Entok Bakar Penggugah Selera
A
A
A
Menikmati daging bebek atau ayam mungkin sudah biasa di Surabaya. Namun, bagaimana dengan entok? Di kawasan pinggir Kota Pahlawan, ada satu tempat yang menyediakan hidangan unggas satu ini, yang dari tampilannya saja sudah menggugah selera.
Di tatar Jawa, entok juga biasa disebut mentok. Hewan ini sengaja dipelihara untuk dimanfaatkan daging dan telurnya. Secara tampilan, entok mirip dengan bebek, karena unggas ini memang masuk keluarga bebek. Namun, dari sisi kandungan daging dan teksturnya, daging entok lebih banyak dan empuk ketimbang bebek/itik.
Nah, di kedai Dapur Ndeso, entok, salah satunya diolah dengan cara dibakar. Menu tersebut yang akan KORAN SINDO ulas dalam Jelajah Kulinerkali ini. Di sini, menu entok bakar disajikan dengan sambal yang jenisnya bisa dipilih pengunjung sesuai selera. Ada sambal terasi, sambal mentah, sambal pencit, dan sambal matang.
Entok bakar ini memang dibakar dengan bumbu bakaran yang tidak jauh berbeda dengan bakaran pada jenis menu lain. Hanya, pihak rumah makan mengklaim, selain bumbu-bumbu standar, entok bakar buatannya juga diolesi bumbu khusus yang diracik juru masak mereka secara khusus. Bahan bumbu tersebut, antara lain bawang putih dan cabai, yang tampak dioleskan pada entok.
”Bumbu bakaran kami sebenarnya tidak beda jauh dengan bumbu di tempat lain. Namun, ada standar racikan khusus yang digunakan para juru masak di rumah makan ini,” kata Manajer Dapur Ndeso Hariono. Sambal menjadi penambah cita rasa yang tak bisa dianggap ”remeh”. Sebab, menu entok bakar ini akan berasa lebih nikmat ketika dicocoli sambal.
Saat berkunjung ke Dapur Ndeso, KORAN SINDOsempat mencoba entok bakar dengan sambal mentah. Rasa pedas sambal bercampur dengan daging entok yang gurih menciptakan sensasi tersendiri. Siapa pun agaknya akan ketagihan setelah satu kali mencicipi. Menu pendamping seperti lalapan dan cah kangkung harus disisihkan dulu demi bisa menikmati entok bakar secara utuh.
Apalagi sajian entok ini tidak setiap hari tersedia di sini lantaran terkendala minimnya bahan baku. ”Menu kami ada banyak sebenarnya. Hanya, yang paling favorit adalah penyetan ayam karena paling banyak dipesan. Sementara kalau entok, kadang pelanggan harus antre atau sabar dulu lantaran bahan dasarnya tidak selalu ada,” ujar Hariono. Menu yang bisa tersaji setiap hari di sini memang ayam dan bebek.
Variannya ada yang dibakar, ada pula yang digoreng. Ada juga olahan ikan, salah satunya sup ikan. Sajian satu itu berisi daging ikan gurami dan aneka sayuran yang dimasak jadi satu dengan bumbu racikan khas Dapur Ndeso. Menu sup ikan ini sekilas tampak seperti tom yum, kuliner asal Thailand. Adapun yang membedakan adalah isiannya. Saat dicicipi, menu satu ini memunculkan cita rasa yang unik, percampuran antara manis dan asam. Nikmat dan segar pokoknya.
Mamik wijayanti
Di tatar Jawa, entok juga biasa disebut mentok. Hewan ini sengaja dipelihara untuk dimanfaatkan daging dan telurnya. Secara tampilan, entok mirip dengan bebek, karena unggas ini memang masuk keluarga bebek. Namun, dari sisi kandungan daging dan teksturnya, daging entok lebih banyak dan empuk ketimbang bebek/itik.
Nah, di kedai Dapur Ndeso, entok, salah satunya diolah dengan cara dibakar. Menu tersebut yang akan KORAN SINDO ulas dalam Jelajah Kulinerkali ini. Di sini, menu entok bakar disajikan dengan sambal yang jenisnya bisa dipilih pengunjung sesuai selera. Ada sambal terasi, sambal mentah, sambal pencit, dan sambal matang.
Entok bakar ini memang dibakar dengan bumbu bakaran yang tidak jauh berbeda dengan bakaran pada jenis menu lain. Hanya, pihak rumah makan mengklaim, selain bumbu-bumbu standar, entok bakar buatannya juga diolesi bumbu khusus yang diracik juru masak mereka secara khusus. Bahan bumbu tersebut, antara lain bawang putih dan cabai, yang tampak dioleskan pada entok.
”Bumbu bakaran kami sebenarnya tidak beda jauh dengan bumbu di tempat lain. Namun, ada standar racikan khusus yang digunakan para juru masak di rumah makan ini,” kata Manajer Dapur Ndeso Hariono. Sambal menjadi penambah cita rasa yang tak bisa dianggap ”remeh”. Sebab, menu entok bakar ini akan berasa lebih nikmat ketika dicocoli sambal.
Saat berkunjung ke Dapur Ndeso, KORAN SINDOsempat mencoba entok bakar dengan sambal mentah. Rasa pedas sambal bercampur dengan daging entok yang gurih menciptakan sensasi tersendiri. Siapa pun agaknya akan ketagihan setelah satu kali mencicipi. Menu pendamping seperti lalapan dan cah kangkung harus disisihkan dulu demi bisa menikmati entok bakar secara utuh.
Apalagi sajian entok ini tidak setiap hari tersedia di sini lantaran terkendala minimnya bahan baku. ”Menu kami ada banyak sebenarnya. Hanya, yang paling favorit adalah penyetan ayam karena paling banyak dipesan. Sementara kalau entok, kadang pelanggan harus antre atau sabar dulu lantaran bahan dasarnya tidak selalu ada,” ujar Hariono. Menu yang bisa tersaji setiap hari di sini memang ayam dan bebek.
Variannya ada yang dibakar, ada pula yang digoreng. Ada juga olahan ikan, salah satunya sup ikan. Sajian satu itu berisi daging ikan gurami dan aneka sayuran yang dimasak jadi satu dengan bumbu racikan khas Dapur Ndeso. Menu sup ikan ini sekilas tampak seperti tom yum, kuliner asal Thailand. Adapun yang membedakan adalah isiannya. Saat dicicipi, menu satu ini memunculkan cita rasa yang unik, percampuran antara manis dan asam. Nikmat dan segar pokoknya.
Mamik wijayanti
(bbg)