Poros Muda Golkar Anggap Konflik Bagian Dinamika Politik
A
A
A
JAKARTA - Bentrokan yang terjadi antara dua kubu di DPP Partai Golkar saat digelar rapat pimpinan lalu dinilai bagian dari dinamika politik yang wajar. Sehingga, hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.
"Kejadian kemarin di DPP Golkar yang sempat terjadi kerusuhan itu dinamika politik. Hiruk pikuk Munas mendatang," kata Juru Bicara Poros Muda Golkar Andi Sinulingga dalam diskusi bertajuk 'Ketika Golkar Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).
Andi mengatakan, bentrokan tersebut dinilai bukan tanpa sebab. Menurutnya, dalam rapat pleno tersebut, forum terkesan mengarahkan keputusan sepihak yakni memutuskan Munas dimajukan.
Dia menduga, 'setting forum' telah dilakukan kubu Aburizal Bakrie (Ical) dengan memasang pemimpin sidang yang tidak memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapatnya.
Dengan begitu, kata dia, Ical dinilai telah mengupayakan membungkam hak suara kader partai. Sedangkan Partai Golkar, selama ini selalu memberikan keluasan kadernya untuk berpendapat.
"Selama ini pengelolaan partai di bawah ARB manajemen yang dikenal partai terbuka yang tidak memliki trah tertentu, yang tidak dikuasai oleh ormas tertentu, tidak berafiliasi pada kekuatan tertentu seakan mengalami persoalan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan pecah di DPP Partai Golkar saat rapat membahas agenda Munas Golkar ke IX. Bentrokan dipicu karena satu pihak yang sependapat Munas dilaksanakan 30 November 2014. Sementara pihak lain menolak, dan mengusulkan Munas dilaksanakan awal tahun 2015.
"Kejadian kemarin di DPP Golkar yang sempat terjadi kerusuhan itu dinamika politik. Hiruk pikuk Munas mendatang," kata Juru Bicara Poros Muda Golkar Andi Sinulingga dalam diskusi bertajuk 'Ketika Golkar Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).
Andi mengatakan, bentrokan tersebut dinilai bukan tanpa sebab. Menurutnya, dalam rapat pleno tersebut, forum terkesan mengarahkan keputusan sepihak yakni memutuskan Munas dimajukan.
Dia menduga, 'setting forum' telah dilakukan kubu Aburizal Bakrie (Ical) dengan memasang pemimpin sidang yang tidak memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapatnya.
Dengan begitu, kata dia, Ical dinilai telah mengupayakan membungkam hak suara kader partai. Sedangkan Partai Golkar, selama ini selalu memberikan keluasan kadernya untuk berpendapat.
"Selama ini pengelolaan partai di bawah ARB manajemen yang dikenal partai terbuka yang tidak memliki trah tertentu, yang tidak dikuasai oleh ormas tertentu, tidak berafiliasi pada kekuatan tertentu seakan mengalami persoalan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan pecah di DPP Partai Golkar saat rapat membahas agenda Munas Golkar ke IX. Bentrokan dipicu karena satu pihak yang sependapat Munas dilaksanakan 30 November 2014. Sementara pihak lain menolak, dan mengusulkan Munas dilaksanakan awal tahun 2015.
(kri)