80% Warga Catalonia Pilih Lepas dari Spanyol

Selasa, 11 November 2014 - 12:29 WIB
80% Warga Catalonia...
80% Warga Catalonia Pilih Lepas dari Spanyol
A A A
BARCELONA - Referendum informal yang dilakukan rakyat Catalonia menunjukkan lebih dari 80% pemilih menginginkan wilayah itu melepaskan diri dari Spanyol. Hasil referendum yang diumumkan kemarin menjadi sinyal kalau Catalonia ingin menjadi negara berdaulat dalam beberapa waktu mendatang.

Dua juta dari sekitar 5,4 juta warga yang memiliki hak suara memberikan suaranya pada referendum yang digelar pada Minggu (9/11) lalu. Mereka diberikan dua pertanyaan, apakah ingin Catalonia menjadi n e g a r a dan apakah mereka menginginkan negara itu merdeka. Sebanyak 80,7% pemilih memilih “ya” untuk pertanyaan tersebut. Sekitar 10% memilih “ya” untuk pertanyaan kedua, dan “tidak” untuk pertanyaan kedua. Hanya 4,5% pemilih memberikan suara “tidak” pada kedua pertanyaan dalam referendum.

Pemimpin Catalonia Artur Mas memuji hasil referendum yang sukses itu sebagai langkah menuju referendum sebenarnya. “Kita telah memiliki hak untuk menggelar referendum,” katanya di depan para pendukung, dikutip BBC. Dia menegaskan, Catalonia telah menunjukkan keinginannya untuk berkuasa sendiri. “Saya meminta seluruh orang di dunia, media, dan pemerintahan demokratis di seluruh dunia agar membantu rakyat Catalonia memutuskan masa depannya,” papar Mas.

Dukungan internasional diperlukan untuk menekan Spanyol agar tidak menghalangi proses demokrasi itu. Nantinya, tegas Mas, pemerintahannya akan menggelar referendum resmi. Di Barcelona dan kota lainnya, para pendukung kemerdekaan Catalonia berpesta di jalanan sejak Minggu malam hinggakemarinpagi. Mereka mengibarkan bendera Catalonia dan membunyikan t e r omp e t .

“Rakyat percaya mereka dapat memutuskan masa depannya sendiri,” kata Xavier Bardolet, 44, penduduk Kota Sant Pere de Torello yang berjarak 90 kilometer utara Barcelona. Referendum informal itu ditentang keras dari Pemerintah Spanyol. Menteri Hukum Spanyol Rafael Catala mengabaikan referendum pendahuluan sebagai suatu yang tak bermanfaat.

“Pemerintah mempertimbangkan itu (hari referendum) sebagai hari propaganda politik yang diorganisasi kelompok prokemerdekaan dan menghindari validitas demokrasi dengan cara apa pun,” tuturnya, dikutip AFP. Catala mengungkapkan, para jaksa terus melanjutkan investigasi apakah Pemerintah Negara Bagian Catalonia melanggar perintah pengadilan dengan membuka tempat pemungutan suara di sekolah dan bangunan publik.

Catalonia merupakan wilayah berpenduduk 7,5 juta orang yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa dengan Spanyol. Mereka menuntut otonomi lebih luas selama beberapa tahun terakhir. Namun, setelah diberikan otonomi, wilayah terkaya di Spanyol ini menginginkan merdeka. Dalam pandangan pakar politik Fernando Vallespin dari Autonomous University di Madrid, referendum sementara merupakan kemenangan awal dari kubu independen. “Itu menunjukkan kalau rakyat Catalonia memang menginginkan referendum,” tutur Vallespin.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9212 seconds (0.1#10.140)