Menjadi Super-Komuter demi Hidup yang Lebih Baik

Kamis, 20 November 2014 - 14:23 WIB
Menjadi Super-Komuter demi Hidup yang Lebih Baik
Menjadi Super-Komuter demi Hidup yang Lebih Baik
A A A
Berprofesi sebagai akupunkturis membuat Gerrard Kite harus menjalani hidup sebagai superkomuter. Kite melahap perjalanan sejauh 965 kilometer (km) dari rumahnya di selatan Prancis menuju tempat kerjanya di London, Inggris.

Tiap dua pekan sekali Kite terbang dari Prancis ke London untuk menjalani profesinya. Selama di London, dia menyewa sebuah kamar yang berdekatan dengan tempat kerjanya. Hampir sebagian besar waktu Kite dihabiskan di London, jauh dari keluarga, keadaan yang membuatnya kadang bersedih.

Kite berusaha menikmati statusnya sebagai superkomuter, seseorang yang harus menempuh perjalanan lebih dari 145 kilometer (km) ke tempat kerjanya. Menurutnya, gaya hidup yang dijalani lebih baik dari pilihan lainnya. Memang, menjadi superkomuter membuat Kite akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk kebutuhan transportasi. Hanya, semua itu tertutupi dengan pendapatan yang diterimanya.

Biaya hidup yang lebih murah di Prancis ketimbang di London juga membuat Kite bisa berhemat. Kite dapat memenuhi kebutuhan hidup plus melunasi hutangnya dengan memilih sebagai superkomuter. ”Ini adalah gaya hidup yang lebih baik,” aku Kite dilansir BBC. Kite adalah satu dari ratusan ribu superkomuter di dunia. Setiap tahunnya jumlah superkomuter selalu meningkat.

Di Amerika Serikat (AS) saja jumlah superkomuter mengalami peningkatan tajam. Laporan New York University Rudin Center for Transportation menyebutkan, di Houston jumlah superkomuter meningkat dua kali lipat, menjadi 251.200. Di Manhattan, jumlahnya bahkan meningkat 60% menjadi 59.000 dan menjadi jumlah paling besar di dunia. Peningkatan terjadi karena sistem transportasi yang semakin maju dan rendahnya biaya pesawat terbang.

Di Eropa sudah banyak maskapai yang menawarkan penerbangan berharga rendah, Easyjet dan Ryanair misalnya. Mereka menawarkan lebih dari 1.000 rute dengan biaya penerbangan hanya sebesar USD50 atau sekitar Rp600.000. Menjadi superkomuter adalah pilihan terbaik bagi mereka yang bekerja di kota dengan penghasilan tinggi namun tetap ingin mempertahankan rumahnya di kawasan terpencil dengan biaya hidup yang rendah.

Superkomuter bisa ditemui di hampir belahan dunia, termasuk Asia. Sebagai contoh yang terjadi di Libanon. Diperkirakan, setiap hari ada sekitar 300.000 orang yang menempuh tiga jam penerbangan dari Libanon ke Teluk Persia untuk bekerja. Sebagian besar dari mereka bekerja di industri minyak. Pilihan menjadi superkomuter juga didasarkan pada penemuan keseimbangan hidup.

Dengan memilih tinggal di desa, misal, sementara lokasi kerja di kota, akan membuat kehidupan lebih baik lantaran kualitas lingkungan. Waktu istirahat di rumah akan lebih terasa nikmat ketimbang memilih tinggal di perkotaan. ”Banyak teman-teman saya meninggal karena terlalu banyak bekerja. Sejak saat itu saya berkomitmen untuk melakukan sesuatu yakni menemukan keseimbangan dalam hidup, karena itulah saya menjadi superkomuter,” terang David Furlog, superkomuter lainnya dari Prancis yang juga bekerja di London.

RINI AGUSTINA
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3580 seconds (0.1#10.140)