Tak Mau Pinjaman Mobil India
A
A
A
KATHMANDU - Harga diri sebagai sebuah bangsa. Itulah mungkin alasan yang melatarbelakangi keputusan Perdana Menteri (PM) Pakistan Nawaz Sharif menolak pinjaman mobil limosin antipeluru dari negara rival, India.
Cerita tersebut bermula dari persiapan Pakistan menyambut agenda pertemuan negaranegara di wilayah Asia Selatan bertajuk South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC). SAARC yang beranggotakan Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka akan menggelar pertemuan selama dua hari, dimulai 26 November mendatang di Nepal.
Pemerintah Nepal, sebagai tuan rumah, sebenarnya menyediakan kendaraan untuk seluruh pemimpin yang hadir ke pertemuan. Nepal memiliki dua limosin dan telah meminjam enam kendaraan antipeluru dari India untuk pertemuan tersebut.
”Kami menyediakan mobil untuk seluruh pemimpin yang hadir di pertemuan . Jika ada yang berkeinginan membawa sendiri, itu bukan wewenang kami,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Nepal Khaga Nath Adhikari, dikutip Reuters. Dengan demikian, Sharif akan menggunakan mobil dinas negaranya menempuh perjalanan ratusan kilometer ke Ibu Kota Nepal yang terletak kaki pegunungan Himalaya.
Belum ada keterangan resmi terkait alasan dibalik keputusan tersebut. Pejabat Pakistan hanya menyatakan bahwa Sharif memilih menggunakan mobil sendiri daripada memakai pinjaman dari India. Besar kemungkinan sikap saling curiga antara India dan Pakistan soal persenjataan nuklir menjadi dasar penolakan Pakistan.
Mantan Duta Desar Nepal untuk Amerika Serikat (AS) Shankar Sharma mengatakan, keputusan tersebut menunjukkan ketidakpercayaan antara India dan Pakistan. Hal itu dipertegas dengan fakta bahwa kedua negara terlibat tiga kali perang sejak merdeka dari Inggris, dengan dua di antaranya terkait mayoritas muslim di Kashmir.
”Mereka (Pakistan) mungkin memiliki kecurigaan tersendiri dengan menggunakan mobil yang dipinjam dari India,” kata Sharma. Ketidakpercayaan memang membuat hubungan antarnegara kerap terganggu. Dan sikap Sharif menunjukkan sulitnya membina hubungan dengan India.
Sugeng
Cerita tersebut bermula dari persiapan Pakistan menyambut agenda pertemuan negaranegara di wilayah Asia Selatan bertajuk South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC). SAARC yang beranggotakan Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka akan menggelar pertemuan selama dua hari, dimulai 26 November mendatang di Nepal.
Pemerintah Nepal, sebagai tuan rumah, sebenarnya menyediakan kendaraan untuk seluruh pemimpin yang hadir ke pertemuan. Nepal memiliki dua limosin dan telah meminjam enam kendaraan antipeluru dari India untuk pertemuan tersebut.
”Kami menyediakan mobil untuk seluruh pemimpin yang hadir di pertemuan . Jika ada yang berkeinginan membawa sendiri, itu bukan wewenang kami,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Nepal Khaga Nath Adhikari, dikutip Reuters. Dengan demikian, Sharif akan menggunakan mobil dinas negaranya menempuh perjalanan ratusan kilometer ke Ibu Kota Nepal yang terletak kaki pegunungan Himalaya.
Belum ada keterangan resmi terkait alasan dibalik keputusan tersebut. Pejabat Pakistan hanya menyatakan bahwa Sharif memilih menggunakan mobil sendiri daripada memakai pinjaman dari India. Besar kemungkinan sikap saling curiga antara India dan Pakistan soal persenjataan nuklir menjadi dasar penolakan Pakistan.
Mantan Duta Desar Nepal untuk Amerika Serikat (AS) Shankar Sharma mengatakan, keputusan tersebut menunjukkan ketidakpercayaan antara India dan Pakistan. Hal itu dipertegas dengan fakta bahwa kedua negara terlibat tiga kali perang sejak merdeka dari Inggris, dengan dua di antaranya terkait mayoritas muslim di Kashmir.
”Mereka (Pakistan) mungkin memiliki kecurigaan tersendiri dengan menggunakan mobil yang dipinjam dari India,” kata Sharma. Ketidakpercayaan memang membuat hubungan antarnegara kerap terganggu. Dan sikap Sharif menunjukkan sulitnya membina hubungan dengan India.
Sugeng
(bbg)