Indonesia Harus Bebas Narkoba Jelang Ekonomi ASEAN 2015
A
A
A
TANGERANG - Menghadapi ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Indonesia perlu menyiapkan generasi yang tangguh dan bebas dari penyalahgunaan narkoba.
Sebab, akibat dari MEA persaingan pada bursa tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan generasi muda dan tenaga kerja yang terampil, sehat, cerdas untuk dapat bersaing menghadapi MEA tersebut.
"Penyalahgunaan narkoba dianggap menjadi salah satu masalah yang krusial mengingat prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia cukup tinggi," ungkap Kasie Dunia Maya, Radio dan Televisi, Badan Narkotika Nasional, M Affan Eko Budi, dalam diskusi di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/11/2014).
Dia menambahkan, berdasarkan hasil survei BNN pada 2011, prevalensi penyalahguna narkoba adalah 2,2 persen atau setara dengan 4,2 juta orang.
Ironisnya yang paling banyak menjadi pecandu narkoba adalah usia produktif antara usia 15 sampai 59 tahun.
"Prevalensi yang tinggi itu tentu saja menjadi pasar yang sangat potensial bagi sindikat narkoba internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai sasaran peredaran narkoba," tegasnya.
Menurut Affan, generasi muda harus mempersiapkan diri dengan baik menghadapi MEA. Selain menguasai IPTEK, generasi muda juga wajib menghindari penyalahgunaan narkoba.
"Sebab penyalahgunaan narkoba akan menurunkan daya saing serta menjadi ancaman Ketahanan Nasional," jelasnya.
Dalam penjelasannya, Affan mengingatkan, tentang perang candu yang pernah terjadi di China.
"Jangan sampai perang candu yang pernah terjadi di China terulang kembali. Jadi persoalan narkoba bukan hanya tugas BNN saja, tetapi merupakan tugas kita bersama karena dampaknya sangat kompleks," tambah Affan.
Sementara itu tokoh pemuda Tangsel, Abdul Tohir mengatakan, ancaman bahaya narkoba sudah di depan mata. Bahkan, bandar narkoba sudah menjadikan lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah dan kampus sebagai pusat peredaran.
"Harusnya lembaga pendidikan steril dari narkoba. Karena dari sanalah lahir pemimpin dan orang-orang yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar," pungkasnya.
Sebab, akibat dari MEA persaingan pada bursa tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh karena itu, dibutuhkan generasi muda dan tenaga kerja yang terampil, sehat, cerdas untuk dapat bersaing menghadapi MEA tersebut.
"Penyalahgunaan narkoba dianggap menjadi salah satu masalah yang krusial mengingat prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia cukup tinggi," ungkap Kasie Dunia Maya, Radio dan Televisi, Badan Narkotika Nasional, M Affan Eko Budi, dalam diskusi di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (5/11/2014).
Dia menambahkan, berdasarkan hasil survei BNN pada 2011, prevalensi penyalahguna narkoba adalah 2,2 persen atau setara dengan 4,2 juta orang.
Ironisnya yang paling banyak menjadi pecandu narkoba adalah usia produktif antara usia 15 sampai 59 tahun.
"Prevalensi yang tinggi itu tentu saja menjadi pasar yang sangat potensial bagi sindikat narkoba internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai sasaran peredaran narkoba," tegasnya.
Menurut Affan, generasi muda harus mempersiapkan diri dengan baik menghadapi MEA. Selain menguasai IPTEK, generasi muda juga wajib menghindari penyalahgunaan narkoba.
"Sebab penyalahgunaan narkoba akan menurunkan daya saing serta menjadi ancaman Ketahanan Nasional," jelasnya.
Dalam penjelasannya, Affan mengingatkan, tentang perang candu yang pernah terjadi di China.
"Jangan sampai perang candu yang pernah terjadi di China terulang kembali. Jadi persoalan narkoba bukan hanya tugas BNN saja, tetapi merupakan tugas kita bersama karena dampaknya sangat kompleks," tambah Affan.
Sementara itu tokoh pemuda Tangsel, Abdul Tohir mengatakan, ancaman bahaya narkoba sudah di depan mata. Bahkan, bandar narkoba sudah menjadikan lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah dan kampus sebagai pusat peredaran.
"Harusnya lembaga pendidikan steril dari narkoba. Karena dari sanalah lahir pemimpin dan orang-orang yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar," pungkasnya.
(maf)