Israel Harus Bertanggung Jawab
A
A
A
RAMALLAH - Pemerintah Palestina meminta Israel untuk bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Menteri Permukiman Ziad Abu Ein. Tuntutan Palestina itu akan diwujudkan dalam berbagai perlawanan atas pendudukan dan permukiman ilegal Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengungkapkan, semua opsi terbuka untuk memaksa Israel mempertanggungjawabkan kejahatannya. Palestina memiliki hak untuk melanjutkan perjuangannya melawan penjajahan ilegal Israel di Palestina. Rakyat Palestina ingin melanjutkan perlawanan untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mendirikan negara merdeka.
“Tanpa negara merdeka, kita tidak akan diam. Kita tidak akan memberikan toleransi atas kejahatan itu (pembunuhan Ein),” kata Abbas, dikutip International Middle East Media Center, kemarin. “Semua opsi terbuka untuk didiskusikan, berdebat dan menentukan langkah ke depan untuk melawan Israel,” tuturnya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) memberikan perhatian serius terhadap perkembangan dan kematian Abu Ein. Washington meminta Tel Aviv untuk menyelidiki insiden itu. “Kedua belah pihak harus menghindari ketegangan,” kata Jennifer Paski, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Prancis, Italia, dan Uni Eropa juga mengecam pembunuhan Abu Ein. Israel juga meminta untuk menginvestigasinya. “Kita meminta digelarnya perundingan langsung antara Israel dan Palestina,” tutur Perwakilan Uni Eropa untuk Hubungan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini. Dia juga meminta agar semua pihak tetap menjaga diri agar mencegah eskalasi lebih lanjut.
Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour meminta PBB untuk menyelidiki pembunuhan Abu Ein. “Kita meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk bertindak dan menghentikan kekejaman Israel,” kata Mansour. Dia telah mengirimkan surat kepada Sekjen PBB Ban Kimoon, Duta Besar Chad–ketua DewanKeamananPBBbulanini, dan kepala Sidang Umum PBB.
Surat itu berisi kronologi kematian Abu Ein yang merupakan kepala Komite Perlawanan Permukiman dan Tembok Israel di Tepi Barat. Mansour juga meminta dunia untuk melindungi rakyat Palestina. Presiden Abbas telah berulang kali meminta PBB untuk memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina dan tanah mereka. “Rakyat Palestina sering mengalami penderitaan karena kejahatan pendudukan Israel,” paparnya.
Pemerintah Israel secara resmi telah menyatakan permohonan maaf atas tragedi itu. “Kita meminta maaf atas kematian Abu Ein,” kata Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, dikutip Al Jazeera . Dia menegaskan, Israel akan menyelidiki insiden itu. “Stabilitas keamanan sangat penting bagi kedua belah pihak. Kita akan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Palestina,” kata Yaalon.
Sebagai antisipasi peningkatan ketegangan di Palestina, Israel meningkatkan jumlah personel ke wilayah pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat. Sementara itu, jenazah Abu Ein kemarin dikuburkan setelah dilakukan autopsi oleh tim medis dari IsraeldanYordania. Menurut Kepala Hubungan Sipil Palestina Hussein Al-Sheikh, hasil autopsi menunjukkan kematian Abu Ein akibat pemukulan oleh tentara Israel dan menghirup gas air mata.
“Tentara Israel juga terlambat membawanya ke rumah sakit,” katanya. Selain membunuh Abu Ein, tentara Israel kemarin dilaporkan menculik 11 warga Palestina, termasuk dua anak dari wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Penculikan dan penangkapan itu merupakan agenda rutin militer Israel. Mereka kerap menangkapi para pemuda Palestina secara acak di Tepi Barat dan Yerusalem Timur untuk menakuti dan menebarkan teror.
Namun, upaya itu justru semakin memperkuat perlawanan rakyat Palestina yang tertindas. Sementara itu, Parlemen Irlandia menyetujui resolusi agar pemerintah mengakui Negara Palestina. Dukungan itu setelah Menteri Luar Negeri Charlie Flanagan menyatakan dukungan sementara bagi Palestina. “Pengakuan Negara Palestina selalu menjadi tujuan Pemerintah Irlandia. Apa yang kita lakukan di Timur Tengah mengacu pada tujuan itu,” kata Flanagan, dikutip Al Jazeera.
Andika hendra m
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengungkapkan, semua opsi terbuka untuk memaksa Israel mempertanggungjawabkan kejahatannya. Palestina memiliki hak untuk melanjutkan perjuangannya melawan penjajahan ilegal Israel di Palestina. Rakyat Palestina ingin melanjutkan perlawanan untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mendirikan negara merdeka.
“Tanpa negara merdeka, kita tidak akan diam. Kita tidak akan memberikan toleransi atas kejahatan itu (pembunuhan Ein),” kata Abbas, dikutip International Middle East Media Center, kemarin. “Semua opsi terbuka untuk didiskusikan, berdebat dan menentukan langkah ke depan untuk melawan Israel,” tuturnya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) memberikan perhatian serius terhadap perkembangan dan kematian Abu Ein. Washington meminta Tel Aviv untuk menyelidiki insiden itu. “Kedua belah pihak harus menghindari ketegangan,” kata Jennifer Paski, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Prancis, Italia, dan Uni Eropa juga mengecam pembunuhan Abu Ein. Israel juga meminta untuk menginvestigasinya. “Kita meminta digelarnya perundingan langsung antara Israel dan Palestina,” tutur Perwakilan Uni Eropa untuk Hubungan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini. Dia juga meminta agar semua pihak tetap menjaga diri agar mencegah eskalasi lebih lanjut.
Duta Besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour meminta PBB untuk menyelidiki pembunuhan Abu Ein. “Kita meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk bertindak dan menghentikan kekejaman Israel,” kata Mansour. Dia telah mengirimkan surat kepada Sekjen PBB Ban Kimoon, Duta Besar Chad–ketua DewanKeamananPBBbulanini, dan kepala Sidang Umum PBB.
Surat itu berisi kronologi kematian Abu Ein yang merupakan kepala Komite Perlawanan Permukiman dan Tembok Israel di Tepi Barat. Mansour juga meminta dunia untuk melindungi rakyat Palestina. Presiden Abbas telah berulang kali meminta PBB untuk memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina dan tanah mereka. “Rakyat Palestina sering mengalami penderitaan karena kejahatan pendudukan Israel,” paparnya.
Pemerintah Israel secara resmi telah menyatakan permohonan maaf atas tragedi itu. “Kita meminta maaf atas kematian Abu Ein,” kata Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, dikutip Al Jazeera . Dia menegaskan, Israel akan menyelidiki insiden itu. “Stabilitas keamanan sangat penting bagi kedua belah pihak. Kita akan tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Palestina,” kata Yaalon.
Sebagai antisipasi peningkatan ketegangan di Palestina, Israel meningkatkan jumlah personel ke wilayah pendudukan di Yerusalem dan Tepi Barat. Sementara itu, jenazah Abu Ein kemarin dikuburkan setelah dilakukan autopsi oleh tim medis dari IsraeldanYordania. Menurut Kepala Hubungan Sipil Palestina Hussein Al-Sheikh, hasil autopsi menunjukkan kematian Abu Ein akibat pemukulan oleh tentara Israel dan menghirup gas air mata.
“Tentara Israel juga terlambat membawanya ke rumah sakit,” katanya. Selain membunuh Abu Ein, tentara Israel kemarin dilaporkan menculik 11 warga Palestina, termasuk dua anak dari wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Penculikan dan penangkapan itu merupakan agenda rutin militer Israel. Mereka kerap menangkapi para pemuda Palestina secara acak di Tepi Barat dan Yerusalem Timur untuk menakuti dan menebarkan teror.
Namun, upaya itu justru semakin memperkuat perlawanan rakyat Palestina yang tertindas. Sementara itu, Parlemen Irlandia menyetujui resolusi agar pemerintah mengakui Negara Palestina. Dukungan itu setelah Menteri Luar Negeri Charlie Flanagan menyatakan dukungan sementara bagi Palestina. “Pengakuan Negara Palestina selalu menjadi tujuan Pemerintah Irlandia. Apa yang kita lakukan di Timur Tengah mengacu pada tujuan itu,” kata Flanagan, dikutip Al Jazeera.
Andika hendra m
(bbg)