Penambahan Tol dan Pembangunan LRT
A
A
A
Sebagai sebuah kawasan, Kota Tangerang memiliki posisi yang sangat strategis. Tidak saja berada di dekat Ibu Kota, di wilayah ini juga terdapat bandara terbesar di Indonesia.
Dengan lokasinya yang sangat strategis tersebut, wilayah yang juga dikenal dengan julukan ”Kota 1.000 Industri” ini memiliki sejumlah potensi.
Di sisi lain beragam masalah pun hadir. Bagaimana pemerintah setempat menangkap potensi yang dan menyelesaikan beragam masalah, berikut wawancara dengan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dengan KORAN SINDO .
Perkembangan Kota Tangerang semakin pesat. Kemacetan pun semakin hari semakin menjadi. Tidak hanya terjadi di jam sibuk, macet juga terjadi saat akhir pekan. Bagaimana solusi yang Anda lakukan?
Masalah kemacetan menjadi salah satu prioritas Pemkot Tangerang lima tahun ke depan. Apalagi dengan jumlah kendaraan meningkat setiap hari. Ini tentunya harus diikuti dengan kesiapan sarana dan prasarana yang ada.
Berbagai upaya sudah kita lakukan seperti pusat pengendali lalu lintas, bus lane , rekayasa lalu lintas, pengaturan parkir, penertiban angkutan umum yang sudah tak layak, dan penambahan lampu rambu lalu lintas untuk mengatasi problem kemacetan. Saya juga telah mendatangi Kementerian Pekerjaan Umum untuk meminta memperpanjang tol Sunter-Cipondoh dan tol Kunciran- Bandara.
Selain itu, kami juga tengah mempersiapkan light rail transit (LRT). Ini akan menjadi moda transportasi khusus dalam kota, termasuk ke Tangsel dan Kabupaten Tangerang. Rencananya LRT ini terkoneksi dengan moda transportasi lain di Terminal Poris Plawad. Di sana kan ada bus lane , nanti juga kereta bandara dan bus rapid transit (BRT). Memang Kota Tangerang itu kan paling lengkap, pesawat ada, bus lane ada, dan ke depan bahkan bisa juga ada waterway .
Bagaimana dengan penambahan jumlah jalan?
Kita akan menambah jumlah jalan tol. Saat ini yang sudah ada tol Jakarta- Tangerang-Merak, tol Jakarta- Bandara dari tol Sediyatmo, serta tol TB Simatupang- Serpong. Saat ini yang masih dalam proses yakni tol Sunter-Semanan-Cipondoh yang terhubung dengan tol JORR 2 atau tol Depok-Serpong-Kunciran-Bandara.
Ini akan membuat kota ini semakin baik dalam berinvestasi dan mengurangi kemacetan. Coba sekarang lihat, tol Jakarta- Merak macet sekali kan , antrean pintu tol Karang Tengah kini sudah sampai di Alam Sutera. Padat sekali. Dengan tol tersebut, Kota Tangerang tidak hanya menjadi daerah perlintasan.
Jangan sampai kayak Purwakarta yang kini hanya menjadi daerah lintasan. Saya berkaca dari ada pengembang besar yang ada di Tangerang seperti Bumi Serpong Damai (BSD), Alam Sutera, dan Summarecon yang maju berkembang karena ada akses tol. Saya berharap lima tahun ini, seluruh akses tersebut bisa terbuka.
Apakah pernah meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah jalur di Kota Tangerang?
Saya pernah meminta itu kepada PT KAI, tetapi alasan PT KAI pengembangan kereta sedang berada di daerah lain. Di luar Jawa katanya. Saya pikir, Tangerang kalau menunggu, ya sampai kapan. Saya pun akhirnya memilih untuk mendatangkan investor. Saat ini saya sedang mempersiapkan peraturan daerahnya untuk membentuk badan usaha milik daerah (BUMD). Saya sih tidak memikirkan KAI karena yang kita bikin ini kereta yang mutar-mutarnya di Tangerang Raya. Saya sudah koordinasi dengan Ibu Airin (wali Kota Tangsel) dan Pak Zaki (bupati Tangerang).
Berapa lama lagi LRT akan beroperasi di Tangerang ?
Tiga sampai empat tahun. Saat ini sudah banyak yang ingin masuk menjadi investor, bahkan Malaysia dan Korea juga sudah. Kalau Korea dari Kang Emil (Wali Kota Bandung Ridwan Kamil) yang mengusulkan ke saya. Dia juga di sana pakai Korea.
Yakin LRT mampu mengatasi kemacetan?
Sangat yakin. Tangerang bahkan akan lebih maju dari DKI Jakarta karena kalau semua moda transportasi telah jadi, Tangerang paling lengkap. Bandara ada di sini, saya makanya mikir, biarin dah kalau semuangantornya di Jakarta, tapi yang terpenting bisnisnya di sini. Dari Tangerang ke Singapura lebih dekat, mau ketemuan lebih enak di sini.
Kota Tangerang telah menjadi kota yang dilintasi semua yang ingin pergi ke luar negeri. Saya juga akan terus mengembangkan proyek frontage tol. Kenapa harus ada frontage tol? Karena Kota Tangerang tak ingin hanya menjadi kota pelintas. Kalau tol-tol itu sudah jadi, sisi-sisinya harus ada frontage tol agar kota ini tidak mati. Tangerang jangan sampai menjadi kota pelintas saja.
Bagaimana dengan investasi?
Kota Tangerang memiliki lokasi yang sangat strategis, juga potensi pengembangan bisnis yang sangat tinggi karena berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan ke depan akan banyak akses tol ke wilayah tersebut.
Maka itu, pola development-nya adalah menjadikan Kota Tangerang sebagai Aerotropolis yang menjadikan bandara sebagai pusat pengembangan bisnis kedepannya nanti. Untuk merealisasikan hal tersebut, Kota Tangerang harus mempersiapkan juga infrastruktur yang baik. Salah satunya akses cepat menuju ke bandara. Saat ini tengah dibangun jalur KA Tanah Tinggi-Bandara sepanjang 12 km. Jalur ini juga berhimpitan dengan tol JORR 2 Kunciran-Bandara. Jadi,ya memang Kota Tangerang layak menjadi kota investasi.
Apalagi iming-iming untuk investasi?
Kota Tangerang sedang membranding kota ini menjadi kota baru. Apalagi saat ini sudah banyak kantor pusat yang ada di Jakarta pindah ke Kota Tangerang. Ini efek industri pindah, salah satu penyebab pindah karena masalah UMK. Nah , kota ini saya harapkan tidak hanya menjadi kota industri, tetapi juga pusat bisnis. Belum lagi, nanti akan ada elevated busway dari Blok M sampai ke Ciledug.
Untuk karyawan yang rumahnya di Depok, Bogor, dan Jakarta, lebih mudah ke Kota Tangerang ketimbang ke DKI Jakarta yang sudah macet. Perusahaan monorel saja melirik kita (Kota Tangerang).
Denny irawan
Dengan lokasinya yang sangat strategis tersebut, wilayah yang juga dikenal dengan julukan ”Kota 1.000 Industri” ini memiliki sejumlah potensi.
Di sisi lain beragam masalah pun hadir. Bagaimana pemerintah setempat menangkap potensi yang dan menyelesaikan beragam masalah, berikut wawancara dengan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dengan KORAN SINDO .
Perkembangan Kota Tangerang semakin pesat. Kemacetan pun semakin hari semakin menjadi. Tidak hanya terjadi di jam sibuk, macet juga terjadi saat akhir pekan. Bagaimana solusi yang Anda lakukan?
Masalah kemacetan menjadi salah satu prioritas Pemkot Tangerang lima tahun ke depan. Apalagi dengan jumlah kendaraan meningkat setiap hari. Ini tentunya harus diikuti dengan kesiapan sarana dan prasarana yang ada.
Berbagai upaya sudah kita lakukan seperti pusat pengendali lalu lintas, bus lane , rekayasa lalu lintas, pengaturan parkir, penertiban angkutan umum yang sudah tak layak, dan penambahan lampu rambu lalu lintas untuk mengatasi problem kemacetan. Saya juga telah mendatangi Kementerian Pekerjaan Umum untuk meminta memperpanjang tol Sunter-Cipondoh dan tol Kunciran- Bandara.
Selain itu, kami juga tengah mempersiapkan light rail transit (LRT). Ini akan menjadi moda transportasi khusus dalam kota, termasuk ke Tangsel dan Kabupaten Tangerang. Rencananya LRT ini terkoneksi dengan moda transportasi lain di Terminal Poris Plawad. Di sana kan ada bus lane , nanti juga kereta bandara dan bus rapid transit (BRT). Memang Kota Tangerang itu kan paling lengkap, pesawat ada, bus lane ada, dan ke depan bahkan bisa juga ada waterway .
Bagaimana dengan penambahan jumlah jalan?
Kita akan menambah jumlah jalan tol. Saat ini yang sudah ada tol Jakarta- Tangerang-Merak, tol Jakarta- Bandara dari tol Sediyatmo, serta tol TB Simatupang- Serpong. Saat ini yang masih dalam proses yakni tol Sunter-Semanan-Cipondoh yang terhubung dengan tol JORR 2 atau tol Depok-Serpong-Kunciran-Bandara.
Ini akan membuat kota ini semakin baik dalam berinvestasi dan mengurangi kemacetan. Coba sekarang lihat, tol Jakarta- Merak macet sekali kan , antrean pintu tol Karang Tengah kini sudah sampai di Alam Sutera. Padat sekali. Dengan tol tersebut, Kota Tangerang tidak hanya menjadi daerah perlintasan.
Jangan sampai kayak Purwakarta yang kini hanya menjadi daerah lintasan. Saya berkaca dari ada pengembang besar yang ada di Tangerang seperti Bumi Serpong Damai (BSD), Alam Sutera, dan Summarecon yang maju berkembang karena ada akses tol. Saya berharap lima tahun ini, seluruh akses tersebut bisa terbuka.
Apakah pernah meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menambah jalur di Kota Tangerang?
Saya pernah meminta itu kepada PT KAI, tetapi alasan PT KAI pengembangan kereta sedang berada di daerah lain. Di luar Jawa katanya. Saya pikir, Tangerang kalau menunggu, ya sampai kapan. Saya pun akhirnya memilih untuk mendatangkan investor. Saat ini saya sedang mempersiapkan peraturan daerahnya untuk membentuk badan usaha milik daerah (BUMD). Saya sih tidak memikirkan KAI karena yang kita bikin ini kereta yang mutar-mutarnya di Tangerang Raya. Saya sudah koordinasi dengan Ibu Airin (wali Kota Tangsel) dan Pak Zaki (bupati Tangerang).
Berapa lama lagi LRT akan beroperasi di Tangerang ?
Tiga sampai empat tahun. Saat ini sudah banyak yang ingin masuk menjadi investor, bahkan Malaysia dan Korea juga sudah. Kalau Korea dari Kang Emil (Wali Kota Bandung Ridwan Kamil) yang mengusulkan ke saya. Dia juga di sana pakai Korea.
Yakin LRT mampu mengatasi kemacetan?
Sangat yakin. Tangerang bahkan akan lebih maju dari DKI Jakarta karena kalau semua moda transportasi telah jadi, Tangerang paling lengkap. Bandara ada di sini, saya makanya mikir, biarin dah kalau semuangantornya di Jakarta, tapi yang terpenting bisnisnya di sini. Dari Tangerang ke Singapura lebih dekat, mau ketemuan lebih enak di sini.
Kota Tangerang telah menjadi kota yang dilintasi semua yang ingin pergi ke luar negeri. Saya juga akan terus mengembangkan proyek frontage tol. Kenapa harus ada frontage tol? Karena Kota Tangerang tak ingin hanya menjadi kota pelintas. Kalau tol-tol itu sudah jadi, sisi-sisinya harus ada frontage tol agar kota ini tidak mati. Tangerang jangan sampai menjadi kota pelintas saja.
Bagaimana dengan investasi?
Kota Tangerang memiliki lokasi yang sangat strategis, juga potensi pengembangan bisnis yang sangat tinggi karena berdekatan langsung dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan ke depan akan banyak akses tol ke wilayah tersebut.
Maka itu, pola development-nya adalah menjadikan Kota Tangerang sebagai Aerotropolis yang menjadikan bandara sebagai pusat pengembangan bisnis kedepannya nanti. Untuk merealisasikan hal tersebut, Kota Tangerang harus mempersiapkan juga infrastruktur yang baik. Salah satunya akses cepat menuju ke bandara. Saat ini tengah dibangun jalur KA Tanah Tinggi-Bandara sepanjang 12 km. Jalur ini juga berhimpitan dengan tol JORR 2 Kunciran-Bandara. Jadi,ya memang Kota Tangerang layak menjadi kota investasi.
Apalagi iming-iming untuk investasi?
Kota Tangerang sedang membranding kota ini menjadi kota baru. Apalagi saat ini sudah banyak kantor pusat yang ada di Jakarta pindah ke Kota Tangerang. Ini efek industri pindah, salah satu penyebab pindah karena masalah UMK. Nah , kota ini saya harapkan tidak hanya menjadi kota industri, tetapi juga pusat bisnis. Belum lagi, nanti akan ada elevated busway dari Blok M sampai ke Ciledug.
Untuk karyawan yang rumahnya di Depok, Bogor, dan Jakarta, lebih mudah ke Kota Tangerang ketimbang ke DKI Jakarta yang sudah macet. Perusahaan monorel saja melirik kita (Kota Tangerang).
Denny irawan
(ars)