Pekerjaan Rumah Obama Pascakekalahan di Pemilu Sela

Senin, 17 November 2014 - 15:05 WIB
Pekerjaan Rumah Obama Pascakekalahan di Pemilu Sela
Pekerjaan Rumah Obama Pascakekalahan di Pemilu Sela
A A A
KEKALAHAN telak Partai Demokrat dari Partai Republik dalam pemilu sela membuat tugas Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tidak akan mudah dalam dua tahun ke depan.

Obama dituntut menyelesaikan beragam isu nasional demi membantu kesuksesan partai pada Pemilu 2016. Sebab, janji manis Obama sewaktu kampanye di kursi pemerintahan masih belum sanggup dia penuhi semuanya. Beberapa kebijakannya masih setengah matang. Warga AS berang sekaligus frustrasi dan menuduh Obama ingkar, meski jumlah pengangguran di AS berkurang dari 9% menjadi 5,9% sejak Obama menduduki kursi pemerintahan.

Berdasarkan survei NBC, sekitar 56% koresponden tidak puas dengan kinerja Obama. Turunnya pamor Obama diyakini turut melemahkan kibaran partai Demokrat dan balik mengencangkan kibaran Partai Republik. Partai Demokrat bahkan kalah telak di Arkansas, Colorado, Iowa, Kentucky, Montana, Carolina Utara, dan Virginia Barat. Padahal, sejak awal Obama sangat vokal dalam membangun infrastruktur.

Dia ingin pemerintah federal menanamkan modal yang sangat besar untuk memperbaiki jalan raya, jembatan, dan sistem irigasi. Proyek itu digarisbawahi Obama akan membuka banyak keuntungan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesimpulan Obama bukan tanpa alasan. Proyek perbaikan jalan raya, jembatan, dan sistem irigasi secara otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan.

Namun, kebijakan itu disangkal Partai Republik. Mereka menilai rencana Obama tersebut terlalu memakan biaya yang tinggi, sedangkan dampaknya tidak banyak berarti. Proyektersebutsampaisaat ini masih terbengkalai, meski saat ini banyak masyarakat AS yang mengaku masih merasa tidak aman secara ekonomi. Gaji yang didapat lebih kecil dari kebutuhan.

Beberapa orang bahkan mengibarkan bendera putih dalam persaingan mencari pekerjaan. Mereka memilihmenganggur. Obama mencoba menghidupkan kembali wacana pembangunan ulang infrastruktur untuk memukul rata perekonomian negara. Namun, Obama tidak pernah merealisasikannya. Lagi-lagi dia terbentur dengan opini Partai Republik yang menawarkan solusi lain.

Mereka mengatakan Obama hanya perlu mengurangi pajak dan memangkas regulasi bisnis. Obama menunda langkah itu dan mengambil jalan yang dibuka Partai Republik. Faktanya, dia akan mengurangi tarif pajak sampai batas tertentu. Namun, di sisi lain dia juga ingin tetap memastikan perusahaan besar membayar di atas standar. Artinya, sistem kebijakan pajak AS akan dirancang secara komprehensif.

Penutupan celah isu perekonomian juga bisa dilakukan Obama melalui perluasan akses pemasaran perdagangan AS di dunia internasional. Dengan strategi itu, pemerintah bisa mewujudkan pakta perdagangan. Namun, rencana itu sempat tertunda karena banyak kongres Demokrat dan serikat buruh yang menolak. Sebelum akhir 2014 atau awal 2015, Obama juga diharapkan dapat menunda proses deportasi.

Beberapa imigran yang masuk ke AS secara ilegal tidak semuanya harus menjadi warga AS.Obama juga dituntut harus bisa memutuskan siapa pengisi kursi Mahkamah Agung (MA) mengingat Jaksa Agung Eric Holder mengundurkan diri. Misi perdamaian yang dibawa Obama di Ukraina juga perlu diselesaikan secara cantik. Saat ini AS dikritik hanya membuat penurunan hubungan dengan Rusia.

Muh shamil
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1773 seconds (0.1#10.140)