Golkar Jangan Remehkan Arus Regenerasi
A
A
A
JAKARTA - Dorongan regenerasi di Partai Golkar terus menguat. Mereka mengingatkan Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk tidak membendung arus regenerasi kepemimpinan dalam Musyawarah Nasional (Munas) 2015 karena hanya akan membawa Golkar pada keterpurukan.
“Kalau maju lagi, dia melawan sejarah. Padahal regenerasi sebuah keniscayaan dan saya kira DPD di seluruh Indonesia juga menginginkan itu,” kata Juru Bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga di Jakarta kemarin.
Menurut mantan Ketua Bapilu Golkar itu, Ical harus legawa dan menyadari bahwa di bawah kepemimpinannya perolehan suara partai menurun. Dengan begitu, ke depan ada semangat dan harapan yang sama untuk bisa mengembalikan kejayaan Golkar sebagaimana dalam Pemilu 1999 dan 2004.
“Tak berhasil kok mau maju lagi. Kok tidak legawa, tidak berpikir regenerasi,” ujarnya. Sebelumnya, pada acara Silaturahmi 50 Tahun Partai Golkar dan menyongsong Munas IX Golkar dengan tema “Mewujudkan Visi 2045 melalui Regenerasi Kepemimpinan Partai Golkar”, beberapa tokoh menginisiasi dan mendorong terjadinya regenerasi kepemimpinan di Golkar. Para tokoh yang menjadi inisiator antara lain Agun Gunanjar Sudarsa, Hajriyanto Y Thohari, Airlangga Hartarto, Zainuddin Amali, Melkyas Mekeng, dan Ridwan Mukti. Gerakan tersebut juga didukung Akbar Tanjung, Hafiz Zawawi, Hariyadi Ahmad, Sofyan Mile, Mudjib Rochmat, Fahri Andi Leluasa, Musfihin Dahlan, Abdi Sahido, Mahadi Sinambela, Ibrahim Ambong, dan Irsyad Djuwaeli.
Menurut Agun, pihaknya melihat ke depan populasi dan karakteristik pemilih pada Pemilu 2019 sudah sangat berubah. Sementara di Golkar, khususnya para inisiator, pada 2019 nanti masuk di usia 50-60 tahun. Pada saat yang sama kaderkader yang betul-betul muda secara riil sudah masuk ke parlemen periode 2014-2019 ini.
“Dengan sendirinya perlu dilakukan regenerasi kepemimpinan dalam tubuh Golkar sebagai respons terhadap fenomena pemilih di masyarakat. Regenerasi tersebut merupakan perjalanan Golkar yang harus ditempuh untuk menunjukkan jati dirinya sebagai kekuatan pembaruan dalam pembangunan bangsa,” ungkap Agun.
Gerakan regenerasi tersebut, menurut Agun, akan terus bergerak dari Sabang sampai Merauke, dan tentu dengan dukungan dan restu dari segenap kekuatan elemen partai yang ada dengan sebuah ikhtiar bahwa regenerasi kepemimpinan di Golkar harus ditempuh.
“Dan kami lakukan karena kami sadar sebenarnya putraputri terbaik bangsa lebih banyak berhimpun di tubuh Golkar,” jelasnya. Politikus yang juga tergabung dalam Poros Muda Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, regenerasi dalam Golkar yang jelas sangat penting karena para generasi muda lebih mengalami dan bersentuhan langsung dengan fenomena yang terjadi saat ini dan tantangan ke depan. Meski begitu, kata dia, pihaknya juga menyadari pentingnya kontinuitas.
“Karenanya, ke depan tetap perlu mengambil hal-hal yang baik untuk terus ditingkatkan dan menjadikan hal-hal yang buruk sebagai pembelajaran dari setiap rezim kepemimpinan Golkar sebelumnya,” ungkap dia.
Agus Gumiwang memutuskan untuk ikut bersaing dalam bursa calon ketua umum pada Munas IX yang berlangsung 2015 mendatang. Langkah tersebut diambil menyusul banyaknya masukan dan keluhan terhadap pengelolaan partai oleh rezim saat ini yang dinilai tidak membawa perubahan. Karenanya, diperlukan sebuah terobosan atau perubahan untuk mengembalikan Golkar pada masa kejayaan.
“Saya dengan kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab menyatakan siap untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar,” ujarnya saat launching di Rumah Perubahan kemarin.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono mengatakan, hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam Munas 2015 nanti tak hanya restrukturisasi kepengurusan, tetapi juga perlu melakukan pembenahan organisasi agar dalam proses pengambilan keputusan di Golkar tidak dimonopoli satu-dua orang, kelompok atau komplotan.
Menurut Agung, mengolah keputusan olehsebuahtimkhususmemang bagus, tapi jangan dilupakan mekanisme selanjutnya seperti rapat-rapat harian, rapat pleno, baru kemudian dijadikan keputusan. “Ke depan, siapa pun yang terpilih menjadi ketua umum harus memegang demokratisasi dalam prosesnya,” katanya.
Agung mengklaim dukungan kepadanya terus mengalir untuk maju sebagai ketua umum. Tim pemenangan Agung Laksono (AL) menginformasikan telah mendapatkan dukungan 230 suara DPD seluruh Indonesia. Jumlah tersebut dikabarkan akan terus bertambah seiring dengan persiapan pelaksanaan munas yang rencananya diselenggarakan dua bulan ke depan.
Dian ramadhani/Sucipto/Rahmat sahid
“Kalau maju lagi, dia melawan sejarah. Padahal regenerasi sebuah keniscayaan dan saya kira DPD di seluruh Indonesia juga menginginkan itu,” kata Juru Bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga di Jakarta kemarin.
Menurut mantan Ketua Bapilu Golkar itu, Ical harus legawa dan menyadari bahwa di bawah kepemimpinannya perolehan suara partai menurun. Dengan begitu, ke depan ada semangat dan harapan yang sama untuk bisa mengembalikan kejayaan Golkar sebagaimana dalam Pemilu 1999 dan 2004.
“Tak berhasil kok mau maju lagi. Kok tidak legawa, tidak berpikir regenerasi,” ujarnya. Sebelumnya, pada acara Silaturahmi 50 Tahun Partai Golkar dan menyongsong Munas IX Golkar dengan tema “Mewujudkan Visi 2045 melalui Regenerasi Kepemimpinan Partai Golkar”, beberapa tokoh menginisiasi dan mendorong terjadinya regenerasi kepemimpinan di Golkar. Para tokoh yang menjadi inisiator antara lain Agun Gunanjar Sudarsa, Hajriyanto Y Thohari, Airlangga Hartarto, Zainuddin Amali, Melkyas Mekeng, dan Ridwan Mukti. Gerakan tersebut juga didukung Akbar Tanjung, Hafiz Zawawi, Hariyadi Ahmad, Sofyan Mile, Mudjib Rochmat, Fahri Andi Leluasa, Musfihin Dahlan, Abdi Sahido, Mahadi Sinambela, Ibrahim Ambong, dan Irsyad Djuwaeli.
Menurut Agun, pihaknya melihat ke depan populasi dan karakteristik pemilih pada Pemilu 2019 sudah sangat berubah. Sementara di Golkar, khususnya para inisiator, pada 2019 nanti masuk di usia 50-60 tahun. Pada saat yang sama kaderkader yang betul-betul muda secara riil sudah masuk ke parlemen periode 2014-2019 ini.
“Dengan sendirinya perlu dilakukan regenerasi kepemimpinan dalam tubuh Golkar sebagai respons terhadap fenomena pemilih di masyarakat. Regenerasi tersebut merupakan perjalanan Golkar yang harus ditempuh untuk menunjukkan jati dirinya sebagai kekuatan pembaruan dalam pembangunan bangsa,” ungkap Agun.
Gerakan regenerasi tersebut, menurut Agun, akan terus bergerak dari Sabang sampai Merauke, dan tentu dengan dukungan dan restu dari segenap kekuatan elemen partai yang ada dengan sebuah ikhtiar bahwa regenerasi kepemimpinan di Golkar harus ditempuh.
“Dan kami lakukan karena kami sadar sebenarnya putraputri terbaik bangsa lebih banyak berhimpun di tubuh Golkar,” jelasnya. Politikus yang juga tergabung dalam Poros Muda Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, regenerasi dalam Golkar yang jelas sangat penting karena para generasi muda lebih mengalami dan bersentuhan langsung dengan fenomena yang terjadi saat ini dan tantangan ke depan. Meski begitu, kata dia, pihaknya juga menyadari pentingnya kontinuitas.
“Karenanya, ke depan tetap perlu mengambil hal-hal yang baik untuk terus ditingkatkan dan menjadikan hal-hal yang buruk sebagai pembelajaran dari setiap rezim kepemimpinan Golkar sebelumnya,” ungkap dia.
Agus Gumiwang memutuskan untuk ikut bersaing dalam bursa calon ketua umum pada Munas IX yang berlangsung 2015 mendatang. Langkah tersebut diambil menyusul banyaknya masukan dan keluhan terhadap pengelolaan partai oleh rezim saat ini yang dinilai tidak membawa perubahan. Karenanya, diperlukan sebuah terobosan atau perubahan untuk mengembalikan Golkar pada masa kejayaan.
“Saya dengan kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab menyatakan siap untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar,” ujarnya saat launching di Rumah Perubahan kemarin.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono mengatakan, hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam Munas 2015 nanti tak hanya restrukturisasi kepengurusan, tetapi juga perlu melakukan pembenahan organisasi agar dalam proses pengambilan keputusan di Golkar tidak dimonopoli satu-dua orang, kelompok atau komplotan.
Menurut Agung, mengolah keputusan olehsebuahtimkhususmemang bagus, tapi jangan dilupakan mekanisme selanjutnya seperti rapat-rapat harian, rapat pleno, baru kemudian dijadikan keputusan. “Ke depan, siapa pun yang terpilih menjadi ketua umum harus memegang demokratisasi dalam prosesnya,” katanya.
Agung mengklaim dukungan kepadanya terus mengalir untuk maju sebagai ketua umum. Tim pemenangan Agung Laksono (AL) menginformasikan telah mendapatkan dukungan 230 suara DPD seluruh Indonesia. Jumlah tersebut dikabarkan akan terus bertambah seiring dengan persiapan pelaksanaan munas yang rencananya diselenggarakan dua bulan ke depan.
Dian ramadhani/Sucipto/Rahmat sahid
(bbg)