaan serta jaringan produksi yang tersebar di beberapa kota-kota besar di Indonesia.
Hingga September 2014, JPFA menerima laba bersih sebesar Rp327,66 miliar. Raihan itu mencerminkan penurunan sebesar 57% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp766,88 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Japfa per kuartal III/2014, perseroan membukukan pendapatan Rp18,69 triliun, naik 17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp15,98 triliun.
Tetapi, beban pokok perseroan mengalami kenaikan sebesar 24% menjadi Rp16,08 triliun dari Rp12,95 triliun. Porsi beban pokok ini terhadap pendapatan pun mengalami kenaikan menjadi 86% dari sebelumnya 81%. Manajemen perseroan menyatakan, kenaikan beban disebabkan depresiasi rupiah yang masih terjadi tahun ini, yang juga diiringi kenaikan biaya seperti gaji dan upah tenaga kerja.
Hal tersebut menyebabkan laba kotor Japfa mengalami penurunan. Kuartal III tahun ini, laba kotor JPFA tercatat Rp2,62 triliun, turun 13% dibanding kuartal III-2013 lalu yang mencapai Rp3,03 triliun.
Dina Angelina
Unit bisnis utama perusahaan ini yakni pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta pembudidayaan pertanian. Dengan ruang lingkup kegiatan meliputi bidang pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan serta kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati.
Japfa pun mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait. Didirikan pada 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory Ltd, JPFA telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Oktober 1989.
JPFA beroperasi dengan didukung oleh beberapa divisi antara lain Divisi Unggas, Divisi Daging, Divisi Aquaculture dan beberapa divisi bisnis lainnya. Dalam divisi Unggas, JPFA berperan sebagai salah satu produsen unggas terintegrasi secara global. Divisi ini memproduksi pakan unggas, DOC pembibitan dan pengolahan ayam.
Tiap tahunnya divisi ini memberikan kontribusi keuangan sebesar 83% dari penjualan bersih perusahaan. Dalam divisi Daging, perusahaan beroperasi dalam 3 tahap produksi utama yakni pembibitan, perawatan, serta pengolahan sapi potong. Divisi ini beroperasi dengan merek “Santori” yang merupakan peternakan terbesar di Asia.
Divisi ini terbagi dalam dua nama, yakni PT Santosa Agrindo dan PT Austasia Stockfeed. Sedangkan untuk divisi Aquaculture, Japfa berkembang dengan budidaya udang lokal yang tumbuh untuk komoditas ekspor. Hingga saat ini bisnis Japfa terus berkembang melalui anak-anak perusahaan serta jaringan produksi yang tersebar di beberapa kota-kota besar di Indonesia.
Hingga September 2014, JPFA menerima laba bersih sebesar Rp327,66 miliar. Raihan itu mencerminkan penurunan sebesar 57% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp766,88 miliar. Berdasarkan laporan keuangan Japfa per kuartal III/2014, perseroan membukukan pendapatan Rp18,69 triliun, naik 17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp15,98 triliun.
Tetapi, beban pokok perseroan mengalami kenaikan sebesar 24% menjadi Rp16,08 triliun dari Rp12,95 triliun. Porsi beban pokok ini terhadap pendapatan pun mengalami kenaikan menjadi 86% dari sebelumnya 81%. Manajemen perseroan menyatakan, kenaikan beban disebabkan depresiasi rupiah yang masih terjadi tahun ini, yang juga diiringi kenaikan biaya seperti gaji dan upah tenaga kerja.
Hal tersebut menyebabkan laba kotor Japfa mengalami penurunan. Kuartal III tahun ini, laba kotor JPFA tercatat Rp2,62 triliun, turun 13% dibanding kuartal III-2013 lalu yang mencapai Rp3,03 triliun.
Dina Angelina
(ftr)