Pelanggaran Lalu Lintas Masih Tinggi

Kamis, 27 November 2014 - 11:42 WIB
Pelanggaran Lalu Lintas Masih Tinggi
Pelanggaran Lalu Lintas Masih Tinggi
A A A
JAKARTA - Ribuan pengendara terbukti melanggar lalu lintas dan kena tilang dalam Operasi Zebra Jaya 2014 hari pertama yang digelar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi kemarin.

Pengendara yang terkena tilang sebanyak 3.930 orang, sementara 1.485 pelanggar lainnya mendapat teguran lisan. Barang bukti yang disita antara lain 1.532 surat izin mengemudi (SIM), 2.349 surat tanda nomor kendaraan (STNK), 48 unit sepeda motor, dan satu unit mobil.

Operasi digelar 14 hari dimulai kemarin hingga 9 Desember. Sepeda motor mendominasi pelanggaran dengan total 2.773 kasus, disusul mobil pribadi 357 kasus, mikrolet 272 kasus, taksi 219 kasus, kendaraan barang 173 kasus, bus 86 kasus, dan Metromini 50 kasus. ”Penindakan yang menjadi sasaran operasi ini adalah menaikkan atau menurunkan penumpang tidak pada tempatnya serta kendaraan yang melawan arus,” kata Kabag Pembinaan dan Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto kemarin.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono mengatakan, penindakan yang dilakukan tidak akan pandang bulu. Oknum TNI maupun Polri yang melanggar ditindak tegas. ”Maka itu, operasi ini kita tidak sendirian, tetapi juga ada unsur TNI dari Pomad, Pomal, dan Pomau,” sebutnya.

Pada Operasi Zebra ini dikerahkan 2.700 personel Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang di-back up satuan fungsi Sabhara dan Brimob. Kegiatan ini sekaligus Operasi Cipta Kondisi menjelang pelaksanaan Operasi Lilin Jaya 2014. ”Cara bertindak kita di lapangan lebih banyak pada penegakan hukum (tilang) 80%, preemtif 10%, dan preventif 10%,” ungkapnya.

Meski polisi memfokuskan masalah pelanggaran melawan arus dan ngetemsembarang bagi angkutan umum, pelanggaran lain pun tetap akan ditindak. Untuk itu, pengguna kendaraan diimbau tertib berlalu lintas. Operasi Zebra juga menitikberatkan pada masalah mengatasi kemacetan.

Salah satunya melakukan kanalisasi angkutan berat. Menurut Unggung, angkutan beban berat menjadi salah satu faktor yang menghambat kelancaran lalu lintas di ruas tol dalam kota. Angkutan beban berat ini banyak yang tidak melaju pada jalurnya sehingga sering menimbulkan kemacetan.

Untuk itu, dia memerintahkan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membuat terobosan rekayasa lalu lintas yakni kanalisasi bagi kendaraan berat. Kanalisasi dilakukan dengan memasang traffic cone untuk membatasi lajur kiri atau lajur khusus truk. Kendaraan berat ini diarahkan tetap berada di lajur tersebut hingga pintu keluar tol. ”Nanti juga akan ada anggota di sana yang berjaga,” ungkapnya.

Kendaraan roda empat di lajur dua dan tiga. Dengan kanalisasi ini, laju kendaraan kecil diharapkan bisa dipercepat tanpa hambatan. Kanalisasi ini akan diujicobakan selama 14 hari mulai hari ini di ruas tol Cawang hingga Semanggi. ”Kita akan coba seperti itu. Kita tidak akan biarkan kemacetan ini terus terjadi,” katanya.

Dalam Operasi Zebra Jaya ini Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyiapkan ratusan ribu surat tilang. Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan, pihaknya menurunkan anggota di beberapa lokasi rawan pelanggaran di antaranya kawasan Lenteng Agung, Kampung Melayu, Joglo, Dukuh Atas, dan Slipi.

”Tidak ada ampun bagi pelanggar lalu lintas,” ucapnya. Bukan hanya mematuhi rambu lalu lintas, pengendara juga harus melengkapi diri dengan surat kendaraan. ”Kalau pengendara sadar akan ketertiban, Jakarta dipastikan tidak akan semrawut,” imbuhnya. Kasat Lantas Polres Jakarta Barat AKBP Ipung Purnomo menuturkan, dalam razia kemarin paling banyak pelanggaran di wilayahnya adalah pengguna sepeda motor yang melawan arus dan tidak mengenakan helm.

Ke depan, lanjut Ipung, pihaknya merazia kendaraan bermuatan besar. ”Sebab banyak kecelakaan di Jakarta Barat, khususnya Jalan Daan Mogot yang disebabkan kendaraan bermuatan besar,” ungkapnya. Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko menilai, razia semacam ini sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan ketertiban pengendara dalam berlalu lintas.

Dengan razia, pengendara akan lebih ingat bahwa dalam berkendara harus dilengkapi alat keselamatan dan kesadaran berlalu lintas. ”Kalau tidak ada razia, pengendara sepertinya enak saja semau mereka saat berkendara. Kalau ada razia ini, sebagai upaya peringatan bagi mereka,” katanya. Kendati hanya efektif sesaat, dia menghargai upaya yang dilakukan petugas.

Waktu yang singkat itu diharapkan bisa memberikan dampak berkelanjutan yakni pengendara bisa selalu ingat agar tertib dan disiplin. ”Jadi kalaupun razianya sudah selesai, tapi pengendara tetap ingat dan tidak melanggar. Apalagi bagi mereka yang pernah kena tindakan tegas. Tapi, kuncinya tindakan tegasnya harus konsisten dan jangan ada kongkalikong. Dengan begitu, mereka akan jera dan disiplin,” tuturnya.

Helmi syarif/Bima setiyadi/R ratna purnama
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4048 seconds (0.1#10.140)