Tutup Tahun yang Menggembirakan
A
A
A
Menjelang penutupan tahun ini, PT Wijaya Karya Tbk membukukan kinerja yang menggembirakan. Meski belum mencapai target, namun jika dibandingkan tahun lalu, penjualan perseroan tetap mengalami kenaikan.
Berdasarkan hasil laporan perusahaan, WIKA membukukan penjualan sebesar Rp8,61 triliun atau lebih tinggi 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp7,91 triliun. Angka penjualan ini tidak termasuk penjualan kerja sama operasi (KSO) dengan Sucofindo. Di ujung tahun ini pun WIKA optimistis penjualan akan mencapai 97% dari target 2014 sebesar Rp14,09 triliun, tidak termasuk penjualan KSO.
Jika ditambah penjualan KSO, jumlahnya menjadi Rp18,82 triliun atau naik 25,63% dari realisasi tahun lalu yakni Rp14,98 triliun. Adapun laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk juga tercatat naik 2,66% menjadi Rp400,71 miliar atau 59,05% dari target tahun ini, Rp678,65 miliar.
Corporate Secretary WIKA Suradi menegaskan kinerja WIKA juga terpengaruh adanya pemangkasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 pada proyek infrastruktur milik pemerintah. Oleh karena itu, ada beberapa proyek yang sempat tertunda. “Banyak proyek BUMN yang tertunda karena pembebasan lahan yang berdampak pada realisasi pengerjaan proyek dan naik turun tensi politik,” tukasnya.
Adapun realisasi Belanja modal (Capital Expenditure/Capex) per September tahun ini mencapai Rp668,2 miliar atau 33,58% dari target Capex 2014 sebesar Rp1,99 triliun. Target Capex tahun ini terdiri dari Capex WIKA Induk Rp984 miliar dan Capex anak perusahaan sebesar Rp1,01 triliun.
Komposisi Capex WIKA Induk terdiri dari pengembangan usaha sebesar Rp362,7 miliar, akuisisi dan penyertaan sebesar Rp304,2 miliar serta investasi aset tetap sebesar Rp317,1 miliar.
Susi Susanti
Berdasarkan hasil laporan perusahaan, WIKA membukukan penjualan sebesar Rp8,61 triliun atau lebih tinggi 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp7,91 triliun. Angka penjualan ini tidak termasuk penjualan kerja sama operasi (KSO) dengan Sucofindo. Di ujung tahun ini pun WIKA optimistis penjualan akan mencapai 97% dari target 2014 sebesar Rp14,09 triliun, tidak termasuk penjualan KSO.
Jika ditambah penjualan KSO, jumlahnya menjadi Rp18,82 triliun atau naik 25,63% dari realisasi tahun lalu yakni Rp14,98 triliun. Adapun laba yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk juga tercatat naik 2,66% menjadi Rp400,71 miliar atau 59,05% dari target tahun ini, Rp678,65 miliar.
Corporate Secretary WIKA Suradi menegaskan kinerja WIKA juga terpengaruh adanya pemangkasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 pada proyek infrastruktur milik pemerintah. Oleh karena itu, ada beberapa proyek yang sempat tertunda. “Banyak proyek BUMN yang tertunda karena pembebasan lahan yang berdampak pada realisasi pengerjaan proyek dan naik turun tensi politik,” tukasnya.
Adapun realisasi Belanja modal (Capital Expenditure/Capex) per September tahun ini mencapai Rp668,2 miliar atau 33,58% dari target Capex 2014 sebesar Rp1,99 triliun. Target Capex tahun ini terdiri dari Capex WIKA Induk Rp984 miliar dan Capex anak perusahaan sebesar Rp1,01 triliun.
Komposisi Capex WIKA Induk terdiri dari pengembangan usaha sebesar Rp362,7 miliar, akuisisi dan penyertaan sebesar Rp304,2 miliar serta investasi aset tetap sebesar Rp317,1 miliar.
Susi Susanti
(ftr)