Nikmatnya Mie Ayam Mataram

Minggu, 28 Desember 2014 - 12:36 WIB
Nikmatnya Mie Ayam Mataram
Nikmatnya Mie Ayam Mataram
A A A
Berdiri sejak tahun 1980-an, Mie Ayam Mataram tetap eksis hingga era globalisasi ini. Konsistensi rasa serta beberapa tambahan menu yang ada membuat warung mi ini tak lekang dimakan zaman. Mi ayam bagaikan makanan favorit warga Jakarta.

Hidangan ini dijajakan mulai dari gerobak hingga restoran berkelas. Minya pun beragam. Ada yang kuahnya berwarna hitam karena pengaruh penggunaan lada hitam serta bumbu kecap cina yang kental. Ada pula yang bumbunya agak keemasan dan tidak diberi lada, melainkan bumbu penyedap, garam, serta daun bawang sehingga kuahnya berwarna bening.

Nah, Mie Ayam Mataram memiliki ciri khas tersendiri. Yang paling laris adalah yamin ayamnya. Kalau mau berkuah tinggal minta saja. Kuah dihidangkan terpisah dengan taburan daun bawang. Sambil menunggu pesanan diracik, si abang bakal memberikan semangkuk pangsit goreng yang enak dicocol dengan saus sambal. Kalau mau tambah pangsitnya, siapkan uang Rp2.000. KORAN SINDO mencoba mi ayam jamur seharga Rp14.000.

Tekstur mi sangat lembut dan porsinya amat melimpah. Taburan jamur kancing memberi rasa manis, senada dengan potongan semur daging ayamnya. Sambalnya pun segar di lidah. Tak perlu banyak karena rasanya cukup pedas. Kuahnya sendiri bening gurih. Sebenarnya rasa mi ayam ini sederhana.

Tanpa tambahan bumbu yang malah menyebabkan rasa mi “ramai”, bahkan terkadang pahit, atau dengan bumbu yang terlalu tajam. Di setiap meja sudah disiapkan kecap manis, kecap asin, cuka, sambal, dan saus. Tinggal meracik sesuka kita. Hal yang paling penting, dari dulu mi ayam tersebut rasanya tak berubah.

Mie Ayam Mataram awalnya berdiri di dekat perempatan Mampang Prapatan- Warung Buncit. Namun, sejak Januari 2014, lokasinya pindah tak jauh dari Rumah Sakit JMC dengan tempat yang lebih luas. Di tempat yang terdahulu, siang dan terutama malam hari, orang harus antre demi mendapat tempat duduk.

Jadi tak mungkin duduk manis berlama-lama karena kita akan dipelototi oleh mereka yang capek mengantre. Belum lagi tempatnya yang sempit dan panas, serta diganggu oleh pengamen yang datang silih berganti. Meski begitu, tetap saja pengunjung tak kapok dibuat berdiri menunggu kursi kosong. Adapun lokasi yang baru memiliki ruangan lebih luas.

Yang menarik, warung berkapasitas80oranginimemproduksimi sendiri. “Bikinnya tanpa pengawet, jadi cumatahansehari,” kataChandra, pegawai yang sudah lima tahun bekerja di sini. Di hari biasa sekitar 13 kilogram mi diproduksi. Sementara, dihari liburjumlah produksi bisa tambah dua kilogram. Setidaknya dalam sehari 400 mangkuk mi bisa ludes terjual.

“Soalnya kami banyak pelanggan lama,” sebut Chandra. Dari yang awalnya hanya menjual mi ayam, sang pemilik warung kemudian meluaskan pilihan menu. Ada mi ayam biasa, mi ayam bakso sapi, bakso udang, pangsit rebus, jamur, ceker, atau kompilasi yakni mi ayam bakso pangsit jamur ceker yang diberi banderol harga Rp24.000. Mi juga bisa diganti dengan bihun.

Ukuran bakso bervariasi: bakso kecil dan jumbo. Mau disantap dengan mi kuning dan putih serta tambahan lontong atau tahu sutra, tinggal pesan saja. Sedap bukan makan bakso hangat di musim hujan seperti sekarang? Agar tidak monoton, menu baru dikeluarkan. Pecel ayam, pecel lele, ceker semur, sop ceker, serta tahu dan tempe adalah beberapa di antaranya. Mie Ayam Mataram beroperasi pukul 11.00-23.00 WIB setiap hari.

Sri noviarni
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6017 seconds (0.1#10.140)