TPO di Jakarta Barat Tak Terawat

Senin, 27 Oktober 2014 - 17:29 WIB
TPO di Jakarta Barat Tak Terawat
TPO di Jakarta Barat Tak Terawat
A A A
JAKARTA - Tempat penyeberangan orang (TPO) bawah tanah di Taman Sari, Jakarta Barat, kondisinya sangat memprihatinkan.

Banyak sampah berserakan, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di mana-mana hingga puluhan pedagang kaki lima (PKL) makin membuat kumuh TPO yang beroperasi sejak 2008 lalu itu. Berdasarkan pantauan, TPO yang menghubungkan Museum Bank Mandiri menuju Stasiun Jakarta Kota itu memang tidak terawat. Bahkan kondisi bangunannya seperti lantai keramik dan dinding penuh noda hitam serta banyak juga keramik yang hilang.

Yopie, 23, pedagang roti di TPO itu, mengatakan kondisi TPO yang kumuh sudah lama terjadi. Padahal, setiap hari dia dipungut biaya retribusi sebesar Rp55.000, perinciannya Rp50.000 untuk petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Rp5.000 untuk biaya kebersihan.

Menurut dia, biaya tersebut sangat memberatkan karena penghasilan bersih Rp100.000 perhari dibagi dua pekerja. ”Kalau dagang dari pukul 06.30 hingga 18.00 WIB dikenai biaya Rp150.000. Kalau dari pukul 14.00 hingga 18.00 WIB itu Rp50.000,” ujar Yopie saat ditemui di TPO Taman Sari kemarin.

Pengguna TPO, Sulastri, 43, mengaku terganggu dengan banyaknya PKL dan PMKS yang ada. Sebab dalam menjajakan dagangannya mereka sering memaksa untuk membelinya, begitu juga dengan PMKS. Selain itu para PKL yang berada di depan Museum Bank Mandiri juga sangat mengganggu pejalan kaki. ”Saya harap akses menuju TPO segera ditertibkan. Seharusnya bisa dilintasi empat orang sekarang hanya satu. Jadi kita sering berhenti untuk memberi ruang lewat pejalan kaki yang keluar dari TPO,” kata Sulastri yang tinggal di Tambora, Jakarta Barat.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar berjanji segera memperbaiki dan meningkatkan pengawasan di TPO tersebut. ”Kami sedang menyusun kerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola TPO itu. Kami sudah mendapatkan pihak ketiga tersebut dan kami tengah mencari aturan mainnya,” ujarnya.

Dia mengakui saat ini TPO tersebut banyak dipenuhi para PKL. Namun hal itu terjadi ketika hari libur saja, yaitu saat terjadi peningkatan pengunjung yang memancing keberadaan PKL. Meski sempat kaget ketika ditanya soal retribusi PKL ke petugas Dishub, Akbar menjelaskan biaya retribusi tersebut digunakan untuk membayar petugas cleaning service . Namun dia tidak menyebutkan jumlah petugas cleaning service dan jumlah para PKL yang beroperasi di TPO Taman Sari.

Bima setiyadi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4842 seconds (0.1#10.140)