Musim Hujan, Thailand Waspada Flu Burung
A
A
A
BANGKOK - Thailand siaga menghadapi ancaman penyebaran flu burung. Kementerian Kesehatan meminta semua petugas pemerintah daerah untuk menjaga ketat wilayah perbatasan.
Apalagi, memasuki musim penghujan, banyak burung yang terbang bermigrasi di wilayah Thailand. Sekretaris permanen Kementerian Kesehatan Thailand Dr Narong Sahamethapat perlu mengambil tindakan ancangancang karena flu burung merupakan penyakit yang cukup mematikan. Sejauh ini Thailand belum terinfeksi sejak 2006. Namun, Sahamethapat tidak ingin lengah menyusul virus H5N8 sudah mewabah di Eropa sejak 17 November.
”Wabah flu burung mungkin bisa mewabah di Thailand karena banyak burung yang bermigrasi dari area yang dingin di lepas pantai ke area yang lebih hangat. Thailand jelas dalam risiko pra-darurat, terutama virus H5N1. Sebab, kasus virus H5N1 sudah terjadi di negara tetangga,” ujar Sahamethapat kepada para wartawan, dikutip Channelnewsasia. Pernyataan Sahamethapat bukan tanpa alasan.
Seorang perempuan di Mesir meninggal, Selasa (18/11), akibat terjangkit virus flu burung H5N1. Dia menjadi korban meninggal kedua di Mesir sejak virus itu mewabah selama dua hari. Menurut Kementerian Kesehatan Mesir, dia merupakan korban meninggal ketiga tahun ini. Perempuan berusia 30 tahun itu berasal dari Provinsi Minya, Kairo Selatan.
Meski sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit Kota Assiut Selatan, nyawanya tetap tidak dapat tertolong. Sebelumnya, seorang perempuan berusia 19 tahun di Kota Assiut, Mesir, juga meninggal akibat flu burung, Senin (17/11). Wabah flu burung kini juga menyerang Eropa. Namun, dengan subtipe yang berbeda. Meski demikian, Inggris, Jerman, Belanda, dan Turki tetap melakukan aksi pengawasan dan pencegahan.
”Virus di Inggris merupakan H5N8, yang tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan manusia,” tutur Kementerian Lingkungan Hidup Inggris. Sementara, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI) mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang ada di wilayah terdampak untuk mengikuti instruksi atau arahan pemerintah setempat.
Muh shamil
Apalagi, memasuki musim penghujan, banyak burung yang terbang bermigrasi di wilayah Thailand. Sekretaris permanen Kementerian Kesehatan Thailand Dr Narong Sahamethapat perlu mengambil tindakan ancangancang karena flu burung merupakan penyakit yang cukup mematikan. Sejauh ini Thailand belum terinfeksi sejak 2006. Namun, Sahamethapat tidak ingin lengah menyusul virus H5N8 sudah mewabah di Eropa sejak 17 November.
”Wabah flu burung mungkin bisa mewabah di Thailand karena banyak burung yang bermigrasi dari area yang dingin di lepas pantai ke area yang lebih hangat. Thailand jelas dalam risiko pra-darurat, terutama virus H5N1. Sebab, kasus virus H5N1 sudah terjadi di negara tetangga,” ujar Sahamethapat kepada para wartawan, dikutip Channelnewsasia. Pernyataan Sahamethapat bukan tanpa alasan.
Seorang perempuan di Mesir meninggal, Selasa (18/11), akibat terjangkit virus flu burung H5N1. Dia menjadi korban meninggal kedua di Mesir sejak virus itu mewabah selama dua hari. Menurut Kementerian Kesehatan Mesir, dia merupakan korban meninggal ketiga tahun ini. Perempuan berusia 30 tahun itu berasal dari Provinsi Minya, Kairo Selatan.
Meski sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit Kota Assiut Selatan, nyawanya tetap tidak dapat tertolong. Sebelumnya, seorang perempuan berusia 19 tahun di Kota Assiut, Mesir, juga meninggal akibat flu burung, Senin (17/11). Wabah flu burung kini juga menyerang Eropa. Namun, dengan subtipe yang berbeda. Meski demikian, Inggris, Jerman, Belanda, dan Turki tetap melakukan aksi pengawasan dan pencegahan.
”Virus di Inggris merupakan H5N8, yang tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan manusia,” tutur Kementerian Lingkungan Hidup Inggris. Sementara, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI) mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang ada di wilayah terdampak untuk mengikuti instruksi atau arahan pemerintah setempat.
Muh shamil
(ars)