Sleman Revitalisasi Lima Candi
A
A
A
SLEMAN - Pemkab Sleman tahun ini melakukan akan merevitalisasi lima candi yang ada di Kalasan dan Prambanan, yaitu, Candi Sambisari, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Barong, dan Candi Ijo.
Selain renovasi atau penataan, revitalisasi ini juga mendukung destinasi wisata di Sleman. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman AA Ayu Laksmi Dewi mengatakan, untuk kepentingan itu, pihaknya sekarang melakukan penataan, baik yang ada di dalam kompleks candi maupun infrastruktur pendukungnya, terutama akses menuju kawasan candi. ”Kami harapkan kegiatan ini dapat selesai tahun ini,” ungkap Ayu, kemarin. Setelah revitalisasi selesai, kata dia, nanti akan ada penerapan baru bagi pengunjung ke candi-candi itu, yakni akan ada penarikan retribusi.
Sementara selama revitalisasi berlangsung, pengunjung belum dikenakan retribusi. ”Saat ini mereka hanya diminta mengisi buku pengunjung yang ada di pintu masuk penjagaan candi,” katanya. Menurut Ayu, meski candicandi itu masih dalam tahap revitalisasi, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat. Mereka yang datang bukan hanya dari wisatawan domestik, tapi juga mancanegara sehingga setelah selesai revitalisasi dipastikan jumlah pengunjung akan semakin banyak. ”Dari catatan yang ada di buku pengunjung, warga yang mendatangi candi-candi itu sangat banyak. Misalnya, di Candi Ijo rata-rata sebulan ada 3.000 pengunjung,” ujarnya.
Ayu mengungkapkan, selain revitalisasi, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah promosi tempat-tempat itu. Dengan begitu, wisatawan tidak hanya mengenal Candi Prambanan dan Ratu Boko, tapi juga candi-candi tersebut. ”Itu yang sedang kami lakukan sekarang,” katanya. Kabid Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisional (PBNT) Disbudpar Sleman Siswanto menambahkan, penataan candicandi itu sekaligus menjaga serta melestarikan tempat-tempat tersebut sebagai cagar budaya.
Ketua DPRD Sleman Haris Sugiharta sangat mendukung program pemkab ini. Apalagi revitalisasi itu bukan hanya menata dan menjaga cagar budaya, tapi juga guna mendukung destinasi wisata. Terutama berhubungan dengan sejarah termasuk kesejahteraan warga. Karena itu, program ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak. ”Meskipun begitu, revitalisasi juga harus tetap memperhatikan lingkungan dan melibatkan warga,” katanya.
Priyo setyawan
Selain renovasi atau penataan, revitalisasi ini juga mendukung destinasi wisata di Sleman. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman AA Ayu Laksmi Dewi mengatakan, untuk kepentingan itu, pihaknya sekarang melakukan penataan, baik yang ada di dalam kompleks candi maupun infrastruktur pendukungnya, terutama akses menuju kawasan candi. ”Kami harapkan kegiatan ini dapat selesai tahun ini,” ungkap Ayu, kemarin. Setelah revitalisasi selesai, kata dia, nanti akan ada penerapan baru bagi pengunjung ke candi-candi itu, yakni akan ada penarikan retribusi.
Sementara selama revitalisasi berlangsung, pengunjung belum dikenakan retribusi. ”Saat ini mereka hanya diminta mengisi buku pengunjung yang ada di pintu masuk penjagaan candi,” katanya. Menurut Ayu, meski candicandi itu masih dalam tahap revitalisasi, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat. Mereka yang datang bukan hanya dari wisatawan domestik, tapi juga mancanegara sehingga setelah selesai revitalisasi dipastikan jumlah pengunjung akan semakin banyak. ”Dari catatan yang ada di buku pengunjung, warga yang mendatangi candi-candi itu sangat banyak. Misalnya, di Candi Ijo rata-rata sebulan ada 3.000 pengunjung,” ujarnya.
Ayu mengungkapkan, selain revitalisasi, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah promosi tempat-tempat itu. Dengan begitu, wisatawan tidak hanya mengenal Candi Prambanan dan Ratu Boko, tapi juga candi-candi tersebut. ”Itu yang sedang kami lakukan sekarang,” katanya. Kabid Peninggalan Budaya dan Nilai Tradisional (PBNT) Disbudpar Sleman Siswanto menambahkan, penataan candicandi itu sekaligus menjaga serta melestarikan tempat-tempat tersebut sebagai cagar budaya.
Ketua DPRD Sleman Haris Sugiharta sangat mendukung program pemkab ini. Apalagi revitalisasi itu bukan hanya menata dan menjaga cagar budaya, tapi juga guna mendukung destinasi wisata. Terutama berhubungan dengan sejarah termasuk kesejahteraan warga. Karena itu, program ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak. ”Meskipun begitu, revitalisasi juga harus tetap memperhatikan lingkungan dan melibatkan warga,” katanya.
Priyo setyawan
(ars)