Moeldoko Tegaskan Tak Ada Toleransi Demi Kedaulatan Negara
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, TNI akan menindak tegas setiap pesawat asing yang memasuki wilayah Indonesia tanpa izin. Hal itu dilakukan demi menjaga kedaulatan NKRI.
"Dalam konteks menjaga dan meningkatkan kedaulatan negara, tidak ada toleransi bagi pihak asing," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (30/10/2014).
Moeldoko menjelaskan, TNI memiliki tanggung jawab untuk menjaga pertahanan dari pihak luar, baik wilayah darat, laut maupun udara.
Ia pun mengaku, dalam pertemuan tahunan antara panglima angkatan bersenjata RI dengan Singapura mendapatkan pertanyaan terkait pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia.
"Saya sampaikan, bagi kami kedaulatan adalah segala-galanya. Jadi, kalau ada yang masuk tanpa izin, akan kami turunkan secara paksa," kata Moeldoko.
Atas tanggapannya tersebut, Moeldoko yakin, negara-negara tetangga memahami langkah yang ditempuh TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
"Kami memang memaksa untuk menurunkan pesawat. Kalau tidak tegas maka akan jadi mainan. Dalam konteks menegakkan kedaulatan, tak ada toleransi," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu 22 Oktober 2014, TNI AU memaksa mendarat pesawat sipil asing dengan nomor penerbangan VHR5S yang diawaki dua orang berkewarganegaraan Australia dengan pilot Jackline Paul dan Co Pilot Micheline Richard. Pesawat itu berangkat dari Darwin dengan tujuan Filipina.
"Dalam konteks menjaga dan meningkatkan kedaulatan negara, tidak ada toleransi bagi pihak asing," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (30/10/2014).
Moeldoko menjelaskan, TNI memiliki tanggung jawab untuk menjaga pertahanan dari pihak luar, baik wilayah darat, laut maupun udara.
Ia pun mengaku, dalam pertemuan tahunan antara panglima angkatan bersenjata RI dengan Singapura mendapatkan pertanyaan terkait pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia.
"Saya sampaikan, bagi kami kedaulatan adalah segala-galanya. Jadi, kalau ada yang masuk tanpa izin, akan kami turunkan secara paksa," kata Moeldoko.
Atas tanggapannya tersebut, Moeldoko yakin, negara-negara tetangga memahami langkah yang ditempuh TNI dalam menjaga kedaulatan negara.
"Kami memang memaksa untuk menurunkan pesawat. Kalau tidak tegas maka akan jadi mainan. Dalam konteks menegakkan kedaulatan, tak ada toleransi," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu 22 Oktober 2014, TNI AU memaksa mendarat pesawat sipil asing dengan nomor penerbangan VHR5S yang diawaki dua orang berkewarganegaraan Australia dengan pilot Jackline Paul dan Co Pilot Micheline Richard. Pesawat itu berangkat dari Darwin dengan tujuan Filipina.
(kri)