Pelaku Kesal Dituduh Selingkuh
A
A
A
JAKARTA - Pelaku pembunuhan Sri Wahyuni, 42, yakni JAH mengaku kesal karena dituduh selingkuh. Tersangka pun akhirnya membunuh korban dengan cara mencekik ketika berada di area parkir Terminal IID Bandara Soekarno-Hatta.
Berdasarkan pengakuan JAH di Polres Bandara Soekarno-Hatta seusai tiba dari Nabire, Sabtu (22/11), korban yang emosional mengusirnya dari Jakarta dan sengaja mengantarkan ke bandara.
“Diusir karena saya dituduh berselingkuh dengan teman dia,” ujar JAH. Dia mengatakan, sebelum dibawa ke Bandara Soekarno- Hatta, dirinya bersama Sri terlebih dulu ke Puncak, Bogor. Setelah dari Puncak, keduanya menuju Blok M, Jakarta Selatan untuk minum-minum dan sempat ke Glodok, Jakarta Barat. “Di bandara sewaktu dia usir saya, baru saya cekik, itu spontan,” ucapnya.
Ketika ditanya siapa wanita selingkuhannya, tersangka enggan menjawab. “Saya sebagai manusia pasti menyesal telah membunuh dia (Sri),” katanya. Adapun saat ditanya ke mana telepon seluler dan dompet milik korban, JAH terdiam. Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Ashari Kurniawan mengungkapkan, tersangka saat ditangkap sedang tertidur lelap di rumah istri bersama dua anaknya. “Barang bukti yang kita temukan hanya baju tersangka saat menghabisi korban,” ujarnya.
Adapun motif JAH menghabisi Sri karena korban bertengkar dan menuduh tersangka berselingkuh dengan wanita lain sehingga marah dan langsung mencekik korban. Tersangka sampai kini masih dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 365 tentang Perampokan, ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Seperti diketahui, Sri telah memiliki suami bernama Yan Arif Siregar dan dikaruniai dua anak, yakni Yopie Siregar dan Anggia Faradira. Bahtera rumah tangga Sri dengan suaminya saat ini sedang retak, proses perceraian pun tengah ditempuh sebagai jalan keluarnya. Sementara pelaku pembunuhan Sri, yang juga kekasihnya yakni JAH, juga sudah mempunyai istri dan dua anak di Nabire, Papua.
Jalinan kasih yang dirajut JAH dan Sri selama setahun itu, dalam perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan. Hingga akhirnya terjadi pertengkaran di antara keduanya. Sri menuduh JAH telah berselingkuh dengan teman dekatnya. Karena tidak terima, JAH pun membunuh Sri dengan cara mencekik istri pengusaha batu bara tersebut.
“Dalam hubungan cinta segitiga atau terlarang, masalah yang timbul sampai berakhir dengan pembunuhan itu sangat besar kemungkinannya dan tidak bisa dilihat dari tingkat kedewasaan, sebab kedua personal tidak bisa memilih atau menyelesaikan masalah,” ujar kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, kemarin. Menurut dia, biasanya pembunuhan berlatar belakang cinta segitiga itu ada perencanaan meski informasinya pelaku yang dituduh berselingkuh.
“Jadi, penyelesaiannya jangan pakai emosi. Lebih baik salah satu pasangan diam, kemudian memilih waktu untuk menuntaskan permasalahan yang timbul,” katanya. Seperti diberitakan, Sri Wahyuni ditemukan tewas membusuk di dalam Honda Freed B 136 SRI abu-abu yang terparkir di area parkir Terminal IID Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (19/11). Awalnya polisi mengira yang tewas adalah Anggia Faradira karena terdapat kartu pelajar SMA Cenderawasih, Jakarta Selatan, atas nama yang bersangkutan.
Setelah diselidiki ternyata yang meninggal yaitu ibunya, Anggia bernama Sri Wahyuni. Saat ditemukan, korban yang tinggal di Perumahan Green Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan itu berada di kursi depan penumpang. Di kalangan keluarga, Sri semasa hidupnya dikenal memiliki kepribadian yang baik dan tidak mempunyai masalah apalagi musuh.
Namun, menurut kerabatnya, Sri saat ini tengah mengurusi perceraian dengan suaminya. Bahkan, Sri telah berpisah rumah dengan suaminya dan menetap dengan dua anaknya.
Denny irawan/ Helmi syarif/Sindonews
Berdasarkan pengakuan JAH di Polres Bandara Soekarno-Hatta seusai tiba dari Nabire, Sabtu (22/11), korban yang emosional mengusirnya dari Jakarta dan sengaja mengantarkan ke bandara.
“Diusir karena saya dituduh berselingkuh dengan teman dia,” ujar JAH. Dia mengatakan, sebelum dibawa ke Bandara Soekarno- Hatta, dirinya bersama Sri terlebih dulu ke Puncak, Bogor. Setelah dari Puncak, keduanya menuju Blok M, Jakarta Selatan untuk minum-minum dan sempat ke Glodok, Jakarta Barat. “Di bandara sewaktu dia usir saya, baru saya cekik, itu spontan,” ucapnya.
Ketika ditanya siapa wanita selingkuhannya, tersangka enggan menjawab. “Saya sebagai manusia pasti menyesal telah membunuh dia (Sri),” katanya. Adapun saat ditanya ke mana telepon seluler dan dompet milik korban, JAH terdiam. Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Ashari Kurniawan mengungkapkan, tersangka saat ditangkap sedang tertidur lelap di rumah istri bersama dua anaknya. “Barang bukti yang kita temukan hanya baju tersangka saat menghabisi korban,” ujarnya.
Adapun motif JAH menghabisi Sri karena korban bertengkar dan menuduh tersangka berselingkuh dengan wanita lain sehingga marah dan langsung mencekik korban. Tersangka sampai kini masih dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 365 tentang Perampokan, ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Seperti diketahui, Sri telah memiliki suami bernama Yan Arif Siregar dan dikaruniai dua anak, yakni Yopie Siregar dan Anggia Faradira. Bahtera rumah tangga Sri dengan suaminya saat ini sedang retak, proses perceraian pun tengah ditempuh sebagai jalan keluarnya. Sementara pelaku pembunuhan Sri, yang juga kekasihnya yakni JAH, juga sudah mempunyai istri dan dua anak di Nabire, Papua.
Jalinan kasih yang dirajut JAH dan Sri selama setahun itu, dalam perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan. Hingga akhirnya terjadi pertengkaran di antara keduanya. Sri menuduh JAH telah berselingkuh dengan teman dekatnya. Karena tidak terima, JAH pun membunuh Sri dengan cara mencekik istri pengusaha batu bara tersebut.
“Dalam hubungan cinta segitiga atau terlarang, masalah yang timbul sampai berakhir dengan pembunuhan itu sangat besar kemungkinannya dan tidak bisa dilihat dari tingkat kedewasaan, sebab kedua personal tidak bisa memilih atau menyelesaikan masalah,” ujar kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, kemarin. Menurut dia, biasanya pembunuhan berlatar belakang cinta segitiga itu ada perencanaan meski informasinya pelaku yang dituduh berselingkuh.
“Jadi, penyelesaiannya jangan pakai emosi. Lebih baik salah satu pasangan diam, kemudian memilih waktu untuk menuntaskan permasalahan yang timbul,” katanya. Seperti diberitakan, Sri Wahyuni ditemukan tewas membusuk di dalam Honda Freed B 136 SRI abu-abu yang terparkir di area parkir Terminal IID Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (19/11). Awalnya polisi mengira yang tewas adalah Anggia Faradira karena terdapat kartu pelajar SMA Cenderawasih, Jakarta Selatan, atas nama yang bersangkutan.
Setelah diselidiki ternyata yang meninggal yaitu ibunya, Anggia bernama Sri Wahyuni. Saat ditemukan, korban yang tinggal di Perumahan Green Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan itu berada di kursi depan penumpang. Di kalangan keluarga, Sri semasa hidupnya dikenal memiliki kepribadian yang baik dan tidak mempunyai masalah apalagi musuh.
Namun, menurut kerabatnya, Sri saat ini tengah mengurusi perceraian dengan suaminya. Bahkan, Sri telah berpisah rumah dengan suaminya dan menetap dengan dua anaknya.
Denny irawan/ Helmi syarif/Sindonews
(ars)