Kekerasan di Yerusalem Terus Berlanjut

Rabu, 19 November 2014 - 13:16 WIB
Kekerasan di Yerusalem Terus Berlanjut
Kekerasan di Yerusalem Terus Berlanjut
A A A
YERUSALEM - Kekerasan di Yerusalem, Palestina, terus berlanjut setelah empat orang tewas dalam suatu serangan yang dilakukan dua warga Palestina. Serangan itu sebagai balasan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.

Polisi Israel langsung menembak mati dua pelaku serangan itu. Enam orang yang terluka langsung dibawa ke rumah sakit, termasuk dua orang polisi. Serangan mematikan itu disambut positif kelompok perlawanan Hamas. Juru bicara kepolisian Israel Luba Samri mengatakan, serangan di Yerusalem terjadi kemarin, ketika warga menghadiri ibadah pagi di sinagoga di perkampungan ultra-ortodoks, Har Nof.

“Empat orang tewas dan enam orang terluka, termasuk dua polisi,” kata Samri, dikutip AFP . Polisi telah mengidentifikasi kedua pelaku yang merupakan warga Palestina dan berasal dari Yerusalem timur. Kedua pelaku diketahui masih saudara sepupu dari pemukiman Jabal Mukaber.

“Mereka memasuki yeshiva (seminari Yahudi) di Har Nof dan menyerang orang yang sedang beribadah dengan kapak dan pistol,” tutur Samri. Dia menambahkan, dua orang polisi datang ke lokasi kejadian dan terlibat baku tembak dengan dua pelaku serangan. Seorang saksi mata mengidentifikasi, salah seorang penyerang adalah Zohar yang terlihat panik di lokasi penyerangan dan dalam kondisi berlumuran darah.

“Saya mendengar tembakan dan salah seorang jemaat yang berlumuran darah keluar dan berteriak, ada pembunuhan massal,” kata saksi mata yang tidak menyebutkan nama. Dia juga mendengarkan suara tembakan di mana-mana. Di Gaza, Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menyambut baik serangkaian serangan mematikan itu sebagai bentuk operasi balas dendam.

“Hamas menyerukan lebih banyak operasi seperti itu,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri, dikutip Reuters . Dia menuding Israel harus bertanggung jawab atas peningkatan ketegangan di Yerusalem. Hal senada juga diungkapkan Jihad Islam. “Jihad Islam menghormati operasi di Yerusalem yang merupakan serangan balasan terhadap kejahatan yang dilakukan penjajah (Israel),” demikian keterangan Jihad Islam.

Hal berbeda justru diungkapkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang mengecam serangan itu. Kecaman Abbas itu merupakan yang pertama kalinya atas aksi serangan yang dilakukan warga Palestina. “Presiden (Abbas) mengutuk serangan terhadap warga sipil siapa pun yang melakukannya,” demikian keterangan Abbas.

Sedangkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan itu merupakan bentuk “hasutan” yang dilakukan Presiden Abbas dan gerakan Hamas. “Ini merupakan bentuk hasutan di mana komunitas internasional mengabaikan siapa yang seharusnya bertanggung jawab,” papar Netanyahu.

Pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan kepala keamanan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengecam serangan mematikan itu. “Serangan di sinagoga merupakan bentuk teror murni,” kata Kerry. Dia menyerukan pemerintahan Palestina untuk menangani kasus ini.

Serangan terbaru itu menambah daftar aksi kekerasan di wilayah pendudukan Israel di Palestina. Sejumlah serangan dan penculikan terjadi di Yerusalem terjadi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk dua serangan oleh pejuang Palestina terhadap pejalan kaki di kota seiring diumumkannya rencana Israel membangun pemukiman di Yerusalem Timur.

Sebelumnya Kerry telah bertemu dengan PM Israel Netanyahu dan Raja Yordania Abdullah II untuk menurunkan ketegangan di Yerusalem pada pertemuan di Amman beberapa hari lalu. Satu hari setelah perundingan itu, Israel membebaskan seluruh warga Palestina untuk memasuki Masjid Al Aqsa tanpa adanya pembatasan usia.

Namun, upaya itu tidak menurunkan ketegangan di Palestina. Pada Senin (17/11) lalu seorang sopir bus Palestina ditemukan tergantung di sebuah mobil di Yerusalem. Polisi Israel mengungkapkan, kematian sopir itu akibat bunuh diri. Tetapi, keluarga korban membantah dan menuding ada skenario jahat di balik kematian sang sopir.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6727 seconds (0.1#10.140)