Peran Hutan Krusial dalam Perubahan Iklim

Selasa, 09 Desember 2014 - 11:21 WIB
Peran Hutan Krusial...
Peran Hutan Krusial dalam Perubahan Iklim
A A A
LIMA - Proyek Pengurangan Emisi dari Penggundulan dan Perusakan Hutan (REDD+) semakin krusial dalam kampanye perubahan iklim. Hal tersebut diungkapkan sejumlah ilmuwan melalui publikasi di Jurnal Konservasi Internasional barubaru ini.

Para ilmuwan mengungkap, penjagaan biodiversitas adalah langkah krusial bagi kesuksesan penyimpanan karbon di dalam hutan. Artinya, perlu tindakan nyata dari sejumlah negara denganluasanhutanyangbesardalam upaya mencegah penggundulan dan perusakan hutan. Tidak mungkin biodiversitas terjaga jika hutan-hutan terus dijarah dan diberangus habitat serta kekayaan tanaman dan pepohonannya.

“Biodiversitas saat ini memiliki peranan yang penting. Menjaganya akan sangat memberikan keuntungan dan akan menjadi bagian integral dari suksesnya proyek,” ungkap ekolog internasional dengan spesialisasi ekosistem hutan tropis Dr Dorothea Pio. Terkait Proyek REDD+ sejumlah ahli, di sela-sela agenda Konferensi Perubahan Iklim PBB atau United Nation for Climate Change-Conference of Parties (UNFCC-COP20) di Lima, Peru, yang sudah berjalan sejak Senin (1/12) hingga Jumat (12/12), sedikit skeptis proyek REDD+ akan berhasil.

Faktanya, aksi yang dilakukansekarangberjalanstagnan. Namun, inovasi di level subnasional sedikit memberikan harapan. Para ahli menginginkan adanya pembelajaran dan ide-ide baru yang bisa dicoba demi menyukseskan proyek, utamanya dari proyek percontohan yang dilakukan mulai dari hutan tropis Amazon hingga hutan kering di Tanzania.

“Inisiatif sub-nasional adalah laboratorium, di mana pengalamanREDD+ bakal diterapkan,” ujar Kepala Ilmuwan CIFOR William Sunderlin. “Itu adalah hal yang membuat kita semua belajar mana yang sudah baik, mana yang salah dan mana yang perlu dikoreksi,” imbuhnya.

Indonesia, yang hadir dalam UNFCC-COP20, juga memandang penting peranan hutan melalui proyek REDD+. Delegasi khusus Indonesia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yetti Rusli, menyatakan bahwa hutan dapat mengatasi atau menahan pertambahan suhu bumi agar tidak melampaui target. “Tiap tahun COP ini, khususnya untuk kehutanan, semestinya bisa kembali ke keberhasilan pada COP di Bali 2007. Inilah yang perlu dikawal dan untuk persidangan bidang kehutanan ini terus melaju sebagai satu topik yang diperhitungkan,” ujar Yetti melalui keterangan pers kemarin.

Bagi Indonesia, proyek REDD+ menjadi sesuatu yang menarik mengingat keberadaan hutan-hutan di Tanah Air yang ikut menyokong pemeliharaan iklim negara tetangga bahkan sebagian wilayah dunia.

Sugeng wahyudi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.8342 seconds (0.1#10.140)