Kubu Islam dan Liberal Makin Tak Berkutik

Senin, 01 Desember 2014 - 13:24 WIB
Kubu Islam dan Liberal...
Kubu Islam dan Liberal Makin Tak Berkutik
A A A
KAIRO - Setelah vonis pembebasan Husni Mubarak dan beberapa pejabat senior pemerintahannya atas kasus konspirasi pembunuhan para demonstran pada 2011, rezim militer yang dipimpin oleh Presiden Abdel-Fattah El- Sisi akan semakin kuat.

Sementara kelompok Islam, Liberal, dan Sosial akan semakin tertindas dan termarjinalkan karena tidak mendapatkan ruang gerak politik yang luas. Bebasnya Mubarak dan koleganya itu juga sebagai sinyal bahwa rezim Sisi yang berkuasa saat ini merupakan kepanjangan tangan dari rezim diktator Mubarak yang pernah berkuasa 30 tahun. Apalagi, Sisi diketahui sebagai kepala intelijen militer Mesir dan pernah menjabat sebagai pejabat yang mengurusi jaringan politik saat Mubarak berkuasa.

Pengadilan terhadap Mubarak dan koleganya dianggap sebagai sandiwara untuk menghibur rakyat Mesir dan dunia internasional. “Pembebasan Mubarak dan koleganya juga terkait dengan penangkapan figur oposisi dan politisi yang menentang pemerintahan Sisi,” kata pakar politik Gamal Abdel-Gawwad, kepada media ternama di Mesir, Al-Ahram.

Rezim Sisi diprediksi juga akan semakin represif terhadap siapa pun yang melawannya. Sisi juga semakin menegaskan diri kalau pemerintahannya akan bergaya seperti rezim Mubarak. Dalam pemetaan politik Mesir ke depan, menurut Gawwad, pembebasan Mubarak akan berdampak pada penyesuaian atau penggabungan afiliasi politik dan perpecahan persekutuan politik. Ada kelompok yang bersatu dalam pemerintahan Sisi.

Di sisi lain nantinya kelompok Islam, Liberal, dan Sosial mungkin akan bersatu melawan Sisi. “Meskipun rezim Sisi mengandalkan figur lama (dalam pemerintahan Mubarak), namun harus menggunakan pendekatan revolusioner untuk melakukan perubahan,” papar Gawwad. Menurut aktivis politik Mesir, Bassem Yassa, vonis bebas Mubarak tidak dilepaskan keterkaitan antara Sisi dan Mubarak.

“Pemerintahan berkuasa seharusnya tidak perlu terlihat di belakang vonis itu,” tutur Yassa. Namun, alasan hukum, kata dia, yang menjadikan pemerintahan Sisi memberikan ruang untuk membebaskan Mubarak. Seperti diungkapkan sumber rahasia Al-Ahram, bebasnya Mubarak juga merupakan salah satu syarat dalam pemberian bantuan keuangan dari negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Kedua negara itu merupakan pendukung keuangan utama bagi Mesir setelah penggulingan mantan Presiden Mohammad Mursi.

“Kehakiman tidak independen dan presiden juga harus berkompromi,” tutur sumber yang enggan menyebutkan namanya itu. Sebelumnya, pengadilan Mesir pada Sabtu (29/11) lalu membebaskan Mubarak dan mantan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly, serta enam pejabat lainnya, dalam dakwaan konspirasi pembunuhan demonstran pada 2011.

Pada demo yang berakhir dengan kerusuhan 2011 lalu, sekitar 800 orang diperkirakan tewas. Pada sidang sebelumnya yang digelar 2012 lalu, Mubarak dan para pejabat itu divonis hukuman penjara seumur hidup. Saat ini Mubarak masih ditahan di rumah sakit militer. Dia akan dibebaskan beberapa bulan mendatang saat berakhirnya masa hukuman tiga tahun penjara. Kepada stasiun televisi lokal, Mubarak menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah atas beberapa dakwaan pembunuhan.

“Saya tidak lakukan hal itu sama sekali. Saya menunggu untuk mencari tahu apa yang mereka lakukan saat ini. Itu merupakan dakwaan yang salah alamat,” katanya. Namun, Mubarak menjelaskan bahwa manusia tidak dapat mengubah takdir. “Ketika saya mendengarkan vonis sebelumnya (vonis penjara seumur hidup), saya tertawa. Saat saya hanya bisa menunggu. Saya merasa tidak peduli. Semuanya sudah diatur oleh Tuhan,” tuturnya.

Sementara itu, dua pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan pada Sabtu (29/11) malam waktu setempat hingga kemarin pagi di Lapangan Tahrir, Kairo. “Dua orang tewas dalam aksi demonstrasi di Kairo,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mesir, Hossam Abdel-Ghaffar, dikutip Al-Arabiya .

Dua tewas itu ditembak oleh polisi saat demonstrasi bersama 2.000 orang yang memprotes pembebasan Mubarak atas dakwaan konspirasi pembunuhan terhadap para demonstran pada unjuk rasa 2011 silam. Puluhan demonstran juga terluka karena terkena tembakan senapan burung dan tembakan gas air mata. Aksi demonstrasi spontan itu terjadi hanya beberapa jam setelah putusan pengadilan.

Ribuan orang berkumpul di Lapangan Tahrir yang telah menjadi simbol revolusi. Selang beberapa jam kemudian, pasukan keamanan bersenjata lengkap langsung berusaha membubarkan para demonstran. BBC melaporkan, ada suara tembakan dalam bentrok antara demonstran dan pasukan keamanan.

Andika hendra
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9184 seconds (0.1#10.140)