Soegeng Sarjadi Dikebumikan di Sukabumi
A
A
A
SUKABUMI - Tokoh nasional sekaligus mantan anggota MPR RI, Soegeng Sarjadi, mengembuskan napas terakhirnya di RS Petra Medika Sentul, Bogor, Jawa Barat, kemarin pukul 09.05 WIB.
Almarhum yang meninggal dunia dalam usia 72 tahun itu dikebumikan di kawasan Selabintana, tepatnya di Kampung Nagrog, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemarin sore. Jenazah CEO Kodel Group itutibadiSelabintanapada pukul 15.30 WIB dengan diangkut mobil jenazah milik RS Petra Medika, Bogor.
Sebelum dikebumikan, jenazah pendiri lembaga riset Soegeng Sarjadi Syndicate tersebut terlebih dahulu disemayamkan di Mesjid Assholihin di kawasan vila milik almarhum yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 2.000 m2. Setelah disalatkan, jenazah Soegeng dimakamkan di sebidang tanah yang letaknya tepat di depan mesjid. Di tempat yang tertutup pagar ini, jenazah Soegeng dikebumikan tepat di samping makam mertuanya. Isak tangis istri almarhum, Dewi Solihat, lima anaknya, serta kerabat dan sahabat almarhum turut mewarnai prosesi pemakaman.
Sejumlah sahabat yang menghadiri pemakaman itu di antaranya mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Abdul Latief, mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, serta Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh. Turut hadir pula Wali Kota Sukabumi M Muraz dan para pejabat muspida Kota dan Kabupaten Sukabumi. Menurut anak keempat Soegeng, dr Neng Silvia Carolina, sebelum wafat, Soegeng yang dikenalnya sebagai figur bapak yang bijak ini menjalani masa pemulihan selama satu pekan di vila.
Sepulang dari tempat itu, Soegeng akhirnya dirawat di RS Petra Medika, Bogor, hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir. Saat menjalani perawatan di rumah sakit, Soegeng sempat memaksa untuk kembali pulang ke rumahnya di Depok. Namun karena kondisinya sangat memprihatinkan, almarhum yang dinyatakan menderita kanker tiroid itu terpaksa harus menjalani perawatan. “Jauh hari sebelumnya Papah sudah berpesan ingin dimakamkan di sini (vila),” ujar Silvia.
Sementara itu, Abdul Latief mengaku sangat kehilangan figur sahabatnya tersebut. Menurut mantan menteri era Soeharto itu, Soegeng merupakan seorang aktivis pemberani. “Beliau adalah sahabat saya sejak menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam. Kenangan yang tidak bisa saya lupakan adalah ketika beliau turut terlibat pada aksi unjuk rasa di Unpad (Universitas Padjadjaran),” tuturnya.
Wali Kota Sukabumi M Muraz mengatakan, sejak satu tahun terakhir ini Soegeng menetap di Sukabumi. Kehadirannya ini sangat memengaruhi gaya kepemimpinan Muraz dalam menjabat wali kota Sukabumi.
Toni kamajaya
Almarhum yang meninggal dunia dalam usia 72 tahun itu dikebumikan di kawasan Selabintana, tepatnya di Kampung Nagrog, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemarin sore. Jenazah CEO Kodel Group itutibadiSelabintanapada pukul 15.30 WIB dengan diangkut mobil jenazah milik RS Petra Medika, Bogor.
Sebelum dikebumikan, jenazah pendiri lembaga riset Soegeng Sarjadi Syndicate tersebut terlebih dahulu disemayamkan di Mesjid Assholihin di kawasan vila milik almarhum yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 2.000 m2. Setelah disalatkan, jenazah Soegeng dimakamkan di sebidang tanah yang letaknya tepat di depan mesjid. Di tempat yang tertutup pagar ini, jenazah Soegeng dikebumikan tepat di samping makam mertuanya. Isak tangis istri almarhum, Dewi Solihat, lima anaknya, serta kerabat dan sahabat almarhum turut mewarnai prosesi pemakaman.
Sejumlah sahabat yang menghadiri pemakaman itu di antaranya mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Abdul Latief, mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, serta Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh. Turut hadir pula Wali Kota Sukabumi M Muraz dan para pejabat muspida Kota dan Kabupaten Sukabumi. Menurut anak keempat Soegeng, dr Neng Silvia Carolina, sebelum wafat, Soegeng yang dikenalnya sebagai figur bapak yang bijak ini menjalani masa pemulihan selama satu pekan di vila.
Sepulang dari tempat itu, Soegeng akhirnya dirawat di RS Petra Medika, Bogor, hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir. Saat menjalani perawatan di rumah sakit, Soegeng sempat memaksa untuk kembali pulang ke rumahnya di Depok. Namun karena kondisinya sangat memprihatinkan, almarhum yang dinyatakan menderita kanker tiroid itu terpaksa harus menjalani perawatan. “Jauh hari sebelumnya Papah sudah berpesan ingin dimakamkan di sini (vila),” ujar Silvia.
Sementara itu, Abdul Latief mengaku sangat kehilangan figur sahabatnya tersebut. Menurut mantan menteri era Soeharto itu, Soegeng merupakan seorang aktivis pemberani. “Beliau adalah sahabat saya sejak menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam. Kenangan yang tidak bisa saya lupakan adalah ketika beliau turut terlibat pada aksi unjuk rasa di Unpad (Universitas Padjadjaran),” tuturnya.
Wali Kota Sukabumi M Muraz mengatakan, sejak satu tahun terakhir ini Soegeng menetap di Sukabumi. Kehadirannya ini sangat memengaruhi gaya kepemimpinan Muraz dalam menjabat wali kota Sukabumi.
Toni kamajaya
(ars)