Jokowi Naikkan BBM, PDIP Makan Buah Simalakama
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diminta tidak perlu terburu-buru menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jika ingin berumur panjang.
"Solusi ada selain kenaikan BBM di buku putih PDIP, supaya BBM tak naik. Pertanyaan retorisnya apakah sudah dijalankan atau belum buku putih tersebut?" tutur pengamat politik Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Selasa (11/11/2014).
Dia juga mempertanyakan apakah Presiden Jokowi itu sudah membaca buku putih PDIP. "PDIP tidak boleh lupa, melawan lupa. Rakyat awam wajib menasehati dan mengingatkan Presiden," ungkapnya.
Pangi mengaku yakin tidak semua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung rencana kenaikan harga BBM itu.
Dalam wacana kenaikkan harga BBM itu, kata dia, kader PDIP tak solid. Oleh karena itu, rencana pemerintahh menaikkan harga BBM ini adalah bagian dari ujian konsistensi dan kesolidan bagi partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.
Apalagi, lanjut dia, selama sepuluh tahun PDIP menolak kenaikkan harga BBM. Dia berpendapat rencana kenaikan harga BBM ini bagai buah simalakama bagi PDIP.
"Ini masalahnya, kalau dinaikkan citra politik PDIP turun karena tidak lagi menjadi partai wong cilik, tapi jadi lelucon wong licik, kalau tak dinaikkan katanya negara bisa kolaps karena menurut orang neolib angka-angkanya APBN defisit. Itulah serangkain ketidakmengertian kita sebagai rakyat awam," tuturnya.
"Solusi ada selain kenaikan BBM di buku putih PDIP, supaya BBM tak naik. Pertanyaan retorisnya apakah sudah dijalankan atau belum buku putih tersebut?" tutur pengamat politik Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Selasa (11/11/2014).
Dia juga mempertanyakan apakah Presiden Jokowi itu sudah membaca buku putih PDIP. "PDIP tidak boleh lupa, melawan lupa. Rakyat awam wajib menasehati dan mengingatkan Presiden," ungkapnya.
Pangi mengaku yakin tidak semua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung rencana kenaikan harga BBM itu.
Dalam wacana kenaikkan harga BBM itu, kata dia, kader PDIP tak solid. Oleh karena itu, rencana pemerintahh menaikkan harga BBM ini adalah bagian dari ujian konsistensi dan kesolidan bagi partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.
Apalagi, lanjut dia, selama sepuluh tahun PDIP menolak kenaikkan harga BBM. Dia berpendapat rencana kenaikan harga BBM ini bagai buah simalakama bagi PDIP.
"Ini masalahnya, kalau dinaikkan citra politik PDIP turun karena tidak lagi menjadi partai wong cilik, tapi jadi lelucon wong licik, kalau tak dinaikkan katanya negara bisa kolaps karena menurut orang neolib angka-angkanya APBN defisit. Itulah serangkain ketidakmengertian kita sebagai rakyat awam," tuturnya.
(dam)