Perbaiki Hubungan ASEAN-China

Rabu, 12 November 2014 - 12:46 WIB
Perbaiki Hubungan ASEAN-China
Perbaiki Hubungan ASEAN-China
A A A
YANGON - Pembahasan isu Laut China Selatan kemungkinan akan mendominasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Naypyidaw, Myanmar, yang akan dimulai hari ini.

Pasalnya, isu itu masih menjadi masalah yang berpotensi merusak hubungan antara ASEAN dan China. Anggota ASEAN yang terlibat langsung macam Filipina dan Vietnam berharap dapat menyelesaikan isu itu di atas melalui code of conduct. Sementara anggota ASEAN seperti Indonesia, akan mendorong ASEAN dan China menandatangani perjanjian itu. Semua langkah dan solusi sudah diupayakan kedua belah pihak sejak dulu.

Wacana Laut China Selatan sudah sering mendominasi pertemuan para pemimpin anggota ASEAN. Mereka secara signifikan mencari jalan keluar dalam menyelesaikan isu itu di beberapa KTT ASEAN, termasuk KTT ASEAN Mei lalu. Namun, anggota ASEAN belum sanggup membahasnya dan menuntaskannya bersama China.

ASEAN berharap KTT ASEAN dan Asia Timur akan menjadi wadah yang tepat dalam menyelesaikan isu Laut China Selatan. Apalagi, saat ini pembahasan itu akan ditengahi Amerika Serikat (AS). Kabarnya, Presiden AS Barack Obama akan ikut berpartisipasi dalam KTT itu setelah sebelumnya mengikuti KTT APEC.

Kehadiran AS diharapkan akan membuat pembahasan isu Laut China Selatan berakhir sesuai harapan ASEAN dan China. Artinya, AS diharapkan dapat menjadi penyeimbang tanpa memihak kepada ASEAN ataupun China. Pasalnya jika kebijakan AS berat sebelah, hubungan dengan salah satu pihak dikhawatirkan akan memburuk.

Denzil Abel, dari Myanmar Institute of Strategic and International Studies, mengatakan bersatunya ASEAN dan China akan menguntungkan karena kedua belah pihak akan semakin saling percaya. Kenyataannya, ASEAN, terutama Filipina dan Vietnam, sering bersitegang dengan China karena sengketa itu.

China hampir mengklaim seluruh Laut China Selatan. Buktinya, mereka membangun proyek penambangan minyak dan gas yang disebut Filipina ilegal karena berada di wilayah Filipina. Protes serupa juga pernah dilontarkan Vietnam. Akibatnya, hubungan Filipina, termasuk Vietnam, dengan China memanas.

Filipina bahkan pernah meminta arbitrase Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Den Haag beberapa waktu lalu. Maklum, China mengklaim wilayah perairan mereka mulai pantai China sampai Indonesia. Selain itu, garis perbatasan yang ditarik China, kata Filipina, memotong zona ekonomi eksklusif milik Filipina.

Pejabat eksekutif Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Filipina Laura Del Rosario, mengatakan merasa sendirian menyelesaikan isu itu, terutama saat meminta arbitrase PBB. Faktanya, tidak ada anggota ASEAN yang menempuh jalur hukum, meski klaim wilayah perairan China juga menyinggung Vietnam, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Filipina pernah berharap Vietnam akan ikut serta.

Namun, prospek itu hampir tidak mungkin mengingat Vietnam dan China sedang mempererat kerja sama di berbagai bidang. Meski demikian, Rosario mengatakan Filipina akan mencoba melegalkan status pembagian perairan Laut China Selatan agar jelas bagi kedua belah pihak. “Jika semuanya sudah jelas, ASEAN dan China akan meraih untung,” ujar Rosariose usai KTT APEC, dilansir Wallstreetjournal.

Namun, sejauh ini China menolak memenuhi gagasan itu. Pasalnya, AS, kataahlihubungan internasional, diyakini menjadi dalang dan mencoba memenangi sidang yang akan merugikan China tersebut. Menurut Rosario, Filipina akan fokus mengikuti apa yang diinginkan China sebagai penguasa Asia dan bagaimana Filipina bisa menjadi bagian dari rencana perdagangan China.

Selain itu, Rosario tidak ingin hubungan dengan China memburuk. “Hubungan kami tidak boleh sampai melemah, tapi harus sebaliknya,” tegasnya. Dalam KTT ASEAN dan Asia Timur nanti, isu ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan wabah ebola mungkin juga akan dibahas. Namun dengan baru masuknya pemimpin baru, seperti Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Indonesia Joko Widodo, beberapa pengamat yakin KTT itu akan digunakan untuk meningkatkan kerja sama.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5200 seconds (0.1#10.140)