Marwan Jafar, Menteri Santri dari Pati

Senin, 27 Oktober 2014 - 19:17 WIB
Marwan Jafar, Menteri...
Marwan Jafar, Menteri Santri dari Pati
A A A
JAKARTA - Nama Marwan Jafar lumayan populer di Dapil III Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Pati, Rembang, Blora dan Grobogan.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berhasil meraup suara terbanyak di antara calon-calon anggota DPR RI dari berbagai partai politik yang bertarung di Dapil III Jateng saat gawe Pileg April 2014 lalu.

Suara yang berhasil dikumpulkan alumni MA Matholiul Falah dan Ponpes Maslakul Huda asuhan Rais Aam PBNU almarhum KH Sahal Mahfudz ini tembus 100 ribu suara.

Marwan Jafar merupakan putra daerah Kabupaten Pati, tepatnya RT 4 RW 2 Desa Dukuhseti Kecamatan Dukuh Seti. Desa tempat lahir Marwan tergolong kawasan pinggiran. Sebab lokasinya memang berada di ujung utara Kabupaten Pati yang hampir berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jepara.

Meski berasal dari kawasan pinggiran, namun putra pertama dari lima bersaudara pasangan petani H Jafar Sidik dan Hj Siti Aminah ini berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI, sejak gawe pileg 2004, 2009 dan 2014.

Prestasi ini tergolong istimewa. Sebab pertama kali berkeinginan menjadi anggota legislatif, pria kelahiran 12 Maret 1971 ini langsung bertarung di level DPR RI. Dengan kata lain tidak merangkak dulu dari DPRD kabupaten atau provinsi.

Ketua DPC PKB Kabupaten Pati Muhammadun mengatakan torehan suara yang diraih Marwan Jafar ini wajar. Sebab Marwan memang rajin turun ke bawah.

Jika ada waktu luang, politikus asal Desa Dukuhseti Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati ini selalu menyapa konstituennya. Marwan juga rajin sowan ke para kiai yang ada di empat kabupaten tersebut.

“Makanya tak salah kalau warga Pati dan sekitarnya familiar dan memilih Pak Marwan sebagai wakilnya di DPR RI,” kata Muhammadun yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pati ini, Senin (27/10/2014).

Muhammadun berharap Marwan Jafar yang dilantik sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal. Dia juga berharap Marwan tidak hanya memperhatikan daerah tertinggal saja, namun juga kawasan pinggiran seperti Pati dan sekitarnya.

“Sejauh ini Pak Marwan sudah berkontribusi bagi daerah. Semoga setelah jadi menteri kontribusinya lebih besar lagi,” harapnya.

Saat masa kuliah di UII Yogyakarta, Marwan bergelut dalam dunia pergerakan dengan bergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia bahkan pernah menjadi Ketua Cabang PMII Yogyakarta.

Usai mendapat gelar sarjana, Marwan pulang ke Pati dan bergabung dengan Forum Informasi dan Kajian Sosial (FIKSI), yang dipimpin Pengasuh Pondok Pesantren Putri Roudlatul At Thohiriyah Kajen, Pati KH Muadz Thohir.

Dia pernah menceburkan diri dalam Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Indonesia (Jampi) pada masa-masa awal reformasi.

“Kalau soal bekal intelektual Pak Marwan mumpuni. Dia juga suka menuliskan pemikiran dan analisanya. Jadi bekal awal sudah lebih dari cukup,” ucap salah seorang kawan karib Marwan Jafar asal Kabupaten Pati Mussalam Mas'ul.

Menurut Mussalam, Marwan termasuk sosok yang tidak lupa dengan nilai-nilai yang membesarkannya. Hingga kini, Mussalam menilai meski sudah menjadi politikus kelas nasional, Marwan masih kuat memegang teguh nilai-nilai pesantren.

Nilai-nilai itu berusaha diwujudkan dalam kehidupannya. “Jadi meski elite tapi tetap santri. Atau bisa juga dibalik santri tapi tidak elitis,” tandasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1419 seconds (0.1#10.140)