Melawan ISIS Tidak Sekadar Lewat Simbol
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta mempunyai strategi konkret dalam menangkal ancaman Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq dan Syiria (ISIS).
Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok, perang melawan ISIS tidak sekadar melalui simbol seperti sosialisasi melalui penyebaran spanduk.
Namun, kata dia, perang terhadap gerakan tersebut harus bersifat nyata. Pemerintah melalui intelijen dan Polri dituntut memeroileh informasi akuratterhadap gerakan bawah tanah yang mengarah kepada tindakan penyebaran ISIS.
"Selama ini yang dilakukan pemerintah kita berperang dengan spanduk tolak ISIS, awas ancaman ISIS. Kalau cuma spanduk ini kan pencitraan," kata Zaki saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (27/12/2014).
Menurut dia, ISIS di Indonesia masih sebatas rumor. Kendati begitu, kata dia, aparat keamanan tidak boleh lengah terhadap gerakan tersebut.
Dia mengatakan, sasaran paling empuk ISIS adalah kalangan terpelajar dan mahasiswa.
Sebab saat ini usia mereka, lanjut dia, masih tahap proses pencarian jati diri dan ideologi.
"Minimal mendata warga yang tinggal di Timur Tengah, seperti kelompok mahasiswa yang menempuh pendidikan di sana," katanya.
Menurut pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok, perang melawan ISIS tidak sekadar melalui simbol seperti sosialisasi melalui penyebaran spanduk.
Namun, kata dia, perang terhadap gerakan tersebut harus bersifat nyata. Pemerintah melalui intelijen dan Polri dituntut memeroileh informasi akuratterhadap gerakan bawah tanah yang mengarah kepada tindakan penyebaran ISIS.
"Selama ini yang dilakukan pemerintah kita berperang dengan spanduk tolak ISIS, awas ancaman ISIS. Kalau cuma spanduk ini kan pencitraan," kata Zaki saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (27/12/2014).
Menurut dia, ISIS di Indonesia masih sebatas rumor. Kendati begitu, kata dia, aparat keamanan tidak boleh lengah terhadap gerakan tersebut.
Dia mengatakan, sasaran paling empuk ISIS adalah kalangan terpelajar dan mahasiswa.
Sebab saat ini usia mereka, lanjut dia, masih tahap proses pencarian jati diri dan ideologi.
"Minimal mendata warga yang tinggal di Timur Tengah, seperti kelompok mahasiswa yang menempuh pendidikan di sana," katanya.
(dam)