Ajak ASEAN Perangi ISIS
A
A
A
NAYPYITAW - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menekankan isu keamanan yang cukup mengganggu seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan gerakan ekstremis lainnya menjadi hal yang wajib diperangi.
Hal tersebut disampaikan Lee dalam KTT Asia Timur yang diselenggarakan bersamaan dengan KTT ASEAN di Myanmar kemarin. Menurut Lee, solusi atas persoalan ISIS tak melulu melalui pendekatan militer. Solusi lain juga harus dilakukan mengingat kompleksitas masalah di Irak dan Suriah.
Akar ideologi kelompok ekstremis yang membuat ribuan orang rela menjadi pejuang ISIS adalah pendekatan lain yang mesti dipelajari untuk memberangus aktivitas dan tujuan kelompok tersebut. Tawaran Singapura terkait program deradikalisasi untuk memberantas gerakan teroris tersebut menjadi sesuatu yang layak dicoba.
Lee tidak sedang mengumbar rencana yang terkesan sulit dilakukan terkait wacana de-radikalisasi yang ditawarkan. Faktanya, Singapura memiliki pengalaman dalam soal ini, kaitannya dengan menyikapi sejumlah rencana teror yang hendak dilancarkan ke negara yang mencapai kemerdekaannya dari Inggris pada 31 Agustus 1963 tersebut.
“Di samping itu, pemimpin-pemimpin regional juga harus fokus memperkuat integrasi ekonomi, menjaga perdamaian dan stabilitas,” tegas Lee. PM ketiga Singapura tersebut menambahkan, dukungan ekonomi yang disokong perdamaian dan stabilitas regional akan membuat pengaruh gerakan ekstremis sulit masuk ke kawasan. ISIS memang menjadi fokus perhatian dunia dewasa ini karena pengaruh dan gerakannya yang mengancam stabilitas.
Sugeng Wahyudi
Hal tersebut disampaikan Lee dalam KTT Asia Timur yang diselenggarakan bersamaan dengan KTT ASEAN di Myanmar kemarin. Menurut Lee, solusi atas persoalan ISIS tak melulu melalui pendekatan militer. Solusi lain juga harus dilakukan mengingat kompleksitas masalah di Irak dan Suriah.
Akar ideologi kelompok ekstremis yang membuat ribuan orang rela menjadi pejuang ISIS adalah pendekatan lain yang mesti dipelajari untuk memberangus aktivitas dan tujuan kelompok tersebut. Tawaran Singapura terkait program deradikalisasi untuk memberantas gerakan teroris tersebut menjadi sesuatu yang layak dicoba.
Lee tidak sedang mengumbar rencana yang terkesan sulit dilakukan terkait wacana de-radikalisasi yang ditawarkan. Faktanya, Singapura memiliki pengalaman dalam soal ini, kaitannya dengan menyikapi sejumlah rencana teror yang hendak dilancarkan ke negara yang mencapai kemerdekaannya dari Inggris pada 31 Agustus 1963 tersebut.
“Di samping itu, pemimpin-pemimpin regional juga harus fokus memperkuat integrasi ekonomi, menjaga perdamaian dan stabilitas,” tegas Lee. PM ketiga Singapura tersebut menambahkan, dukungan ekonomi yang disokong perdamaian dan stabilitas regional akan membuat pengaruh gerakan ekstremis sulit masuk ke kawasan. ISIS memang menjadi fokus perhatian dunia dewasa ini karena pengaruh dan gerakannya yang mengancam stabilitas.
Sugeng Wahyudi
(bbg)