Puskesmas Pastikan Berjenis Kelamin Laki-Laki
A
A
A
GARUT - Balita 19 bulan asal Kampung Lembak Sari RT 07 RW 12, Desa Sirnajaya, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sebelumnya memiliki kelamin ganda akhirnya dinyatakan sebagai laki-laki.
Bayi yang tinggal bersama orang tuanya, Tarsian, 35, dan Leni, 29, di rumah bilik panggung sederhana ini bernama Azzahra Nurul Aeni. Petugas Puskesmas Gadog Kecamatan Pasirwangi Yudi Permana mengatakan, kepastian mengenai kelamin Azzahra didasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadapnya. Menurutnya, Azzahra memang sempat menjalani beberapa kali pemeriksaan sejak masih berusia di bawah 10 bulan. “Meski saat itu sudah berkalikali diperiksa, kepastian kelamin Azzahra belum bisa ditentukan karena usianya masih di bawah satu tahun.
Karena sudah lebih dari satu tahun, hormonnya dapat terlihat jelas dan dinyatakan lebih ke arah kelamin lakilaki,” kata Yudi kemarin. Menurut Yudi, pemeriksaan lanjutan terhadap Azzahra mesti dilakukan kembali mengingat penentuan jenis kelamin satu hal yang sangat penting karena menyangkut masa depan seseorang. “Kami dari puskesmas dan aparat pemerintahan dari tingkat RT, RW, hingga kecamatan akan membantu segala proses yang diperlukan.
Misalnya membantu proses Jamkesmas karena memang Azzahra berasal dari kalangan ekonomi kecil,” ungkapnya. Seperti balita lain pada umumnya, Azzahra tumbuh sehat di lingkungan keluarganya. Sewaktu dilahirkan, dia berkelamin perempuan dengan kondisi kesehatan normal dan berat badan 3 kg. Beberapa waktu lalu ayah Azzahra, Tarsian, mengaku tidak menyangka anaknya memiliki kelamin ganda. Buruh cangkul ini baru mengetahui ada kelainan pada kelamin Azzahra setelah anaknya berusia tiga bulan lebih.
“Saat berusia tiga bulan itu, saya kaget ketika istri mengatakan ada kelainan di kelamin anak kami. Ada semacam benjolan tumbuh di atas alat kelamin wanitanya. Bentuknya seperti alat kelamin anak laki-laki,” ungkapnya. Tarsian awalnya tidak berani memeriksakan keanehan kelamin putrinya tersebut. Apalagi dia tidak memiliki cukup uang. “Penghasilan saya sebagai buruh cangkul dalam sehari hanya Rp20.000. Saya khawatir uangnyatidakcukupkalaudibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
Fani ferdiansyah
Bayi yang tinggal bersama orang tuanya, Tarsian, 35, dan Leni, 29, di rumah bilik panggung sederhana ini bernama Azzahra Nurul Aeni. Petugas Puskesmas Gadog Kecamatan Pasirwangi Yudi Permana mengatakan, kepastian mengenai kelamin Azzahra didasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadapnya. Menurutnya, Azzahra memang sempat menjalani beberapa kali pemeriksaan sejak masih berusia di bawah 10 bulan. “Meski saat itu sudah berkalikali diperiksa, kepastian kelamin Azzahra belum bisa ditentukan karena usianya masih di bawah satu tahun.
Karena sudah lebih dari satu tahun, hormonnya dapat terlihat jelas dan dinyatakan lebih ke arah kelamin lakilaki,” kata Yudi kemarin. Menurut Yudi, pemeriksaan lanjutan terhadap Azzahra mesti dilakukan kembali mengingat penentuan jenis kelamin satu hal yang sangat penting karena menyangkut masa depan seseorang. “Kami dari puskesmas dan aparat pemerintahan dari tingkat RT, RW, hingga kecamatan akan membantu segala proses yang diperlukan.
Misalnya membantu proses Jamkesmas karena memang Azzahra berasal dari kalangan ekonomi kecil,” ungkapnya. Seperti balita lain pada umumnya, Azzahra tumbuh sehat di lingkungan keluarganya. Sewaktu dilahirkan, dia berkelamin perempuan dengan kondisi kesehatan normal dan berat badan 3 kg. Beberapa waktu lalu ayah Azzahra, Tarsian, mengaku tidak menyangka anaknya memiliki kelamin ganda. Buruh cangkul ini baru mengetahui ada kelainan pada kelamin Azzahra setelah anaknya berusia tiga bulan lebih.
“Saat berusia tiga bulan itu, saya kaget ketika istri mengatakan ada kelainan di kelamin anak kami. Ada semacam benjolan tumbuh di atas alat kelamin wanitanya. Bentuknya seperti alat kelamin anak laki-laki,” ungkapnya. Tarsian awalnya tidak berani memeriksakan keanehan kelamin putrinya tersebut. Apalagi dia tidak memiliki cukup uang. “Penghasilan saya sebagai buruh cangkul dalam sehari hanya Rp20.000. Saya khawatir uangnyatidakcukupkalaudibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
Fani ferdiansyah
(bbg)