Ledakan Bom di Pakistan, 57 Tewas

Selasa, 04 November 2014 - 17:40 WIB
Ledakan Bom di Pakistan, 57 Tewas
Ledakan Bom di Pakistan, 57 Tewas
A A A
PUNJAB - Sebanyak 57 korban tewas dan 120 lainnya luka-luka akibat ledakan bom di daerah Wagah, perbatasan Pakistan-India, Minggu (2/11) malam. Polisi setempat menduga ini aksi bom bunuh diri.

Kepala Polisi Pakistan Mushtaq Sukhera mengatakan, bom ini meledak di depan sebuah restoran dekat lokasi pemeriksaan militer Pakistan yang terletak di perbatasan Wagah di pinggiran kota. Pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

Sebelumnya polisi menerima laporan intelijen yang menyebutkan akan terjadi ledakan seperti ini. Aksi di basis kekuatan Perdana Menteri Nawaz Sharif tersebut yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Pejabat keamanan senior di Provinsi Punjab, Tahir Javed, mengatakan, di antara para korban tewas terdapat tiga anggota tentara penjaga perbatasan. “Orang yang membawa bom ini gagal melewati pemeriksaan keamanan dan meledakkan dirinya di luar,” ungkap Javed, seperti dilansir Dailymail.

Pihak keamanan India melalui petugas perbatasan di Wagah melaporkan bahwa kemarin situasi dalam keadaan aman. Insiden ledakan ini terjadi saat upacara penurunan bendera dari kedua negara. Akibat insiden ini, keamanan di seluruh kota besar di Pakistan ditingkatkan untuk menghindari serangan terhadap umat muslim Syiah yang melangsungkan perayaan Ashura, ritual keagamaan pada hari ke-10 Muharam untuk memperingati kematian Imam Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.

Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas insiden ledakan ini. “Orang-orang kembali pulang setelah menyaksikan parade penurunan bendera di perbatasan Wagah. Beberapa benda logam juga ditemukan di lokasi ledakan,” ungkap Kepala Polisi Lahore, Amin Wains.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengutuk tindakan ini sebagai sebuah serangan aksi teror seorang pengecut. India pernah menuduh Pakistan telah memberikan dukungan kepada kelompok jihad. Dua negara yang pernah berperang di tiga perang yang berbeda ini telah lama menderita konflik memperebutkan wilayah Kashmir. Wilayah ini diakui kedua negara sebagai hak wilayahnya.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6153 seconds (0.1#10.140)