BNN: 4 Juta Perempuan Indonesia Jadi Kurir Narkoba
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar mengungkapkan data yang mencengangkan terkait peredaran narkoba di Indonesia. Rata-rata 40 orang dalam sehari meninggal dunia akibat barang haram tersebut.
Bicara soal Hari Ibu, kata Anang, data memprihatinkan terjadi pada perempuan Indonesia. Sebanyak 203 wanita Warga Negara Indonesia (WNI) sampai tahun 2012 terancam hukuman mati di luar negeri. Data lainnya, ada empat juta lebih perempuan Indonesia terlibat peredaran narkotika.
"Perempuan Indonesia jadi perhatian kita sebab perempuan umumnya tak pikir panjang mudah dimanfaatkan sindikat narkoba yang merekrut perempuan," tegasnya saat menghadiri peringatan Hari Ibu di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Hal itu, kata Anang, dilatarbelakangi faktor kondisi ekonomi. Sehingga perempuan Indonesia mudah dipekerjakan sebagai kurir narkoba.
"Para sindikat sengaja perdaya perempuan Indonesia dengan hiburan liburan, tiket ke luar negeri, dan uang. Hingga jatuh menjadi kurir
narkoba. Perempuan Indonesia gampangan, gampang dibujuk dan dirayu," tukasnya.
Anang meminta perempuan Indonesia harus bisa membentengi diri agar tak terpengaruh. Terakhir, lanjutnya, kasus tersebut terjadi di Timor Timur dimana perempuan Indonesia diberdayakan.
"Modusnya bahkan perempuan Indonesia dipacari, diajak kawin sungguhan, diperdaya didatangi ke calon mertua. Tak hanya sekadar pacaran tapi kawin sungguhan hingga menjadi kurir narkoba," tegasnya.
Bicara soal Hari Ibu, kata Anang, data memprihatinkan terjadi pada perempuan Indonesia. Sebanyak 203 wanita Warga Negara Indonesia (WNI) sampai tahun 2012 terancam hukuman mati di luar negeri. Data lainnya, ada empat juta lebih perempuan Indonesia terlibat peredaran narkotika.
"Perempuan Indonesia jadi perhatian kita sebab perempuan umumnya tak pikir panjang mudah dimanfaatkan sindikat narkoba yang merekrut perempuan," tegasnya saat menghadiri peringatan Hari Ibu di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Hal itu, kata Anang, dilatarbelakangi faktor kondisi ekonomi. Sehingga perempuan Indonesia mudah dipekerjakan sebagai kurir narkoba.
"Para sindikat sengaja perdaya perempuan Indonesia dengan hiburan liburan, tiket ke luar negeri, dan uang. Hingga jatuh menjadi kurir
narkoba. Perempuan Indonesia gampangan, gampang dibujuk dan dirayu," tukasnya.
Anang meminta perempuan Indonesia harus bisa membentengi diri agar tak terpengaruh. Terakhir, lanjutnya, kasus tersebut terjadi di Timor Timur dimana perempuan Indonesia diberdayakan.
"Modusnya bahkan perempuan Indonesia dipacari, diajak kawin sungguhan, diperdaya didatangi ke calon mertua. Tak hanya sekadar pacaran tapi kawin sungguhan hingga menjadi kurir narkoba," tegasnya.
(kri)