AS-Kuba Catat Sejarah Baru Hubungan Diplomatik

Jum'at, 19 Desember 2014 - 12:46 WIB
AS-Kuba Catat Sejarah Baru Hubungan Diplomatik
AS-Kuba Catat Sejarah Baru Hubungan Diplomatik
A A A
WASHINGTON - Hubungan diplomatik Amerika Serikat (AS) dan Kuba yang telah membeku selama lebih dari 50 tahun akhirnya mencair. Kedua negara sepakat mengakhiri permusuhan dan menghidupkan lagi jalinan diplomatik mereka.

Langkah bersejarah itu pun segera menuai respons positif dunia. Di Havana, ibu kota Kuba, sukacita dan air mata haru menetes. Rakyat turun ke jalanan dan bersorak merayakan sejarah besar itu. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengapresiasi tinggi pemulihan hubungan tersebut dan siap menawarkan bantuan bagi kedua negara untuk mengembangkan hubungan baru.

”Berita ini sangat positif. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden AS Barack Obama dan dan Presiden Kuba Raul Castro karena melakukan tindakan yang sangat penting ini,” kata Ban dalam pernyataan akhir tahun di Markas PBB, New York, kemarin.

Presiden Barack Obama dan Raul Castro telah sepakat dalam percakapan melalui telepon pada Selasa (16/12) lalu mengenai beberapa hal, termasuk pertukaran tahanan, pembukaan kedutaan besar di masingmasing negara, dan mengurangi berbagai pembatasan dalam perdagangan.

Kesepakatan Kuba-AS itu dicapai setelah perundingan yang dilangsungkan secara rahasia selama 18 bulan dan difasilitasi oleh Vatikan serta Kanada. Obama dan Castro membuat pengumuman secara simultan pada pidato di televisi yang disampaikan secara bersamaan di Washington dan Havana.

”Kita akan mengakhiri pendekatan usang yang selama beberapa dekade gagal memajukan kepentingan kita. Kita akan memulai normalisasi hubungan antara kedua negara,” kata Obama, dikutip AFP. Pada saat bersamaanPresiden Raul Castro berpidato, membenarkan AS telah sepakat memperbaiki hubungan diplomatik dengan Kuba. ”Keputusan Presiden Obama layak mendapat penghormatan dari rakyat kami,” kata Castro.

Diamengatakan, embargo yang diterapkan AS selama lima dekade telah menyebabkan kerusakanekonomidanmanusia yang besar. Atas kesuksesan pemulihan hubungan baik itu Obama dan Castro memuji Paus Fransiskus yang memediasi dialog kedua negara. Pausmenyambuthangat keputusan kedua negara. ”Itu mengakhiri berbagai kesulitan yang telah tercatat dalam sejarah,” tutur Fransiskus.

Dia balik memuji sikap Obama dan Raul Castro yang mengakhiri ketegangan. Pemulihan hubungan kedua negara itu terwujud setelah Havana membebaskan warga AS Alan Gross yang telah ditahan selama lima tahun. Gross, 65, merupakan agen rahasia yang beroperasi di Kuba. ”Ini perubahan permainan yang sepenuhnya saya dukung,” tutur Gross.

Selain pria berkaca mata itu Havana juga membebaskan seorang anggota intelijen yang tidak disebutkan namanya dan telah ditahan 20 tahun. Sebagai imbalan pembebasan Gross, Washington membebaskan tiga agen rahasia Kuba yang ditahan di AS yang ditahan sejak 1998. Mereka adalah Gerardo Hernandez, 49; Antonio Guerrero, 56; dan Ramon Labanino, 51. Ketiga agen intelijen itu disambut seperti pahlawan ketika tiba di Kuba.

Dijegal Partai Republik

Keinginan Obama mencabut embargo ekonomi terhadap Kuba bisa jadi tidak mulus. Kebijakan itu tidak dapat dilakukan begitu saja mengingat wewenang menentukannya terletak pada Kongres AS. Seperti diketahui, parlemen kini dikuasai Partai Republik yang jelas-jelas menolak pencabutan embargo. Senator dari Partai Republik, Marco Rubio, siap menggagalkan penunjukan duta besar AS untuk Kuba.

”Gedung Putih kebobolan segalanya,” katanya. Di sisi lain politikus dari Partai Demokratsekaligus mantan menteri luar negeri, Hillary Clinton memuji langkah Obama. ”Kebijakan isolasi diplomatik selama beberapa dekade hanya memperkuat rezim (keluarga) Castro semakin berkuasa penuh,” tutur Hillary.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6828 seconds (0.1#10.140)