DKI Bangun Flyover dan Underpass di Perlintasan KA
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta berencana membangun jalan tidak sebidang di perlintasan kereta api (KA). Rencana tersebut sudah mendapat izin dari Kementerian Perhubungan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, tahun depan pembangunan flyover dan underpass di sejumlah perlintasan KA dimulai. Dia melihat banyak perlintasan KA di Jakarta yang rawan kecelakaan saat jam sibuk. Selain itu, perlintasan KA itu pun kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas.
“Januari akan kita mulai dari titik-titik yang dinilai rawan akan kedua masalah tersebut,” kata Djarot kepada wartawan di Jakarta kemarin. Djarot menjelaskan, pembangunan flyover dan underpass butuh kerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Namun, dana yang digunakan tetap menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) DKI Jakarta 2015.
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, Kementerian Perhubungan hanya menerbitkan izin sekaligus mendata berapa titik lintasan yang memungkinkan dibangun underpass dan flyover. Besaran biayanya akan ditentukan ketika pendataan titik- titik perlintasan yang dianggap rawan selesai. Tidak semua perlintasan KA dibangun flyover dan underpass. Di antara 481 titik perlintasan di Jakarta, nantinya dipilih mana yang layak dibangun flyover dan underpass.
“Harus ada skala prioritas, mana yang lebih awal dikerjakan. Setelah titik-titik tersebut disepakati, kami akan tentukan anggarannya,” ujarnya. Nantinya di sejumlah titik perlintasan KA itu dibangun ruang terbuka hijau. Pemprov DKI Jakarta juga akan merelokasi warga yang tinggal di bantaran rel KA.
Hunian kumuh di kawasan tersebut akan ditertibkan. Dengan demikian, konsep ini tidak hanya membuat orang selamat tetapi memberikan kenyamanan karena kawasan itu tampak asri. “Sama halnya dengan pembangunan flyover dan underpass, titik-titik penghijauan juga akan diinvetarisir terlebih dahulu. Kami akan tata ulang dan membuat taman yang bagus,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengapresiasi rencana pemprov membangun jalan tidak sebidang di perlintasan KA. “Semua perlintasan kereta api di Jakarta sudah seharusnya dibuat tidak sebidang. Kami (DPRD) dukung pembangunan tersebut,” tegasnya. Menurut Taufik, penyusunan APBD 2015 saat ini baru sampai tahap pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
Menurutnya, pengesahan APBD 2015 diperkirakan dilakukan minggu kedua Januari mendatang. “Kalau sudah masuk program APBD 2015 segera siapkan dokumen lelangnya sehingga setelah dicairkan dan pembangunan akan langsung dapat dilakukan,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah perlintasan KA di Jakarta memang membahayakan pengguna jalan dan memacetkan arus lalu lintas. Titik-titik perlintasan yang rawan tersebut di antaranya Bintaro, Permata Hijau, Jakarta Selatan; Rawa Buaya, Latumenten, dan Angke, Jakarta Barat.
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Agus Komarudin mengakui, mayoritas jalur perlintasan KA di Jakarta berada sebidang dengan jalan. Bahkan, banyak yang tidak berpalang pintu seperti di rute Tangerang-Duri. Di rute tersebut ada sekitar 10 pintu perlintasan KA tidak berpalang pintu.
“Perlintasan yang tidak berpalang itu memang rawan dari kecelakaan,” tuturnya. Dia pun sangat mengapresiasi rencana Pemprov DKI Jakarta membangun flyover dan underpass di perlintasan KA. “Kami akan membantu semaksimal mungkin pembangunan jalan tidak sebidang dengan perlintasan KA,” ungkapnya.
Bima setiyadi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, tahun depan pembangunan flyover dan underpass di sejumlah perlintasan KA dimulai. Dia melihat banyak perlintasan KA di Jakarta yang rawan kecelakaan saat jam sibuk. Selain itu, perlintasan KA itu pun kerap menimbulkan kemacetan lalu lintas.
“Januari akan kita mulai dari titik-titik yang dinilai rawan akan kedua masalah tersebut,” kata Djarot kepada wartawan di Jakarta kemarin. Djarot menjelaskan, pembangunan flyover dan underpass butuh kerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Namun, dana yang digunakan tetap menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) DKI Jakarta 2015.
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, Kementerian Perhubungan hanya menerbitkan izin sekaligus mendata berapa titik lintasan yang memungkinkan dibangun underpass dan flyover. Besaran biayanya akan ditentukan ketika pendataan titik- titik perlintasan yang dianggap rawan selesai. Tidak semua perlintasan KA dibangun flyover dan underpass. Di antara 481 titik perlintasan di Jakarta, nantinya dipilih mana yang layak dibangun flyover dan underpass.
“Harus ada skala prioritas, mana yang lebih awal dikerjakan. Setelah titik-titik tersebut disepakati, kami akan tentukan anggarannya,” ujarnya. Nantinya di sejumlah titik perlintasan KA itu dibangun ruang terbuka hijau. Pemprov DKI Jakarta juga akan merelokasi warga yang tinggal di bantaran rel KA.
Hunian kumuh di kawasan tersebut akan ditertibkan. Dengan demikian, konsep ini tidak hanya membuat orang selamat tetapi memberikan kenyamanan karena kawasan itu tampak asri. “Sama halnya dengan pembangunan flyover dan underpass, titik-titik penghijauan juga akan diinvetarisir terlebih dahulu. Kami akan tata ulang dan membuat taman yang bagus,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengapresiasi rencana pemprov membangun jalan tidak sebidang di perlintasan KA. “Semua perlintasan kereta api di Jakarta sudah seharusnya dibuat tidak sebidang. Kami (DPRD) dukung pembangunan tersebut,” tegasnya. Menurut Taufik, penyusunan APBD 2015 saat ini baru sampai tahap pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).
Menurutnya, pengesahan APBD 2015 diperkirakan dilakukan minggu kedua Januari mendatang. “Kalau sudah masuk program APBD 2015 segera siapkan dokumen lelangnya sehingga setelah dicairkan dan pembangunan akan langsung dapat dilakukan,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah perlintasan KA di Jakarta memang membahayakan pengguna jalan dan memacetkan arus lalu lintas. Titik-titik perlintasan yang rawan tersebut di antaranya Bintaro, Permata Hijau, Jakarta Selatan; Rawa Buaya, Latumenten, dan Angke, Jakarta Barat.
Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Agus Komarudin mengakui, mayoritas jalur perlintasan KA di Jakarta berada sebidang dengan jalan. Bahkan, banyak yang tidak berpalang pintu seperti di rute Tangerang-Duri. Di rute tersebut ada sekitar 10 pintu perlintasan KA tidak berpalang pintu.
“Perlintasan yang tidak berpalang itu memang rawan dari kecelakaan,” tuturnya. Dia pun sangat mengapresiasi rencana Pemprov DKI Jakarta membangun flyover dan underpass di perlintasan KA. “Kami akan membantu semaksimal mungkin pembangunan jalan tidak sebidang dengan perlintasan KA,” ungkapnya.
Bima setiyadi
(bbg)