Raksasa Automotif Indonesia
A
A
A
Jumlah kelas menengah yang tumbuh signifikan di Indonesia mendorong tingginya pembelian kendaraan roda empat. Fenomena ini membuat sektor automotif meraup keuntungan besar setiap tahunnya dari pasar domestik.
Berbagai kendaraan dari merek-merek automotif terkenal dunia, terutama yang berasal dari Jepang laris di Indonesia. Toyota, Daihatsu, Isuzu merupakan brand-brand terkenal asal Jepang yang merajai jalanan Indonesia.
Semua merek itu berada di bawah payung PT Astra International Tbk (ASII). Astra sebenarnya bukan hanya bergelut di bidang automotif, namun perusahaan yang didirikan 1957 ini besar dari sektor tersebut. Keuntungan besar di sektor automotif membuat Astra mampu ekspansi ke berbagai sektor yang membuatnya menggurita.
Di sektor automotif, Astra tidak hanya memproduksi, namun juga menguasai distribusi produk seperti melalui Auto 2000, salah satu Dealer Utama Toyota di Indonesia. Tidak hanya puas dengan brand asal Jepang, Astra juga menjadi pemegang beberapa merek kelas dunia seperti BMW dan Peugeot melalui bendera PT Tjahja Sakti Motor.
Di sektor pembiayaan, Astra juga mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang tersebut seperti PT Astra Credit Company (ACC), PT Toyota Astra Financial Services, PT Asuransi Astra Buana. Perusahaan pembiayaan ini berkaitan erat dengan kepemilikan produk automotif yang menjadi core bisnis Astra.
Tidak hanya besar di sektor automotif, Astra juga ekspansi ke agro industri melalui PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Sektor lain yang juga dirambah Astra adalah alat berat, teknologi informasi, hingga infrastruktur. Tidak hanya besar, Astra tercatat sebagai perusahaan yang hampir selalu menunjukkan kinerja yang meningkat setiap tahunnya.
Pada kuartal ketiga lalu, Astra mem-bukukan laba bersih sebesar Rp14,49 triliun. Angka ini meningat 8% dibanding periode yang sama tahun lalu yang membukukan keuntungan sebesar Rp13,46 triliun. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya pendapatan bersih Astra sebesar 6 persen menjadi Rp150,6 triliun yang berasal dari peningkatan pendapatan sektor agribisnis dan kontrak pertambangan.
Menurut Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, kinerja Grup Astra secara umum cukup memuaskan, meskipun masih dihadapkan pada tantangan kompetisi yang ketat pada b i s n i s kendaraan roda empat dan penurunan harga batubara. Keuntungan meningkat, walaupun hingga kuartal III penjualan mobil Astra secara nasional menurun 1%. Penurunan di sektor mobil ini berbeda dengan penjualan sepeda motor Astra mengalami peningkatan sebesar 9%.
Peningkatan juga terlihat pada bisnis pembiayaan automotif Astra yang meningkat 11%. Automotif nampaknya akan masih menjadi core bisnis Astra, namun sektor ini selalu mengalami tantangan setiap tahunna. Pada tahun depan, PT Toyota Astra Motor (TAM), anak perusahaan Astra yang memproduksi Toyota memprediksi pasar automotif masih sulit pada 2015 sebagai dampak kondisi ekonomi yang belum membaik.
Di tengah tantangan itu, Astra menargetkan tetap menguasai pasang pasar hingga 33%. “Tahun depan sepertinya pasar automotif tetap sulit, sama seperti tahun ini. Sehingga target kami lebih pada mempertahankan market share yang telah kami capai,” kata General Manager Corporate Planning and Public Relation PT Toyota Astra Motor, Widyawati Soedigdo sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara (16/12).
Walaupun ada tantangan, Toyota mengaku tetap akan berusaha meningkatkan penjualan. Widyawati mengaku akan melakukan gimmick-gimmick marketing. Selain itu, Toyota juga akan melakukan penyegaran model-model produknya. Namun, ia menegaskan Toyota tidak akan merilis produk baru pada 2015. Strategi lainnya Toyota akan menyediakan unitnya berdasarkan per-mintaan.
“Beberapa model baru berin-vestasi, mereka harus push market untuk penjualan, ini akan tidak sehat karena pasar yang stagnan. Maka kami menyediakan kendaraan berdasarkan permintaan supaya semua market sehat,” jelas Widyawati. Kinerja Grup Astra, tidak hanya diakui secara korporasi, namun penghargaan individual juga diraih oleh Presiden Direktur (Presdir) Grup Astra Prijono Sugiarto.
Pada 6 November lalu, Prijono mendapatkan penghargaan Asia Business Leader of The Year Award (ABLA) 2014. ABLA merupakan penghargaan yang diberikan sebagai pengakuan dan penghormatan bagi para pemimpin bisnis perusahaan di Asia dalam kesungguhan seorang CEO mengelola bisnis untuk menjadi yang terbaik dan men-ciptakan strategi- strategi inovatif, mengelola sumber daya manusia serta strategi apa yang dijalankan untuk meng-hasilkani bisnis yang berkelanjutan.
Prijono memimpin Grup Astra 1 Maret 2010. Dalam kepemimpinanya, dia me-review secara reguler seluruh bisnis Grup Astra yang meliputi enam divisi, yaitu Automotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik serta Teknologi Informasi.
Islahuddin
Berbagai kendaraan dari merek-merek automotif terkenal dunia, terutama yang berasal dari Jepang laris di Indonesia. Toyota, Daihatsu, Isuzu merupakan brand-brand terkenal asal Jepang yang merajai jalanan Indonesia.
Semua merek itu berada di bawah payung PT Astra International Tbk (ASII). Astra sebenarnya bukan hanya bergelut di bidang automotif, namun perusahaan yang didirikan 1957 ini besar dari sektor tersebut. Keuntungan besar di sektor automotif membuat Astra mampu ekspansi ke berbagai sektor yang membuatnya menggurita.
Di sektor automotif, Astra tidak hanya memproduksi, namun juga menguasai distribusi produk seperti melalui Auto 2000, salah satu Dealer Utama Toyota di Indonesia. Tidak hanya puas dengan brand asal Jepang, Astra juga menjadi pemegang beberapa merek kelas dunia seperti BMW dan Peugeot melalui bendera PT Tjahja Sakti Motor.
Di sektor pembiayaan, Astra juga mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang tersebut seperti PT Astra Credit Company (ACC), PT Toyota Astra Financial Services, PT Asuransi Astra Buana. Perusahaan pembiayaan ini berkaitan erat dengan kepemilikan produk automotif yang menjadi core bisnis Astra.
Tidak hanya besar di sektor automotif, Astra juga ekspansi ke agro industri melalui PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Sektor lain yang juga dirambah Astra adalah alat berat, teknologi informasi, hingga infrastruktur. Tidak hanya besar, Astra tercatat sebagai perusahaan yang hampir selalu menunjukkan kinerja yang meningkat setiap tahunnya.
Pada kuartal ketiga lalu, Astra mem-bukukan laba bersih sebesar Rp14,49 triliun. Angka ini meningat 8% dibanding periode yang sama tahun lalu yang membukukan keuntungan sebesar Rp13,46 triliun. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya pendapatan bersih Astra sebesar 6 persen menjadi Rp150,6 triliun yang berasal dari peningkatan pendapatan sektor agribisnis dan kontrak pertambangan.
Menurut Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, kinerja Grup Astra secara umum cukup memuaskan, meskipun masih dihadapkan pada tantangan kompetisi yang ketat pada b i s n i s kendaraan roda empat dan penurunan harga batubara. Keuntungan meningkat, walaupun hingga kuartal III penjualan mobil Astra secara nasional menurun 1%. Penurunan di sektor mobil ini berbeda dengan penjualan sepeda motor Astra mengalami peningkatan sebesar 9%.
Peningkatan juga terlihat pada bisnis pembiayaan automotif Astra yang meningkat 11%. Automotif nampaknya akan masih menjadi core bisnis Astra, namun sektor ini selalu mengalami tantangan setiap tahunna. Pada tahun depan, PT Toyota Astra Motor (TAM), anak perusahaan Astra yang memproduksi Toyota memprediksi pasar automotif masih sulit pada 2015 sebagai dampak kondisi ekonomi yang belum membaik.
Di tengah tantangan itu, Astra menargetkan tetap menguasai pasang pasar hingga 33%. “Tahun depan sepertinya pasar automotif tetap sulit, sama seperti tahun ini. Sehingga target kami lebih pada mempertahankan market share yang telah kami capai,” kata General Manager Corporate Planning and Public Relation PT Toyota Astra Motor, Widyawati Soedigdo sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara (16/12).
Walaupun ada tantangan, Toyota mengaku tetap akan berusaha meningkatkan penjualan. Widyawati mengaku akan melakukan gimmick-gimmick marketing. Selain itu, Toyota juga akan melakukan penyegaran model-model produknya. Namun, ia menegaskan Toyota tidak akan merilis produk baru pada 2015. Strategi lainnya Toyota akan menyediakan unitnya berdasarkan per-mintaan.
“Beberapa model baru berin-vestasi, mereka harus push market untuk penjualan, ini akan tidak sehat karena pasar yang stagnan. Maka kami menyediakan kendaraan berdasarkan permintaan supaya semua market sehat,” jelas Widyawati. Kinerja Grup Astra, tidak hanya diakui secara korporasi, namun penghargaan individual juga diraih oleh Presiden Direktur (Presdir) Grup Astra Prijono Sugiarto.
Pada 6 November lalu, Prijono mendapatkan penghargaan Asia Business Leader of The Year Award (ABLA) 2014. ABLA merupakan penghargaan yang diberikan sebagai pengakuan dan penghormatan bagi para pemimpin bisnis perusahaan di Asia dalam kesungguhan seorang CEO mengelola bisnis untuk menjadi yang terbaik dan men-ciptakan strategi- strategi inovatif, mengelola sumber daya manusia serta strategi apa yang dijalankan untuk meng-hasilkani bisnis yang berkelanjutan.
Prijono memimpin Grup Astra 1 Maret 2010. Dalam kepemimpinanya, dia me-review secara reguler seluruh bisnis Grup Astra yang meliputi enam divisi, yaitu Automotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik serta Teknologi Informasi.
Islahuddin
(ars)