Inovasi, Kunci Media Cetak Hadapi Era Konvergensi Media
A
A
A
YOGYAKARTA - Era digitalisasi saat ini telah memaksa semua jenis media untuk mampu berinovasi, termasuk media cetak. Karena hanya dengan mengikuti era, media cetak seperti koran akan mampu bertahan.
Sebagai sebuah media, koran sudah diuji sejak lama apakah bisa bertahan atau tidak. Mulai dari kemunculan radio, televisi hingga saat ini media online. “Koran telah terbukti mampu beradaptasi dengan baik hingga saat ini, media konvensional satu ini tidak pernah mati,” ujar Wakil Pimpinan Redaksi KORAN SINDO Djaka Susila dalam gelaran SINDO Goes to Campus di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kemarin.
Dalam kegiatan yang mengangkat tema “ Konvergensi Media di Era Digitalisasi” ini, Djaka menuturkan, cara beradaptasi yang paling bisa dilakukan koran di era saat ini ialah dengan melakukan berbagai inovasi. Hal ini seperti dilakukan KORAN SINDO hingga mampu bertahan di tengah gempuran persaingan media.
“Salah satu inovasi yang dilakukan KORAN SINDO ialah berupaya merencanakan perwajahan setiap edisinya,” ujar dia. Dengan perwajahan yang apik dan tidak monoton, jelas akan lebih menarik bagi pembaca. Selain berinovasi, koran juga harus mampu menyajikan berita lebih dari jenis media lainnya.
Jika radio, televisi, dan media online lebih mengutamakan kecepatan berita, koran justru bermain pada ketepatan dan pendalaman berita. Redaktur Pelaksana KORAN SINDO Hanna Farhana mengatakan, dalam era konvergensi media ini tak hanya media yang dituntut mengikuti perkembangan zaman, tapi wartawan juga harus siap ikut berkembang.
“Sebagai ujung tombak informasi, wartawan tidak boleh pernah merasa cukup informasi. Wartawan saat ini diwajibkan mampu menyerap semua info yang ada,” sebutnya. Hanna pun mengatakan, wartawan masa kini juga dituntut untuk mampu multitasking, yakni mengerjakan berita untuk semua jenis media, baik cetak, radio, televisi maupun online.
Tak hanya itu, penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris juga diperlukan. Sementara itu, Wakil Rektor III UNY Sumaryanto menyambut baik program SINDO Goes to Campus yang memang ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan di bidang jurnalistik langsung dari para pelakunya. “Kami pun berharap mahasiswa jadi tertular dan makin termotivasi untuk membangun kultur akademik, yakni membaca dan menulis,” imbuhnya.
SINDO Goes to Campus di Kota Gudeg juga menghadirkan Pemimpin Redaksi SINDOTV Apreyvita Dyah Wulansari yang menjabarkan perkembangan media televisi sejak dulu hingga kini. Di sesi berikutnya dilakukan pula workshop broadcasting yang dibagi dua sesi, yakni presenting oleh presenter SINDOTV Haryanto Saputra dan sesi fotografiolehfotografer KORAN SINDO Biro DIY Novan Jemmi Andrea.
Ratih keswara
Sebagai sebuah media, koran sudah diuji sejak lama apakah bisa bertahan atau tidak. Mulai dari kemunculan radio, televisi hingga saat ini media online. “Koran telah terbukti mampu beradaptasi dengan baik hingga saat ini, media konvensional satu ini tidak pernah mati,” ujar Wakil Pimpinan Redaksi KORAN SINDO Djaka Susila dalam gelaran SINDO Goes to Campus di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kemarin.
Dalam kegiatan yang mengangkat tema “ Konvergensi Media di Era Digitalisasi” ini, Djaka menuturkan, cara beradaptasi yang paling bisa dilakukan koran di era saat ini ialah dengan melakukan berbagai inovasi. Hal ini seperti dilakukan KORAN SINDO hingga mampu bertahan di tengah gempuran persaingan media.
“Salah satu inovasi yang dilakukan KORAN SINDO ialah berupaya merencanakan perwajahan setiap edisinya,” ujar dia. Dengan perwajahan yang apik dan tidak monoton, jelas akan lebih menarik bagi pembaca. Selain berinovasi, koran juga harus mampu menyajikan berita lebih dari jenis media lainnya.
Jika radio, televisi, dan media online lebih mengutamakan kecepatan berita, koran justru bermain pada ketepatan dan pendalaman berita. Redaktur Pelaksana KORAN SINDO Hanna Farhana mengatakan, dalam era konvergensi media ini tak hanya media yang dituntut mengikuti perkembangan zaman, tapi wartawan juga harus siap ikut berkembang.
“Sebagai ujung tombak informasi, wartawan tidak boleh pernah merasa cukup informasi. Wartawan saat ini diwajibkan mampu menyerap semua info yang ada,” sebutnya. Hanna pun mengatakan, wartawan masa kini juga dituntut untuk mampu multitasking, yakni mengerjakan berita untuk semua jenis media, baik cetak, radio, televisi maupun online.
Tak hanya itu, penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris juga diperlukan. Sementara itu, Wakil Rektor III UNY Sumaryanto menyambut baik program SINDO Goes to Campus yang memang ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan di bidang jurnalistik langsung dari para pelakunya. “Kami pun berharap mahasiswa jadi tertular dan makin termotivasi untuk membangun kultur akademik, yakni membaca dan menulis,” imbuhnya.
SINDO Goes to Campus di Kota Gudeg juga menghadirkan Pemimpin Redaksi SINDOTV Apreyvita Dyah Wulansari yang menjabarkan perkembangan media televisi sejak dulu hingga kini. Di sesi berikutnya dilakukan pula workshop broadcasting yang dibagi dua sesi, yakni presenting oleh presenter SINDOTV Haryanto Saputra dan sesi fotografiolehfotografer KORAN SINDO Biro DIY Novan Jemmi Andrea.
Ratih keswara
(bbg)