Kenya Dominasi Jakarta Marathon
A
A
A
JAKARTA - Pelari asal Kenya mendominasi Mandiri Jakarta Marathon 2014 yang digelar di Silang Barat Daya Monas, Jakarta Pusat, kemarin.Mereka menguasai kelas full marathon dan half marathon terbuka, baik kelompok pria maupun wanita.
Kejuaraan yang diikuti 43 negara itu terbagi menjadi empat kategori, yakni full marathon dengan panjang lintasan 42 km, half marathon (21 km), 10 km, dan 5 km. Setiap kategori itu dibagi untuk kelompok pria dan wanita. Di samping itu ada juga kelas terbuka dan nasional.
Pada kategori terbuka full marathon kelompok pria, panitia memiliki 5 pelari tercepat. Posisi pertama/tercepat diraih Julius Seurei dengan waktu 2 jam 14 menit 51 detik, kedua Kennedy Liken Kipro dengan waktu 2:16:47, ketiga Yusuf Sowgoka 2:23:10, keempat Nixon Kipkoech Machicim 2:25:50, dan kelima Itillary Kipchicih Kiwutai dengan waktu tempuh 2:30:27.
Di kategori terbuka full marathon kelompok wanita terdapat 3 pemenang. Pemenang pertama Nyansikera Winfridah dengan waktu 2:40:25, diikuti Mercy Jemutai 2:43:17 dan Elizabeth Jenuyut Chemweko 2:43:44.
Selanjutnya kategori half marathon pria kembali dikuasai pelari asal Kenya. Podium pertama diraih Joseph Nwangi Ngare 1:04:24, posisi kedua Silas Muturi Gmchori 1:06:16, dan ketiga Collins Kipkorin 1:11:13.
Kategori half marathon wanita lagi-lagi dimenangi pelari dari Kenya. Juara pertama Peninan Kigen dengan catatan waktu 1:14:24, diikuti Edinan Koech 1:18:00 dan Jacline Taziro 1:31:20.
Para pemenang itu mendapatkan hadiah uang tunai ratusan juta rupiah. Pemenang pertama full marathon Rp250 juta. Di samping itu para pemenang mendapatkan hadiah dari sponsor lainnya.
Hadiah diserahkan Chairman Jakarta Marathon Sapta Nirwandar dan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin. Turut hadir juga sejumlah pejabat teras dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pejabat dari Pemprov DKI Jakarta.
Sapta Nirwandar mengungkapkan, pelaksanaan Jakarta Marathon 2014ini diikuti 43 negara, di antaranya Kenya, Jepang, Singapura, Malaysia, beberapa negara Eropa dan Amerika. Secara keseluruhan jumlah peserta maraton kelas dunia yang kedua kali digelar ini sebanyak 15.400 orang.
Menurutnya, Jakarta Marathon bukan sekadar perlombaan lari yang diikuti sejumlah pelari kelas dunia. Lebih dari itu, event ini untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia terutama Jakarta ke mata internasional. ”Semakin sering event seperti ini, semakin besar efek yang didapatkan Indonesia. Pariwisata akan terkenal luas,” kata Sapta Nirwandar seusai penyerahan hadiah Jakarta Marathon kemarin.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu menjelaskan, Jakarta Marathon kedua ini lebih rapi dibandingkan yang sebelumnya. Di sekitar Monas lintasan pelari sudah dibatasi dengan penonton. Saat start maupun finis, pelari tidak terganggu kerumunan penonton yang ingin melihat dari dekat.
Adapun pada lintasan di luar area Monas, panitia belum dapat mensterilkan lokasinya dari masyarakat, kecuali kendaraan. ”Tinggal masalah ini yang perlu kita selesaikan tahun depan agar Jakarta Marathon ini bisa lebih sukses lagi tahun mendatang,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Arie Budhiman mengklaim telah menambah kualitas dan kuantitas acara. Tahun ini di sepanjang rute lari terdapat 20 panggung hiburan, sebelumnya cuma 17 panggung.
Di sekitar Monas terdapat festival dan karnaval Jakarta Marathon yang melibatkan 600 seniman. Baik itu penari, musisi maupun lainnya. ”Kita melihat memang sekarang juga lebih kombinasi antara kesenian tradisi sama kesenian kontemporer. Ada jazz, percusion, marching band, ada DJ. Jadi lebih beragam,” ungkapnya.
Arie menyebutkan, konsep sport tourism yang diusung Jakarta Marathon mencoba mengombinasikan prestasi dengan lari yang sifatnya fun dan rekreasi. Hal itu yang membedakan Jakarta Marathon dengan seri-seri maraton yang lain di dunia. ”Kita konsepnya adalah festival city marathon itu dengan festival budaya,” terangnya.
Tahun ini Jakarta disemarakkan berbagai macam festival sepanjang tahun. Festival-festival itu akan menjadi daya tarik dan orang akan datang. Para peserta lari akan melewati ikon-ikon Kota Jakarta seperti Masjid Istiqlal, Museum Nasional, Gereja Katedral, Gedung Kesenin Jakarta, Senayan, Jalan MH Thamrin, dan melintas di depan kawasan Masjid Al-Azhar.
Ilham safutra
Kejuaraan yang diikuti 43 negara itu terbagi menjadi empat kategori, yakni full marathon dengan panjang lintasan 42 km, half marathon (21 km), 10 km, dan 5 km. Setiap kategori itu dibagi untuk kelompok pria dan wanita. Di samping itu ada juga kelas terbuka dan nasional.
Pada kategori terbuka full marathon kelompok pria, panitia memiliki 5 pelari tercepat. Posisi pertama/tercepat diraih Julius Seurei dengan waktu 2 jam 14 menit 51 detik, kedua Kennedy Liken Kipro dengan waktu 2:16:47, ketiga Yusuf Sowgoka 2:23:10, keempat Nixon Kipkoech Machicim 2:25:50, dan kelima Itillary Kipchicih Kiwutai dengan waktu tempuh 2:30:27.
Di kategori terbuka full marathon kelompok wanita terdapat 3 pemenang. Pemenang pertama Nyansikera Winfridah dengan waktu 2:40:25, diikuti Mercy Jemutai 2:43:17 dan Elizabeth Jenuyut Chemweko 2:43:44.
Selanjutnya kategori half marathon pria kembali dikuasai pelari asal Kenya. Podium pertama diraih Joseph Nwangi Ngare 1:04:24, posisi kedua Silas Muturi Gmchori 1:06:16, dan ketiga Collins Kipkorin 1:11:13.
Kategori half marathon wanita lagi-lagi dimenangi pelari dari Kenya. Juara pertama Peninan Kigen dengan catatan waktu 1:14:24, diikuti Edinan Koech 1:18:00 dan Jacline Taziro 1:31:20.
Para pemenang itu mendapatkan hadiah uang tunai ratusan juta rupiah. Pemenang pertama full marathon Rp250 juta. Di samping itu para pemenang mendapatkan hadiah dari sponsor lainnya.
Hadiah diserahkan Chairman Jakarta Marathon Sapta Nirwandar dan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin. Turut hadir juga sejumlah pejabat teras dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pejabat dari Pemprov DKI Jakarta.
Sapta Nirwandar mengungkapkan, pelaksanaan Jakarta Marathon 2014ini diikuti 43 negara, di antaranya Kenya, Jepang, Singapura, Malaysia, beberapa negara Eropa dan Amerika. Secara keseluruhan jumlah peserta maraton kelas dunia yang kedua kali digelar ini sebanyak 15.400 orang.
Menurutnya, Jakarta Marathon bukan sekadar perlombaan lari yang diikuti sejumlah pelari kelas dunia. Lebih dari itu, event ini untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia terutama Jakarta ke mata internasional. ”Semakin sering event seperti ini, semakin besar efek yang didapatkan Indonesia. Pariwisata akan terkenal luas,” kata Sapta Nirwandar seusai penyerahan hadiah Jakarta Marathon kemarin.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu menjelaskan, Jakarta Marathon kedua ini lebih rapi dibandingkan yang sebelumnya. Di sekitar Monas lintasan pelari sudah dibatasi dengan penonton. Saat start maupun finis, pelari tidak terganggu kerumunan penonton yang ingin melihat dari dekat.
Adapun pada lintasan di luar area Monas, panitia belum dapat mensterilkan lokasinya dari masyarakat, kecuali kendaraan. ”Tinggal masalah ini yang perlu kita selesaikan tahun depan agar Jakarta Marathon ini bisa lebih sukses lagi tahun mendatang,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Arie Budhiman mengklaim telah menambah kualitas dan kuantitas acara. Tahun ini di sepanjang rute lari terdapat 20 panggung hiburan, sebelumnya cuma 17 panggung.
Di sekitar Monas terdapat festival dan karnaval Jakarta Marathon yang melibatkan 600 seniman. Baik itu penari, musisi maupun lainnya. ”Kita melihat memang sekarang juga lebih kombinasi antara kesenian tradisi sama kesenian kontemporer. Ada jazz, percusion, marching band, ada DJ. Jadi lebih beragam,” ungkapnya.
Arie menyebutkan, konsep sport tourism yang diusung Jakarta Marathon mencoba mengombinasikan prestasi dengan lari yang sifatnya fun dan rekreasi. Hal itu yang membedakan Jakarta Marathon dengan seri-seri maraton yang lain di dunia. ”Kita konsepnya adalah festival city marathon itu dengan festival budaya,” terangnya.
Tahun ini Jakarta disemarakkan berbagai macam festival sepanjang tahun. Festival-festival itu akan menjadi daya tarik dan orang akan datang. Para peserta lari akan melewati ikon-ikon Kota Jakarta seperti Masjid Istiqlal, Museum Nasional, Gereja Katedral, Gedung Kesenin Jakarta, Senayan, Jalan MH Thamrin, dan melintas di depan kawasan Masjid Al-Azhar.
Ilham safutra
(ars)