Layani Publik dengan Totalitas
A
A
A
JAKARTA - Peran aparatur sipil negara (ASN) dalam pelayanan kepada masyarakat harus terus ditingkatkan. Kesadaran mereka untuk bekerja total dan ikhlas perlu ditanamkan tidak hanya dimulai dari diri sendiri.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Yuddy Chrisnandi mengatakan pihaknya akan memperkuat jajarannya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran bekerja total serta ikhlas sesuai dengan tujuan revolusi mental aparatur sipil negara yang dicanangkan pemerintah.
“Agar mereka memiliki totalitas pengabdian sebagai bagian dari nilai spiritualitas,” ucap Yuddy seusai menggelar pelatihan bersama ESQ 165 di Kemenpan- RB, Jakarta, kemarin. Dengan metode pelatihan spiritual ini Yuddy yakin kinerja bawahannya akan semakin baik. Apalagi kerja aparatur negara erat kaitannya dengan kepentingan publik yang lebih luas.
“Berbeda jika orang bekerja hanya karena gaji dan bonus. Untuk bisa membuat seseorang itu bekerja dengan ikhlas, harus ada ingatan seperti pelatihan ESQ ini,” lanjut Yuddy. Yuddy mengatakan pengawasan paling efektif itu berasal dari diri masing-masing. Dengan pelatihan ESQ, para peserta menurut Yuddy dapat memahami hak dan kewajibannya.
“Dari sana juga akan muncul rasa menghormati diri dan orang lain dengan menggali nilai-nilai dalam dirinya,” kata Yuddy. Politikus Partai Hanura itu menambahkan, dengan profesionalisme, kemauan belajar, memperbaiki diri, dan meningkatkan kapasitas keilmuannya, para pegawainya yang berjumlah 358 mampu memberikan yang terbaik buat orang yang membutuhkannya.
“Itu namanya akuntabilitas, mau dikritik, memperbaiki diri, transparan. Ketika nilai itu muncul, aparatur sipil negara menjadi paripurna, memiliki totalitas pengabdian bagi bangsa, negara, masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya,” tandasnya. Pendiri pelatihan ESQ, Ary Ginanjar, menjelaskan keterlibatan pihaknya dalam pelatihan sebagai bentuk sumbangsih membangun aparatur negara yang berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kemenpan-RB menurutnya sejalan karena ingin mereformasi pegawainya secara struktural maupun kultural. “Kita menyumbangkan pemikiran supaya bisa membantu program revolusi mental, khususnya dari sisi reformasi birokrasi secara kultural,” ucapnya. Sisi kultural menurut Ary memang cukup sulit untuk diubah. Pendekatan yang digunakan kemudian melalui sisi spiritual.
“Kalau perubahan secara struktural itu mudah, buat aturan struktur. Tapi yang tidak mudah itu mengubah mindset dan itu pendekatannya mengubah nilai-nilai, mengubah kembali sistem mereka, sehingga yang tadinya berjiwa priyayi menjadi pelayan, dari yang tidak baik menjadi lebih baik ke depan,” papar Ary.
Ary melanjutkan, yang dikejar dari kesuksesan pelatihan ini adalah kebiasaan bersikap jujur di kalangan aparatur sipil. Dengan jujur, kerentanan terjadinya korupsi pun bisa diminimalkan. “Itu memang harus diusung tinggi kalau mau melakukan revolusi mental. Kejujuran itu memang harus ditanamkan, dengan itu korupsi bisa diberantas,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Menpan dan RB, Dwi Wahyu Atmaji, yang turut menjadi peserta pelatihan ESQ menyambut baik kegiatan ini. Dia mengaku semakin mengenal diri sendiri, teman, dan rekan kerja untuk sama-sama membangun Kemenpan-RB yang sukses. “Karena semuanya penting untuk membangun bersama Kemenpan-RB. Kalau selama ini kita hanya fokus membangun skill, mungkin (sisi) spiritual ini kurang teperhatikan,” katanya.
Menurut Atmaji yang diajarkan selama pelatihan adalah nilai-nilai spiritual yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari situ timbul kesadaran bahwa apa yang dilakukan ada yang mengawasi. “Memberi makna yang lebih dalam bahwa itu (setiap pekerjaan) mempunyai kaitan lebih tinggi yang penting sekali,” lanjutnya. Atmaji pun berharap setelah mendapat pelatihan ESQ ini para pegawai di lingkungan Kemenpan- RB bisa lebih bekerja keras, cerdas, dan ikhlas.
Dian ramdhani
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Yuddy Chrisnandi mengatakan pihaknya akan memperkuat jajarannya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran bekerja total serta ikhlas sesuai dengan tujuan revolusi mental aparatur sipil negara yang dicanangkan pemerintah.
“Agar mereka memiliki totalitas pengabdian sebagai bagian dari nilai spiritualitas,” ucap Yuddy seusai menggelar pelatihan bersama ESQ 165 di Kemenpan- RB, Jakarta, kemarin. Dengan metode pelatihan spiritual ini Yuddy yakin kinerja bawahannya akan semakin baik. Apalagi kerja aparatur negara erat kaitannya dengan kepentingan publik yang lebih luas.
“Berbeda jika orang bekerja hanya karena gaji dan bonus. Untuk bisa membuat seseorang itu bekerja dengan ikhlas, harus ada ingatan seperti pelatihan ESQ ini,” lanjut Yuddy. Yuddy mengatakan pengawasan paling efektif itu berasal dari diri masing-masing. Dengan pelatihan ESQ, para peserta menurut Yuddy dapat memahami hak dan kewajibannya.
“Dari sana juga akan muncul rasa menghormati diri dan orang lain dengan menggali nilai-nilai dalam dirinya,” kata Yuddy. Politikus Partai Hanura itu menambahkan, dengan profesionalisme, kemauan belajar, memperbaiki diri, dan meningkatkan kapasitas keilmuannya, para pegawainya yang berjumlah 358 mampu memberikan yang terbaik buat orang yang membutuhkannya.
“Itu namanya akuntabilitas, mau dikritik, memperbaiki diri, transparan. Ketika nilai itu muncul, aparatur sipil negara menjadi paripurna, memiliki totalitas pengabdian bagi bangsa, negara, masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya,” tandasnya. Pendiri pelatihan ESQ, Ary Ginanjar, menjelaskan keterlibatan pihaknya dalam pelatihan sebagai bentuk sumbangsih membangun aparatur negara yang berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kemenpan-RB menurutnya sejalan karena ingin mereformasi pegawainya secara struktural maupun kultural. “Kita menyumbangkan pemikiran supaya bisa membantu program revolusi mental, khususnya dari sisi reformasi birokrasi secara kultural,” ucapnya. Sisi kultural menurut Ary memang cukup sulit untuk diubah. Pendekatan yang digunakan kemudian melalui sisi spiritual.
“Kalau perubahan secara struktural itu mudah, buat aturan struktur. Tapi yang tidak mudah itu mengubah mindset dan itu pendekatannya mengubah nilai-nilai, mengubah kembali sistem mereka, sehingga yang tadinya berjiwa priyayi menjadi pelayan, dari yang tidak baik menjadi lebih baik ke depan,” papar Ary.
Ary melanjutkan, yang dikejar dari kesuksesan pelatihan ini adalah kebiasaan bersikap jujur di kalangan aparatur sipil. Dengan jujur, kerentanan terjadinya korupsi pun bisa diminimalkan. “Itu memang harus diusung tinggi kalau mau melakukan revolusi mental. Kejujuran itu memang harus ditanamkan, dengan itu korupsi bisa diberantas,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Menpan dan RB, Dwi Wahyu Atmaji, yang turut menjadi peserta pelatihan ESQ menyambut baik kegiatan ini. Dia mengaku semakin mengenal diri sendiri, teman, dan rekan kerja untuk sama-sama membangun Kemenpan-RB yang sukses. “Karena semuanya penting untuk membangun bersama Kemenpan-RB. Kalau selama ini kita hanya fokus membangun skill, mungkin (sisi) spiritual ini kurang teperhatikan,” katanya.
Menurut Atmaji yang diajarkan selama pelatihan adalah nilai-nilai spiritual yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari situ timbul kesadaran bahwa apa yang dilakukan ada yang mengawasi. “Memberi makna yang lebih dalam bahwa itu (setiap pekerjaan) mempunyai kaitan lebih tinggi yang penting sekali,” lanjutnya. Atmaji pun berharap setelah mendapat pelatihan ESQ ini para pegawai di lingkungan Kemenpan- RB bisa lebih bekerja keras, cerdas, dan ikhlas.
Dian ramdhani
(bbg)