Persiapan KTT G-20, Australia Perketat Keamanan

Kamis, 13 November 2014 - 12:45 WIB
Persiapan KTT G-20, Australia Perketat Keamanan
Persiapan KTT G-20, Australia Perketat Keamanan
A A A
BRISBANE - Pemerintah Australia menyiapkan operasi keamanan terbesar untuk KTT G- 20 yang akan digelar akhir pekan ini. Pengamanan ekstra tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan para pemimpin dunia dari kemungkinan ancaman protes yang berujung kekerasan atau serangan para ekstremis.

Pemerintah Australia akan mengerahkan 6.000 personel polisi untuk mengawal jalannya KTT G-20 yang dihadiri para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Selain mengerahkan ribuan pasukan, Australia juga akan memberlakukan pelarangan terhadap beberapa item yang dianggap berbahaya, termasuk reptil atau serangga yang dapat menyebabkan kerusakan fisik.

Pengawasan juga akan dilakukan lewat udara, yakni menggunakan F/A 18 Super Hornets. Pesawat Boeing ini akan memantau aktivitas di zona larangan terbang yang terdapat di sekitar konvensi, yaitu Brisbane dan Exhibition Centre.

Australia mengatakan pihaknya telah mendorong kemampuan para personel militernya untuk konvensi ini, salah satunya meningkatkan kemampuan mendeteksi orang-orang yang mencurigakan yang berada di lokasi konvensi.

Tidak hanya itu, pemerintah Negeri Kanguru juga sudah menyiapkan gudang perangkat keras pengendalian massa yang berisi meriam air dan beberapa meriam suara serta kendaraan raksasa. Penutupan beberapa lokasi seperti di bagian Sungai Brisbane, juga telah dilakukan untuk mencegah risiko serangan yang datang melalui air.

Pengamanan sangat ketat ini wajar dilakukan karena G-20 telah lama menjadi magnet bagi para pemrotes antikapitalis. Konvensi G-20 terakhir yang diselenggarakan di Australia pada 2006 silam, juga memancing terjadinya bentrokan antara polisi dan demonstran yang memaksa petugas bersenjatakan pentungan menyerbu para demonstran.

Tragedi tersebut menimbulkan efek domino dengan menyulut bentrokan serupa saat G-20 diadakan di Pittsburg, London pada 2009 dan Toronto, Kanada pada 2010. Kini Australia bukan hanya akan menghadapi kemungkinan protes, namun juga serangan dari kalangan ekstremis terutama yang terinspirasi oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Asisten Komisaris Polisi Queensland Katarina Caroll menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan konvensi terganggu. Dia memastikan akan mengambil tindakan cepat dan tegas terhadap semua ancaman teror maupun kerusuhan. Sayangnya, keputusan pemerintah Australia untuk memperketat keamanannya mendapat banyak kritikan dan ejekan.

Warga menilai keputusan tersebut berlebihan terutama untuk pelarangan membawa benda-benda yang menimbulkan kerusakan fisik. Pasalnya, banyak benda-benda di sekitar rumah yang dinilai wajar seperti sumpit, layang-layang, kaleng logam, bahkan telur.

Belum lagi pemerintah juga menyarankan warga Brisbane untuk menghindari kerumunan, yang artinya tidak ada aktivitas sosial seperti berselancar bersama di laut atau bermain di pantai. Padahal, akhir pekan ini suhu Brisbane diperkirakan bisa mencapai 35 derajat Celsius, saat yang tepat untuk berjemur.

Kepala Human Right Law Centre Hugh de Kretser berpendapat keputusan pemerintah berlebihan dan sangat merugikan warga. Namun, pemerintah Australia tidak mau ambil pusing dengan kritikan tersebut dan bersikukuh dengan keputusannya.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7971 seconds (0.1#10.140)